Hodak dikenal disiplin, taktis, dan mampu membangun mental juara. Dengan pencapaian dua musim beruntun membawa Persib Bandung juara maka tak berlebihan jika Hodak dinilai pantas memimpin Timnas Indonesia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Nama kedua yang layak duduk di kursi pelatih Timnas Indonesia adalah Bernardo Tavares, mantan pelatih PSM Makassar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Selama menukangi PSM, pahatan Bernardo Tavares terbilang kinclong. Pada musim 2022/2023, ia sukses mempersembahkan gelar Liga 1 bagi warga Sulawesi Selatan. Di momen ini pula pelatih asal Portugal itu dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Selanjutnya ada Maurício Souza, pelatih Persija Jakarta yang tengah membawa timnya bersaing di papan atas BRI Super League. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)
Visi taktiknya modern dan ofensif, cocok untuk skuad Garuda yang punya banyak pemain kreatif. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Apabila PSSI ingin terus menjaga pengaruh Belanda dalam tim, Jan Olde Riekerink dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dipertimbangkan. Sejak kedatangannya di Dewa United pada tahun 2023, ia berhasil membawa klub yang berlokasi di Serang, Banten, untuk bersaing di posisi atas BRI Super League. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Jan Olde Riekerink memiliki pengalaman yang mengesankan, termasuk saat ia melatih Galatasaray, dan dikenal sebagai pelatih yang mampu menciptakan permainan yang terstruktur dan efisien. Selain itu, ia juga memahami karakteristik pemain diaspora Indonesia yang sebagian besar memiliki keturunan Belanda. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Yang terakhir ada nama Jean-Paul van Gastel juru taktik PSIM Yogyakarta. Di tangan pelatih asal Belanda ini, PSIM yang baru promosi justru tampil menggila di papan atas klasemen. (Bola.com/Abdul Aziz)
Rekam jejaknya tak main-main, Van Gastel adalah mantan asisten pelatih Besiktas, eks pelatih Guangzhou City dan NAC Breda. Punya pengalaman mumpuni dan filosofi sepak bola menyerang membuat Van Gastel bisa jadi opsi realistis bagi PSSI. (Bola.com/Abdul Aziz)