Kisah Jonjo Shelvey Eks Liverpool dan Newcastle yang Hijrah ke Timur Tengah: Bukan karena Uang, tapi Tak Ingin Anak Tumbuh di Inggris

Eks gelandang Timnas Inggris, Jonjo Shelvey, kini memulai babak baru dalam kariernya, jauh dari sorotan Premier League.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 18 Oktober 2025, 06:30 WIB
Jonjo Shelvey. (AFP/Paul Barker)

Bola.com, Jakarta - Eks gelandang Timnas Inggris, Jonjo Shelvey, kini memulai babak baru dalam kariernya, jauh dari sorotan Premier League. Pemain berusia 33 tahun itu kini bermain untuk Arabian Falcons, klub kasta ketiga Liga Uni Emirat Arab.

Nama Shelvey sempat viral di media sosial setelah dirinya gagal mengeksekusi penalti dalam laga melawan Al Fath di Stadion Jebel Ali Shooting Club.

Advertisement

Hanya sekitar 75 penonton hadir di pertandingan tersebut, kontras dengan atmosfer megah yang dulu ia rasakan di Liverpool, Swansea City, dan Newcastle United.

Namun, Shelvey menegaskan komentar publik yang menuduhnya pindah demi uang sama sekali tidak benar.

“Saya sudah lihat komentar orang-orang bilang saya ke sini demi uang. Saya berpikir, uang apa? Tidak ada uang di Divisi Dua UEA,” ujarnya kepada media Inggris.

“Rata-rata gaji pemain di sini sekitar 2.000 pound per bulan. Dibandingkan dengan apa yang saya hasilkan sepanjang karier, itu tidak ada apa-apanya. Bahkan saudara saya yang kerja di hotel di London mendapat lebih banyak. Jadi jelas ini bukan tentang uang.”

Jonjo Shelvey mengaku sempat dua bulan tanpa klub setelah gagal menjalani uji coba di Hull City karena cedera hamstring. Namun, tawaran datang dari Harry Agombar, pelatih Arabian Falcons yang juga teman masa kecilnya, untuk ikut membantu membangun klub tersebut di Dubai.

 
 

Alasan Pindah: Saya Tak Ingin Anak-Anak Saya Tumbuh di Inggris

Gelandang Aston Villa, Ross Barkley (kiri) menyundul bola di depan gelandang Newcastle United, Jonjo Shelvey dalam laga lanjutan Liga Inggris 2020/2021 pekan ke-28 di St. James' Park, Jumat (12/3/2021). Aston Villa bermain imbang 1-1 dengan Newcastle United. (AP/Owen Humphreys/Pool)

Keputusan hijrah ke Dubai bukan hanya soal sepak bola, tapi juga tentang kehidupan keluarga. Shelvey mengatakan ia dan istrinya ingin anak-anak mereka tumbuh di lingkungan yang lebih aman.

“Saya bahagia sekarang. Saya hanya ingin menikmati sepak bola dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Jika saya jujur, saya tidak ingin anak-anak saya tumbuh di Inggris lagi,” katanya.

“Kami memang tinggal di area yang baik di Inggris, tapi di tempat asal saya, Anda tidak bisa punya barang bagus tanpa khawatir. Saya bahkan tidak akan memakai jam tangan di London sekarang. Anda tak bisa seenaknya mengeluarkan ponsel di jalan.”

Komentar itu datang di tengah meningkatnya kekhawatiran soal keamanan di Inggris. Data dari Kepolisian Metropolitan menunjukkan sekitar 80.000 ponsel dicuri di London tahun lalu, dan beberapa kasus perampokan profil tinggi juga sempat mencuat.

Shelvey menambahkan bahwa ia juga merasa Inggris sudah banyak berubah. “Saya bukan orang yang suka bicara politik, tapi saya merasa Inggris tidak seperti dulu, 10 atau 15 tahun lalu,” ujarnya.


Kenangan Indah di Newcastle

Pemain Newcastle United Jonjo Shelvey melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Liverpool pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, 16 Desember 2021. Liverpool menang 3-1. (AP Photo/Jon Super)

Meski kini menetap di Timur Tengah, Jonjo Shelvey tetap menyimpan rasa cinta mendalam kepada Newcastle United, klub yang ia bela selama tujuh tahun, lebih lama dari klub mana pun dalam kariernya.

“Saya jatuh cinta kepada Newcastle. Sampai sekarang saya bilang, satu-satunya tempat yang ingin saya tinggali di Inggris adalah wilayah timur laut itu,” tuturnya.

“Kalau ada pemain yang ragu pindah ke Newcastle, saya bilang: lakukan saja. Anda tidak akan menemukan cinta dari fans seperti yang saya rasakan di sana.”

Shelvey mengenang momen pentingnya, termasuk gol penting melawan Leeds United yang membantu tim menjauh dari zona degradasi di era awal Eddie Howe.


Fokus di Dubai dan Rencana Jadi Pelatih

Kini Shelvey menjalani rutinitas baru: berlatih pagi bersama Arabian Falcons dan melatih anak-anak muda pada malam hari, sambil mengejar lisensi kepelatihan UEFA A.

Ia bahkan menolak menggunakan koneksi lamanya di Newcastle untuk mendapatkan kesempatan magang, karena ingin “mendapatkan segalanya lewat kerja keras, bukan koneksi”.

“Tubuh saya tidak sekuat dulu,” akunya.

“Setiap kali saya berlatih, saya berpikir: apakah ini sesi latihan terakhir saya? Kalau saya cedera parah sekarang, mungkin saya akan pensiun. Tapi selama masih kuat dan fit, saya akan terus bermain.”

Meski jauh dari sorotan Premier League dan stadion besar Inggris, Jonjo Shelvey tampak damai di Dubai — menikmati sepak bola tanpa tekanan dan menemukan kembali kebahagiaan dalam kesederhanaan.

 
Sumber: BBC Sport