Menkeu Purbaya Yakin IHSG Tembus 9.000 pada Akhir 2025, tetapi Ada Syaratnya

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan tanggapan terkait penurunan IHSG yang terjadi pada hari Jumat, 17 Oktober 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 18 Oktober 2025, 10:20 WIB
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, mengadakan pertemuan dengan Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jakarta pada hari Rabu, 15 Oktober 2025.

Bola.com, Jakarta - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yakin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai angka 9.000 di akhir tahun. Namun, tentu saja ada syaratnya. 

Menurut Menkeu Purbaya, untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya penguatan pada fondasi ekonomi.

Advertisement

Dia menjelaskan IHSG dapat meningkat ke level yang diharapkan jika didukung oleh fundamental yang solid. Salah satu faktor yang mendorong kenaikan ini adalah dampak positif dari program-program yang akan dilaksanakannya.

"Akhir tahun bisa 9.000, enggak terlalu sulit. Setelah mereka tahu program yang saya jalankan betul-betul dijalankan dengan benar, fondasi ekonomi akan berubah," ungkap Menkeu Purbaya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Jumat (17/10/2025).

Apabila kondisi ekonomi tetap terjaga dengan baik, dia memproyeksikan IHSG akan mengalami lonjakan signifikan dalam sepuluh tahun ke depan.

Menanggapi IHSG yang mengalami penurunan sebesar 2,57 persen menjadi 7.915,65 pada akhir perdagangan Jumat lalu, dia berpendapat bahwa situasi ini memberikan sinyal positif bagi para investor untuk melakukan pembelian.

"Saya pikir kayak gini. Yang anda lihat adalah fondasi ekonomi seperti apa ke depan. Kita lagi betulin fondasinya secara serius. Ini akan merubah profile ekonomi ke depan. Kalau investor tahu, nggak usah takut. Good time to buy," jelasnya.


IHSG Turun Drastis

Seorang pekerja sedang berjalan di depan layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada hari Senin (18/11/2019). Pada perdagangan awal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah.

Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan pada sesi perdagangan saham pada Jumat, 17 Oktober 2025. Semua sektor saham menunjukkan penurunan yang seragam, mengindikasikan kondisi pasar yang kurang menguntungkan.

Mengacu pada data dari RTI, IHSG ditutup dengan penurunan sebesar 2,57% pada level 7.915,65. Selain itu, Indeks LQ45 juga mengalami pengurangan sebesar 0,98% hingga mencapai 772,34.

Mayoritas indeks saham acuan mengalami tekanan yang cukup besar. Menjelang akhir pekan ini, IHSG tercatat pada level tertinggi 8.140,59 dan level terendah 7.854,30.

Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 598 saham mengalami penurunan, yang berkontribusi pada tekanan terhadap IHSG. Sementara itu, 116 saham mengalami penguatan, dan 94 saham lainnya tidak mengalami perubahan.


Transaksi Saham Setiap Hari

Para pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta pada Rabu (14/11). IHSG mampu tetap berada di zona positif.

Total frekuensi perdagangan mencapai 2.682.374 kali dengan volume total perdagangan saham mencapai 40,3 miliar lembar. Nilai transaksi harian untuk saham tercatat sebesar Rp 28,6 triliun.

Transaksi yang signifikan ini juga tidak terlepas dari peranan saham CASA yang menunjukkan aktivitas tinggi di pasar negosiasi. Saham CASA sendiri mencatat transaksi harian sebesar Rp 2,8 triliun dengan total 26.719.000 lembar saham yang diperdagangkan.

Saham tersebut diperdagangkan sebanyak empat kali dengan harga per saham sebesar Rp 1.050. Dalam hal harga, saham CASA mencapai level tertinggi di Rp 1.035 dan terendah di Rp 1.050 per saham. Selain itu, posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.576.

Namun, kinerja seluruh sektor saham mengalami penurunan. Sektor teknologi mengalami penurunan paling signifikan dengan susut sebesar 5,25%. Diikuti oleh sektor energi yang turun 5,02%, dan sektor transportasi yang melemah 4,18%.

Sektor infrastruktur juga mengalami penurunan sebesar 3,41%. Sementara itu, sektor basic mencatat penurunan sebesar 2,36%, dan sektor industri tergerus 2,42%. Sektor consumer nonsiklikal juga tergelincir dengan penurunan 2,27%, sedangkan sektor siklikal terpangkas 2,61%. Di sisi lain, sektor kesehatan melemah tipis sebesar 0,07%, sektor keuangan terperosok 0,89%, dan sektor properti mengalami penurunan 0,26%.

Berita Terkait