Bola.com, Jakarta - Butuh waktu 11 bulan dan 35 pertandingan bagi Ruben Amorim untuk mencapai titik ini.
Sebelumnya, ia sempat menyebut timnya sebagai "mungkin tim terburuk dalam sejarah Manchester United".
Ia juga sempat meragukan masa depannya sendiri di klub, hingga dua pekan terakhir mendapat jaminan dari pemilik minoritas Sir Jim Ratcliffe bahwa posisinya aman, di tengah spekulasi bahwa rangkaian hasil buruk berikutnya bisa mengakhiri masa kepelatihannya.
Namun, akhirnya, di Anfield, markas rival terbesar MU, baik secara sejarah maupun statistik, Amorim dan timnya meraih kemenangan penting yang bisa menjadi titik balik.
Berbeda dengan kemenangan mengejutkan atas Manchester City Desember lalu, kali ini MU memimpin selama 83 menit penuh.
Mereka membuka keunggulan cepat lewat Bryan Mbeumo, sempat memiliki peluang untuk memperlebar jarak, lalu bertahan mati-matian saat Liverpool mulai menekan di babak kedua.
Setelah Cody Gakpo menyamakan kedudukan pada menit ke-78, MU menunjukkan ketangguhan luar biasa dan kembali unggul melalui sundulan Harry Maguire, hasil dari umpan silang sempurna Bruno Fernandes.
Amorim mengakui, "Kami memang sedikit beruntung."
Akhirnya Punya Fondasi
Kemenangan ini mengakhiri penantian sembilan tahun tanpa hasil positif di Anfield, terakhir kali terjadi pada 2016 lewat gol tunggal Wayne Rooney.
Hasil ini juga menjadi dua kemenangan beruntun pertama MU di Premier League sejak Amorim menggantikan Erik ten Hag.
"Butuh waktu lama, jauh lebih lama dari yang kami kira, tapi akhirnya kami punya sesuatu untuk dijadikan fondasi," ujar pelatih berusia 40 tahun itu.
"Ini adalah kemenangan terbesar saya selama melatih Manchester United," kata Amorim.
Sesaat setelah peluit akhir, Amorim tampak larut dalam euforia yang sama seperti 3.000 pendukung Setan Merah di tribune tandang, merayakan kemenangan yang tak banyak orang prediksi, meski Liverpool sebenarnya datang ke laga ini dengan tiga kekalahan beruntun.
Beberapa saat kemudian, saat berbicara dengan media, Amorim sudah kembali tenang.
Ia diingatkan soal komentarnya pada Desember lalu, setelah menang 4-0 atas Everton dan memperpanjang catatan tak terkalahkan menjadi tiga laga.
Saat itu, ia mengatakan, "Badai sedang datang."
Ketika ditanya apakah badai itu kini telah berlalu, Amorim menjawab singkat, tetapi hati-hati.
"Saya tidak tahu. Jika kami bisa menunjukkan semangat seperti hari ini, baik saat latihan maupun di pertandingan, kami akan memenangkan banyak laga. Tapi, untuk itu kami harus menunjukkan aksi nyata. Hari ini hari yang baik, sekarang kami fokus ke Brighton. Setelah itu, kita lihat nanti," jawabnya.
Amorim Waspadai Euforia
Amorim memilih tetap realistis. Ia tahu perjalanan belum selesai, bahkan seorang suporter MU, Frank Ilett, yang berjanji akan mencukur rambutnya bila tim menang lima kali beruntun, mungkin perlu bersabar lebih lama.
BBC Sport mencatat, MU gagal meraih satu pun poin dari tiga laga berikutnya dalam dua musim terakhir, yaitu menghadapi Brighton di kandang, Nottingham Forest tandang, dan Tottenham tandang.
Baik pemain lama maupun baru tahu betul, sudah terlalu sering ada "awal yang menjanjikan" yang langsung sirna seketika.
"Mereka akan kembali ke tempat latihan dengan semangat baru, tapi hasil ini harus jadi batu loncatan agar mereka terus berkembang," kata mantan kapten MU, Roy Keane.
"Kami belum cukup sering memberi suporter hari seperti ini. Sepak bola adalah tentang menciptakan momen spesial, dan hari ini semua orang pulang dengan senyum. Tapi, kami belum bisa terlalu berpuas diri," timpal Harry Maguire, yang akhirnya merasakan kemenangan pertamanya di Anfield sebagai pemain MU.
Pujian buat Maguire
Maguire menjadi contoh semangat yang paling dipuji Amorim. Ia sempat dianggap tak lagi dibutuhkan oleh Erik ten Hag pada 2023, tetapi menolak pindah ke West Ham.
Setelah ban kapten diserahkan kepada Bruno Fernandes, Maguire tetap bertahan dan berjuang merebut kembali tempatnya di tim utama. Bahkan musim ini, saat Matthijs de Ligt lebih dipercaya sebagai bek tengah utama dalam formasi tiga pemain belakang, Maguire tak menyerah.
Kendati kontraknya sudah memasuki tahun terakhir, ia bersedia menerima pemotongan gaji demi memperpanjang masa baktinya di Old Trafford.
"Ini klub dengan tekanan besar," kata Amorim.
"Tidak mudah bermain di sini, dan Harry sangat penting bagi kami. Melihat apa yang sudah ia lalui, dia menjadi contoh sempurna bagi setiap anak muda," pujinya.
Sanjung Dukungan Suporter
Amorim sadar, ia masih perlu banyak bukti untuk benar-benar diyakinkan akan bertahan tiga tahun seperti yang disebut Ratcliffe beberapa waktu lalu.
Satu kekalahan lagi di Old Trafford dari Brighton, yang bisa menjadi kekalahan kandang keempat beruntun, bisa kembali memanaskan rumor pemecatannya.
Ia tahu sebagian besar pengamat, baik secara terbuka maupun diam-diam, masih meragukannya.
Namun, Amorim justru menjadikan itu bahan bakar motivasi, apalagi ia merasa sudah memberi pendukung setia alasan untuk tersenyum lagi, setelah menanggung malu di Carabao Cup melawan Grimsby Town dari divisi empat, Agustus lalu.
"Tidak mudah menemukan dukungan seperti ini. Banyak momen buruk, tapi suporter tetap menyanyikan nama pelatih, bahkan ketika Anda semua mengatakan saya akan bertahan hanya sampai Natal'," ujar Amorim.
"Saya ingin Anda terus dengan narasi itu. Jangan ubah. Itu yang terbaik bagi saya. Saya tidak punya banyak kemenangan di Manchester. Para fans menderita saat melawan Grimsby, mereka juga menderita saat lawan Brentford. Tapi, hari ini mereka melihat tim yang berbeda."
"Kemenangan ini untuk mereka," kata Amorim.
Sumber: BBC