Sumpah Pemuda: Isi, dan Makna di Balik Tonggak Persatuan Indonesia

Ketahui isi, sejarah lahirnya hingga makna Sumpah Pemuda.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 21 Oktober 2025, 21:20 WIB
Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. (Photo on Freepik)

Bola.com, Jakarta - Sumpah Pemuda merupakan satu di antara peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Momentum penting ini terjadi pada 28 Oktober 1928, ketika para pemuda dari berbagai daerah bersepakat untuk bersatu di bawah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.

Advertisement

Peristiwa ini menjadi titik balik perjuangan nasional melawan penjajahan Belanda. Lewat Sumpah Pemuda, para pemuda menegaskan tekad untuk memperjuangkan kemerdekaan secara kolektif dan meneguhkan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang majemuk.

Sejak saat itu, 28 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Untuk lebih jelasnya, simak isi, sejarah lahirnya, hingga makna Sumpah Pemuda, di bawah ini.


Isi Sumpah Pemuda

Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. (Photo on Freepik)

Kami, putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami, putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami, putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.


Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Ilustrasi Sumpah Pemuda. (Image by Freepik)

Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27–28 Oktober 1928. Sebelumnya, semangat persatuan sudah mulai tumbuh lewat Kongres Pemuda I yang berlangsung di Batavia, 30 April–2 Mei 1926.

Tujuan Kongres Pemuda I adalah menyatukan berbagai organisasi kepemudaan agar memiliki visi yang sama untuk membangun dasar persatuan bangsa Indonesia.

Namun, kongres tersebut belum mencapai hasil konkret karena muncul perbedaan pandangan antara Muhammad Tabrani dan Mohammad Yamin terkait bahasa persatuan.

Tabrani berpendapat bahwa jika tanah air dan bangsa disebut Indonesia maka bahasa nasional pun harus dinamakan bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu. 

Meski begitu, Kongres Pemuda I tetap menandai awal terbentuknya kesadaran akan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa di antara para pemuda.

Dua tahun kemudian, semangat tersebut kembali dibangkitkan oleh Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI) yang menggagas Kongres Pemuda II.

Rapat-rapat persiapan melibatkan berbagai organisasi kepemudaan dan menghasilkan susunan panitia sebagai berikut:

  • Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifoeddin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond), R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia), R.C.L. Senduk (Jong Celebes), Johannes Leimena (Jong Ambon), dan Mohamad Rocjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi). 

Tiga Sesi Rapat

Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. (Photo on Freepik)

Kongres ini digelar selama dua hari dan dibagi menjadi tiga sesi rapat di lokasi berbeda:

Rapat pertama berlangsung pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Dalam kesempatan ini, Mohammad Yamin menegaskan pentingnya persatuan bangsa, yang menurutnya dapat terwujud karena kesamaan budaya, bahasa, dan hukum adat.

Rapat kedua diadakan pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Pembahasan berfokus pada pendidikan nasional, yang menekankan pembentukan karakter cinta tanah air serta pendidikan yang bebas dari tekanan dan paksaan.

Rapat ketiga digelar di Indonesische Clubgebouw Kramat. Di sini dibahas peran gerakan kepanduan sebagai sarana pembentuk semangat kebangsaan.

Sebelum hasil kongres dibacakan, peserta kongres terlebih dahulu mendengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman, yang kelak menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Setelah itu, keputusan kongres dibacakan secara resmi, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.


Makna Sumpah Pemuda

Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. (Photo Copyright by Freepik)

Peristiwa Sumpah Pemuda memiliki arti mendalam bagi perjalanan bangsa Indonesia. Tiga poin utama yang terkandung di dalamnya menyimbolkan tekad persatuan nasional:

Satu tanah air, Indonesia.

Sumpah ini memperkuat kesadaran bahwa meski Indonesia terdiri atas ribuan pulau, bangsa ini memiliki satu kesatuan wilayah yang harus dijaga bersama, dari Sabang hingga Merauke.

Satu bangsa, Indonesia.

Para pemuda menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari satu bangsa yang berdaulat, berdiri sejajar dengan bangsa lain, dan bersatu dalam keberagaman.

Satu bahasa, bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia dijadikan simbol pemersatu yang melampaui perbedaan etnis, suku, dan daerah, tanpa menghapus eksistensi bahasa daerah masing-masing. Bahasa nasional ini terus berkembang dengan menyerap kosakata dari berbagai bahasa daerah, memperkaya khazanah linguistik bangsa.

 

Sumber: dari berbagai sumber

Berita Terkait