Thailand dan Kamboja Dekati Kesepakatan Damai

Thailand dan Kamboja mencapai titik terang menuju perdamaian.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 25 Oktober 2025, 11:20 WIB
Foto yang dirilis oleh Agence Kampuchea Press (AKP) menunjukkan tentara Thailand membawa kawat berduri di Desa Prey Chan, di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja, Rabu (17/9/2025). ( Dok. AKP via AP)

Bola.com, Jakarta - Pembicaraan antara Thailand dan Kamboja pekan ini menunjukkan kemajuan signifikan menuju gencatan senjata yang lebih luas.

Menteri Pertahanan Thailand, Natthaphon Narkphanit, menyampaikan perkembangan ini pada Kamis (23-10-2025), seperti dilaporkan CNA.

Advertisement

Rencana penandatanganan kesepakatan dijadwalkan berlangsung pada Minggu (26-10-2025).

Menurut Menteri Luar Negeri Malaysia pekan lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut di sela KTT ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur.

Sejumlah pejabat Thailand dan Kamboja telah menggelar pertemuan intens sepanjang minggu untuk merampungkan perincian kesepakatan yang bertujuan menurunkan ketegangan di perbatasan.

Ketegangan antara kedua negara memuncak pada Juli lalu dalam bentrokan bersenjata selama lima hari, yang menewaskan sedikitnya 48 orang dan membuat ratusan ribu warga di perbatasan mengungsi.

Insiden ini tercatat sebagai konflik paling serius antara Thailand dan Kamboja dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, gencatan senjata awal dimediasi Malaysia dengan dukungan AS, ditandatangani pada 28 Juli.


Empat Bidang Utama Kesepakatan

Petugas kepolisian Kamboja berjaga di depan gerbang yang ditutup di pos pemeriksaan perbatasan internasional Poipet, yang menghubungkan Kamboja dan Thailand, di Provinsi Banteay Meanchey, pada 24 Juni 2025. (Dok. AFP)

Natthaphon menjelaskan bahwa hingga kini, kedua negara telah mencapai kesepakatan di empat bidang penting.

Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur yang juga dihadiri pengamat dari AS dan Malaysia, ia memerinci:

  1. Penarikan senjata berat dari wilayah perbatasan,
  2. Operasi gabungan untuk pembersihan ranjau darat,
  3. Koordinasi menangani penipuan siber melalui satuan tugas bersama,
  4. Mekanisme pemantauan untuk menilai progres di lapangan.

Selain itu, kedua pihak sepakat melakukan survei bersama di wilayah perbatasan antara Provinsi Sa Kaeo, Thailand, dan Bantheay Meanchey, Kamboja, tempat bentrokan polisi Thailand dengan demonstran Kamboja terjadi bulan lalu.

Natthaphon menambahkan bahwa Thailand juga berencana membangun pagar di area yang tidak disengketakan.

"Kami ingin memastikan ada kemajuan nyata di semua bidang ini sebelum mempertimbangkan penghentian permusuhan," katanya.


Dampak Kesepakatan

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha, menilai rangkaian kesepakatan ini membuka jalan bagi penandatanganan perjanjian damai resmi.

Menurutnya, kesepakatan ini menunjukkan semangat kerja sama, membangun kepercayaan timbal balik, dan komitmen untuk memperbaiki hubungan serta menormalkan situasi di perbatasan.

Tea Seiha juga menekankan bahwa implementasi perjanjian akan memungkinkan pembebasan 18 tentara Kamboja yang masih ditahan di Thailand setelah bentrokan Juli lalu.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait