AS Tegaskan Israel Harus Patuh Gencatan Senjata di Gaza

AS mengingatkan Israel agar tak melanggar kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 27 Oktober 2025, 07:20 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, saat berbicara di Konferensi Keamanan Munich pada Jumat (14/2/2025). (Dok. AP Photo/Matthias Schrader)

Bola.com, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, bersama Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menekankan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pentingnya menahan diri dan bertindak proporsional dalam menanggapi dugaan pelanggaran yang dilakukan Hamas.

Hal ini dilakukan untuk memastikan gencatan senjata yang berlaku di Jalur Gaza tetap terjaga, sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal (WSJ).

Advertisement

Tekanan dari Amerika Serikat disebut berperan signifikan dalam keputusan Israel untuk menahan diri setelah kematian dua tentaranya baru-baru ini.

Informasi ini diperoleh dari pejabat Israel dan mediator Arab, dikutip dari Antara, Minggu (26-10-2025).

Pada Ahad lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan dua tentaranya tewas akibat serangan warga Palestina di Gaza selatan. Menyusul insiden tersebut, militer Israel melakukan serangan balasan terhadap sejumlah target Hamas.


Pelanggaran Gencatan Senjata

Foto udara ini menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur di kawasan Al-Remal, Kota Gaza, pada 23 Oktober 2025. (Foto oleh AFP)

Stasiun TV Ynet melaporkan, Israel juga menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Langkah ini terkait dugaan pelanggaran gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 10 Oktober antara Israel dan Hamas, serta serangan yang dilakukan terhadap kamp-kamp Palestina.

Kesepakatan gencatan senjata ditandatangani pada 13 Oktober oleh Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Dalam perjanjian tersebut, Hamas setuju membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup, ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza serta 250 tahanan Palestina yang sedang menjalani hukuman berat.

Hingga saat ini, Hamas sedang memproses pengembalian jenazah sandera yang meninggal selama penahanan kepada Israel.

Sesuai kesepakatan, seluruh 28 jenazah sandera harus dikembalikan oleh pihak Palestina.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait