Bola.com, Jakarta - Barcelona menghadapi Real Madrid dalam laga penuh ketegangan di Santiago Bernabeu, yang berakhir dengan skor 1-2 bagi Madrid sekaligus menghentikan empat kekalahan beruntun mereka di Clasico.
Kemenangan ini membuat jarak Real atas Barcelona di puncak La Liga menjadi lima poin.
Namun, sorotan bukan hanya pada hasil pertandingan. Gelandang Barcelona, Frenkie de Jong, menyoroti tindakan Dani Carvajal yang dianggap memprovokasi rekan setimnya di Timnas Spanyol, Lamine Yamal, di akhir laga yang penuh emosi tersebut.
Aksi Carvajal memicu kericuhan kecil di lapangan usai pertandingan.
"Kalau Carvajal ingin berbicara dengan Lamine, bisa dilakukan secara pribadi," kata De Jong kepada wartawan setelah laga.
"Kalau dia merasa Yamal seharusnya tidak membuat komentar seperti itu, bisa dipanggil saja. Mereka kan rekan setim di Spanyol, saling kenal. Mengapa harus membuat adegan di lapangan?" tambahnya.
Sengaja Dibesar-besarkan
Provokasi itu bermula dari komentar Yamal sebelumnya di kanal YouTube Kings League, kompetisi tujuh lawan tujuh yang digagas mantan bek Barcelona, Gerard Pique.
Dalam kesempatan itu, Yamal membandingkan Madrid dengan salah satu tim di liga tersebut.
De Jong menegaskan komentar itu sengaja dibesar-besarkan.
"Lamine tidak mengatakan bahwa mereka mencuri, tidak secara langsung," ujarnya.
"Dia hanya melakukan hal-hal untuk Kings League, orang-orang banyak berspekulasi, tapi saya tidak pernah mendengar Lamine mengatakan hal itu persis," kata de Jong.
Situasi ini menciptakan suasana yang tidak bersahabat bagi Yamal, dengan sorakan dan peluit dari pendukung Madrid setiap kali namanya disebut maupun setiap sentuhan bola yang dilakukannya.
"Bisa jadi, sedikit saja, karena dia juga masih belajar menghadapi sorakan dan peluit penonton," ujar Marcus Sorg, asisten pelatih Barcelona yang menggantikan Hansi Flick yang sedang menjalani skorsing.
"Biasanya dia sangat termotivasi dan bermain baik. Hari ini tidak semudah itu baginya," imbuh Sorg.
Pergerakan Yamal Dibatasi
Di lapangan, pertahanan Madrid cukup efektif membatasi pergerakan Yamal. Bek kiri madrid, Alvaro Carreras, tampil solid, didukung koordinasi dari rekan-rekannya.
Sorg menambahkan, Yamal baru kembali dari cedera pangkal paha sehingga tidak adil menaruh terlalu banyak tekanan pada pemain muda tersebut.
"Dia baru pulih dari cedera dan perlu ritme, lebih banyak pertandingan di level tertinggi," kata Sorg.
"Normal, usianya 18 tahun. Kita harus beri waktu, bantu dia, semuanya dilakukan bersama. Lawan berusaha bermain dua lawan satu kepadanya, ingin menghalangi dia masuk ke kotak penalti. Wajar, dia masih muda dan harus berkembang, kita akan membantunya," katanya lagi.
Komentar Xabi dan Tchouameni
Sementara itu, pelatih Madrid, Xabi Alonso, menilai kericuhan pascapertandingan sebagai bagian dari ketegangan momen di lapangan.
"Itu ketegangan saat itu, untuk mereka maupun kami," ucap Alonso dalam konferensi pers.
"Kericuhan seperti ini selalu terjadi, tidak hanya di pertandingan ini. Banyak hal terjadi dalam laga. Selama ada rasa hormat, itu sehat. Itulah pandangan saya," tambah eks pelatih Bayer Leverkusen itu.
Gelandang Madrid, Aurelien Tchouameni, menyatakan komentar Yamal justru menjadi motivasi bagi timnya.
"Secara pribadi, saya menyukainya," kata Tchouaméni.
"Hanya kata-kata, tidak ada niat buruk, malah memotivasi kami sedikit lebih banyak. Kalau Lamine ingin bicara, tidak masalah," ucapnya.
Gol dari Kylian Mbappe dan Jude Bellingham, diselingi satu gol balasan dari Fermín Lopez, memastikan tiga poin bagi Madrid di laga yang juga diwarnai keputusan wasit penting.
Madrid sempat mendapat penalti yang dibatalkan dan tiga gol yang dianulir karena offside, sebelum akhirnya mendapat penalti lain setelah handball Eric García, meski tendangan Mbappe berhasil ditepis Wojciech Szczesny.
Sumber: ESPN