Setelah Terpilih Jadi Wali Kota New York, Zohran Mamdani Desak FIFA Hentikan Sistem Harga Tiket Piala Dunia 2026

Zohran Mamdani langsung mengarahkan sorotan ke dunia sepak bola, menyerukan perubahan besar kepada FIFA jelang Piala Dunia 2026.

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 06 November 2025, 17:30 WIB
Zohran Mamdani deklarasi kemenangan jadi wali kota keturunan India-Amerika dan Muslim pertama di New York City bersama para pendukungnya di pesta primary election pada Rabu (25/6/2025). (AP/Heather Khalifa)

Bola.com, New York - Politisi Partai Demokrat, Zohran Mamdani, resmi memenangkan pemilihan Wali Kota New York pada Rabu (5/11/2025), meski sempat mendapat tekanan keras dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Usai kemenangannya, Mamdani langsung mengarahkan sorotan ke dunia sepak bola, menyerukan perubahan besar kepada FIFA jelang Piala Dunia 2026.

Advertisement

Pria berusia 34 tahun kelahiran Uganda itu menjadi wali kota termuda New York sejak 1892, sekaligus Muslim dan warga keturunan Afrika pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Ia unggul dengan perolehan 50,4 persen suara, mengalahkan kandidat independen Andrew Cuomo (41,6 persen) dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa (7,1 persen).

Sebelumnya, Trump secara terbuka meminta warga New York untuk tidak memilih Mamdani dan justru mendukung Cuomo. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menulis bahwa

“Mamdani tidak mampu menjalankan tugasnya.” Namun, kritik keras itu justru tak menggoyahkan dukungan publik terhadap Mamdani.


Dampak bagi Dunia Sepak Bola

Logo Piala Dunia 2026. (FIFA)

Amerika Serikat bersama Kanada dan Meksiko akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 yang digelar pada 11 Juni hingga 19 Juli.Beberapa kota besar di AS telah ditetapkan sebagai lokasi pertandingan, termasuk Atlanta, Los Angeles, Miami, Houston, hingga New Jersey, tempat laga final akan berlangsung di MetLife Stadium, sekitar satu jam dari pusat kota New York.

Meski sempat muncul spekulasi mengenai potensi perubahan lokasi karena isu keamanan, keputusan akhir tetap berada di tangan FIFA. Trump bahkan sempat mengklaim bisa meminta FIFA memindahkan pertandingan jika ia menilai suatu kota “tidak aman”.

Menariknya, jauh sebelum pemilihan, Mamdani sudah menyoroti kebijakan FIFA terkait sistem harga tiket dinamis (dynamic pricing). Ia meluncurkan petisi bertajuk “Game Over Greed”, menuntut FIFA menghentikan praktik tersebut dan menyediakan 15 persen tiket khusus untuk penduduk lokal.


Kritik Dynamic Pricing

Kebijakan dynamic pricing memungkinkan harga tiket berubah cepat mengikuti permintaan, sehingga bisa melonjak drastis menjelang pertandingan.

Menurut laporan The Athletic, FIFA diperkirakan akan meraup lebih dari 3 miliar dolar AS dari penjualan tiket, dengan harga mulai 60 dolar untuk fase grup hingga 6.730 dolar untuk kategori non-hospitality di partai final.

“Tidak semua orang yang mencintai sepak bola memiliki kesempatan untuk menyaksikan pertandingan langsung,” ujar Mamdani dalam wawancaranya dengan The Guardian.

“Ini bukan hanya soal harga, tapi juga soal atmosfer Piala Dunia. Jika tiket hanya dikuasai oleh pihak yang ingin mencari keuntungan, maka semangat olahraga sejati akan hilang.”

Sumber: Sportbibble

Penulis: Roger Ali   

Berita Terkait