Mengenal Zohran Mamdani, Muslim Pertama yang Ciptakan Sejarah Jadi Wali Kota New York

Zohran Mamdani resmi terpilih sebagai Wali Kota New York City, Rabu (5/11/2025) pagi WIB. Dia menciptakan sejarah di kancah politik Amerika Serikat setelah

Bola.com, Jakarta - Zohran Mamdani resmi terpilih sebagai Wali Kota New York City, Rabu (5/11/2025) pagi WIB. Dia menciptakan sejarah di kancah politik Amerika Serikat setelah 

Kemenangan ini menjadikannya Muslim pertama yang memimpin New York. Ia juga merupakan wali kota keturunan Asia Selatan pertama dan yang termuda dalam lebih dari satu abad.

Mamdani berhasil memenangkan pemilihan pada 4 November 2025, mengalahkan pesaing kuat seperti Andrew Cuomo dan Curtis Sliwa. Ia akan secara resmi menjabat pada 1 Januari 2026, membawa visi progresifnya ke Balai Kota. Kemenangan ini menandai pergeseran signifikan dalam lanskap politik New York.

Sosok Zohran Mamdani telah menarik perhatian publik luas berkat latar belakangnya yang unik dan platform politiknya yang berani. Ia dikenal sebagai seorang sosialis demokratis yang vokal. Kemenangannya didorong oleh kampanye akar rumput yang kuat dan dukungan dari berbagai komunitas.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Jadi Warga AS pada 2018

Zohran Kwame Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991, dari pasangan akademisi Mahmood Mamdani dan pembuat film Mira Nair. Ayahnya adalah seorang Muslim Syiah Gujarati, sementara ibunya beragama Hindu Punjabi. Keluarga besarnya memiliki akar diaspora India di Afrika Tenggara.

Masa kecilnya diwarnai perpindahan antara Kampala, Delhi, dan New York City, membentuk pandangan multikulturalnya. Pada usia lima tahun, keluarganya berimigrasi ke Cape Town, Afrika Selatan, sebelum kemudian menetap di New York City saat ia berusia tujuh tahun. Ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 2018.

Pendidikan formal Zohran Mamdani ditempuh di Bronx High School of Science. Ia kemudian meraih gelar sarjana dalam studi Africana dari Bowdoin College di Maine pada 2014. Mamdani mengidentifikasi diri sebagai seorang Muslim Syiah, mengikuti keyakinan ayahnya, dan bangga akan warisan Asia Selatannya.

Dalam kehidupan pribadinya, Zohran Mamdani menikah dengan Rama Duwaji pada 2025. Rama adalah seorang seniman, ilustrator, dan keramikis Suriah-Amerika. Latar belakangnya yang kaya dan beragam menjadi salah satu faktor yang membentuk pandangan progresifnya.

 

3 dari 4 halaman

Jejak Karier Politik

Sebelum terjun ke dunia politik, Zohran Mamdani memiliki latar belakang yang beragam. Ia pernah bekerja sebagai konselor perumahan pencegahan penyitaan dan juga dikenal sebagai musisi hip-hop. Keterlibatannya dalam politik lokal dimulai sebagai manajer kampanye untuk Khader El-Yateem dan Ross Barkan.

Karier politiknya mulai menanjak ketika ia pertama kali terpilih menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York pada tahun 2020. Ia mewakili distrik ke-36 yang mencakup Astoria dan Long Island City di Queens. Mamdani berhasil mengalahkan petahana lima periode Aravella Simotas dalam pemilihan pendahuluan Demokrat, menunjukkan kekuatan politiknya.

Ia kemudian terpilih kembali tanpa oposisi pada 2022 dan 2024, mengukuhkan posisinya di Majelis Negara Bagian. Pada Oktober 2024, Mamdani mengumumkan pencalonannya sebagai Wali Kota New York City untuk pemilihan 2025. Kampanye ini menarik perhatian luas dan mendapat dukungan signifikan.

Puncaknya, Zohran Mamdani terpilih sebagai wali kota pada 4 November 2025. Ia memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat atas Andrew Cuomo, dan kemudian mengalahkan Cuomo yang maju sebagai independen, serta kandidat Republik Curtis Sliwa. Kemenangan ini menjadikannya Muslim pertama yang menjadi Wali Kota New York City.

Visi dan Platform Politik ProgresifZohran Mamdani secara terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai seorang sosialis demokratis. Ia bergabung dengan cabang New York City dari Democratic Socialists of America pada tahun 2017. Ideologi ini menjadi fondasi bagi platform politiknya yang berfokus pada keadilan sosial dan ekonomi bagi warga New York.

Platformnya menekankan pada keterjangkauan hidup di New York City. Ini mencakup usulan ambisius seperti bus kota gratis, penitipan anak publik, dan toko kelontong milik kota. Ia juga berjanji untuk menaikkan upah minimum menjadi $30 pada 2030, serta mendukung pembekuan sewa dan penambahan unit perumahan yang terjangkau.

Untuk mendanai program-program tersebut, Mamdani mendukung peningkatan pajak pada perusahaan dan individu yang berpenghasilan di atas $1 juta per tahun. Pendekatan ini mencerminkan komitmennya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan bahwa kekayaan kota didistribusikan secara lebih adil.

Di kancah internasional, Mamdani adalah pendukung lama hak-hak Palestina. Ia secara konsisten mengkritik Israel selama kampanyenya, menuduh pemerintah Israel melakukan genosida di Gaza. Ia berpandangan bahwa Israel harus menjadi "negara dengan hak yang sama" untuk semua, bukan hanya sebagai "negara Yahudi".

 

4 dari 4 halaman

Tantangan yang Dihadapi Zohran Mamdani

Kemenangan Zohran Mamdani dianggap sebagai hasil dari kampanye akar rumput yang kuat dan strategi media sosial yang efektif. Ia berhasil meraih dukungan luas dari pemilih muda dan komunitas minoritas, menunjukkan pergeseran demografi dan ideologi dalam politik kota. Ini juga menandai tantangan terhadap kemapanan politik tradisional.

Selain menjadi Muslim pertama yang menjabat sebagai Wali Kota New York City, Mamdani juga mengukir sejarah sebagai wali kota termuda dalam lebih dari satu abad.

Ia meraih lebih dari 50 persen suara dalam kontes tiga arah, mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin baru yang membawa perubahan signifikan. Ia akan resmi menjabat di Gracie Mansion pada Januari mendatang.

Dalam pidato kemenangannya, Mamdani secara tegas menantang Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyatakan akan memasuki Balai Kota New York dengan rencana untuk melawan politik perpecahan dan kronisme dari Gedung Putih.

Mamdani berjanji New York tidak akan lagi menjadi kota tempat Islamofobia dapat diperdagangkan untuk memenangkan pemilu.

Fokus utamanya adalah merespons 'oligarki dan otoritarianisme' dengan kekuatan yang ditakuti, bukan dengan pendekatan yang tenang. Visi progresifnya untuk New York yang lebih terjangkau dan inklusif diharapkan dapat menjadi teladan bagi Demokrat nasional dalam upaya mengalahkan Trump melalui jalur pemungutan suara.

Perjalanan Mamdani, dari anggota majelis muda menjadi pemimpin kota terbesar di AS, tergolong luar biasa. 

Sumber: Merdeka.com

Video Populer

Foto Populer