Konsumsi Rumah Tangga Kuartal III 2025 Melambat, OJK: Masih Lebih Baik dibanding Sebelum Pandemi

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyoroti pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melemah pada kuartal III 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 07 November 2025, 19:20 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengusulkan kepada pemerintah agar pelaksanaan program hapus buku dan hapus tagih di bank-bank Himbara diberlakukan kembali. (Liputan6.com/Tira Santia)

Bola.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyoroti pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melemah pada kuartal III 2025.

Meskipun angka tersebut turun dibanding kuartal II 2025 maupun secara tahunan ketimbang periode sama di 2024, Mahendra mengklaim laju konsumsi rumah tangga itu masih lebih tinggi dibanding catatan sebelum pandemi Covid-19.

Advertisement

Merujuk pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2025 tumbuh sekitar 7,74 persen. 

"Memang dibandingkan dengan tahun lalu yang tumbuh 10,38 persen menunjukkan angka yang lebih rendah. Namun kalau dibandingkan dengan angka pra pandemi di tahun 2019 dan sebelumnya yang tumbuh di bawah 7 persen yaitu 6,59 persen, maka angka sampai kuartal III 2025 yang 7,74 persen itu lebih tinggi dibandingkan sebelum pra pandemi," ungkapnya, Jumat (7/11/2025).

Mahendra juga mengingatkan kenaikan tingkat kredit bermasalah, atau non performing loan (NPL) dari kredit konsumsi, khususnya terkait risiko kredit rumah tangga.

"Di sisi lain, untuk risiko kredit sektor konsumsi rumah tangga cenderung sedikit meningkat, dengan NPL berposisi 2,53 persen per September," ungkap dia. 

 


Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Puncak Gebyar Ramadan KeuanganSyariah (GERAK Syariah), di Kantor OJK di Jakarta, Selasa (25/3/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Secara umum, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi 5,04 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal III 2025. Ekonomi tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,12 persen, lantaran laju konsumsi rumah tangga tersendat. 

Konsumsi rumah tangga jadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang Juli-September 2025, namun pertumbuhannya hanya 4,89 persen. 

Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengatakan laju ekonomi di setiap triwulan ketiga memang lebih rendah dibandingkan periode lain. 

 


Masukan untuk Pemerintah

Dia meminta pemerintah lebih memperhatikan laju pertumbuhan komponennya, terutama dari sisi pengeluaran yakni konsumsi rumah tangga. 

"Laju konsumsi rumah tangga ini pertumbuhannya menurut saya sangat moderat, bahkan cenderung rendah, hanya 4,89 persen," kata Eko kepada Liputan6.com.

Padahal, ia menambahkan, jika pemerintah masih berkomitmen mengejar pertumbuhan ekonomi 5,2 persen sesuai dengan target di APBN, laju konsumsi rumah tangga wajib naik. 

"Setidaknya setara dengan pertumbuhan ekonominya itu. Jadi misalkan 5,2 persen (pertumbuhan ekonominya), ya setidaknya didukung laju konsumsi rumah tangga 5,2 persen," ungkap dia. 

Berita Terkait