Bukan dari NBA, Barcelona Ternyata Jadi Inspirasi Kejayaan Golden State Warriors

Kejayaan Golden State Warriors dalam delapan tahun terakhir di NBA ternyata memiliki inspirasi dari dunia yang tidak disangka-sangka, yakni sepak bola Eropa.

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 08 November 2025, 18:30 WIB
Sikat Boston Celtics, Golden State Warriors Juara NBA 2022 (AFP)

Bola.com, Jakarta Kejayaan Golden State Warriors dalam delapan tahun terakhir di NBA, mulai dari empat cincin juara, dua gelar MVP untuk Stephen Curry, dan label dinasti modern, ternyata memiliki inspirasi dari dunia yang tidak disangka-sangka, yakni sepak bola Eropa.

Dalam podcast Mind the Game bersama LeBron James dan Steve Nash, Curry mengungkapkan gaya bermain legendaris Barcelona era Pep Guardiola, yakni tiki-taka, menjadi fondasi ofensif Warriors sejak Steve Kerr masuk pada musim 2014/2015.

Advertisement

Curry menceritakan saat masuk training camp pada musim pertama Kerr duduk di kursi pelatih langsung memperlihatkan video permainan Barcelona.

"Dia menunjukkan klip, saya lupa klubnya," kata Curry sebelum Nash menyela dengan menyebut Barcelona. Curry langsung menimpali, "Tiki-taka, kan?" lanjut poin guard Golden State Warriors tersebut

Konsep itu, menurut Stephen Curry, diterapkan Kerr sebagai filosofi menyerang: membuat bola terus bergerak, membuat lawan mengambil keputusan tanpa henti, hingga menemukan tembakan terbaik.

 

 


Pengakuan Klay Thompson

Selebrasi pemain Warriors Klay Thompson saat melawan Timberwolves (AP)

Rekan setimnya, Klay Thompson, juga pernah mengakui hal yang sama setelah Warriors menjuarai NBA Finals 2022.

"Semua kredit untuk coach Kerr. Dia ingin bola terus panas. Contohnya Barcelona, tiki-taka. Bola harus selalu bergerak ke pemain yang bebas," ujar Thompson kepada Inside the NBA.

Hasilnya? Warriors menjadi tim paling menakutkan di NBA. Mereka mencetak rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim (73–9 pada musim 2015/2016) dan mengangkat empat trofi NBA dalam periode 2015 hingga 2022.


Jejak Pep Guardiola yang Menembus Dunia Basket

Pelatih Manchester City Pep Guardiola mencium trofi setelah memenangkan pertandingan sepak bola final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, Minggu (11/6/2023). Manchester City menang 1-0. (AP Photo/Manu Fernandez)

Era Guardiola bersama Barcelona (2008–2012) dianggap sebagai salah satu fase paling dominan dalam sejarah sepak bola. Dia berhasil mempersembahkan treble pada musim debut, tiga gelar La Liga, dan dua trofi Liga Champions.

Mengusung filosofi penguasaan bola ala Johan Cruyff, Guardiola membentuk tim yang bukan hanya mendominasi Eropa, tetapi juga menjadi fondasi keberhasilan Timnas Spanyol yang memenangkan Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.

Setelah meninggalkan Barcelona, Guardiola membawa prinsip serupa ke Bayern Munchen dan Manchester City. Bersama Die Bayern, pelatih asal Spanyol tersebut mampu meraih tujuh gelar juara, dan dengan Man City memenangkan 18 trofi.


Diterapkan Pelatih-Pelatih Top

Manajer Manchester City, Pep Guardiola, bersalaman dengan manajer Arsenal, Mikel Arteta, pada laga putaran keempat Piala FA di Stadion Etihad, Sabtu (28/1/2023) dini hari WIB. Dalam duel itu, Man City menang 1-0 atas The Gunners. (AP Photo/Dave Thompson)

Pengaruh filosofinya juga menyebar ke pelatih-pelatih top seperti Mikel Arteta (Arsenal), Enzo Maresca (Chelsea), dan Luis Enrique (PSG).

Seperti yang diungkap Curry, pengaruh Guardiola ternyata melampaui batas sepak bola dan masuk ke NBA, bukti betapa revolusionernya tiki-taka.

Sumber: Sports Illustrated

Berita Terkait