Bola.com, Jakarta - Real Madrid tengah menghadapi masa sulit. Kekalahan dari Liverpool dan hasil imbang melawan Rayo Vallecano menjadi sinyal bahwa formasi 4-3-3 yang digunakan saat ini mulai kehilangan efektivitasnya.
Berada di bawah arahan Xabi Alonso, Los Blancos terlihat belum menemukan keseimbangan ideal antara agresivitas menyerang dan soliditas bertahan.
Masalah paling mencolok ada pada cara trio Vinicius Junior, Jude Bellingham, dan Kylian Mbappe saling berinteraksi di lini depan. Ketiganya merupakan bintang kelas dunia, namun dalam sistem sekarang, peran mereka kerap tumpang tindih.
Banyak analis menilai sudah waktunya Xabi Alonso mempertimbangkan perubahan ke formasi 4-4-2 diamond atau berlian, sistem yang bisa menyeimbangkan kualitas individu dengan struktur tim yang lebih solid.
Berikut tiga alasan kuat mengapa perubahan itu masuk akal:
Formasi 4-3-3 Tidak Lagi Efektif
Kembalinya Jude Bellingham dari cedera justru menimbulkan dilema taktis bagi Real Madrid. Bukan karena performanya buruk, melainkan karena perannya tidak lagi jelas di sistem 4-3-3.
Dalam skema itu, Jude Bellingham harus bermain di posisi antara gelandang serang dan gelandang tengah — terlalu jauh dari kotak penalti, di mana ia sebenarnya paling mematikan.
Dalam formasi 4-4-2 diamond, Bellingham dapat beroperasi sebagai “nomor 10” murni di belakang dua penyerang.
Ia bisa lebih bebas mengatur tempo, masuk ke kotak penalti dari lini kedua, dan mengulangi performa gemilang seperti musim debutnya di Madrid.
Selain itu, perubahan ini memberi struktur yang lebih seimbang di lini tengah dan memperjelas peran masing-masing pemain.
Memindahkan Vinicius atau Mbappe ke Kanan Tidak Realistis
Secara teori, solusi sederhana bagi Madrid adalah menukar posisi Vinicius dan Mbappe. Namun, dalam praktiknya, langkah itu hampir mustahil berhasil.
Baik Vinicius Junior maupun Kylian Mbappé sama-sama jauh lebih nyaman bermain di sisi kiri. Keduanya mengandalkan akselerasi dan potongan ke dalam dari flank tersebut untuk mencetak gol.
Memaksa salah satu berpindah ke kanan bukan hanya berisiko menurunkan efektivitas permainan, tetapi juga dapat menciptakan ketegangan di ruang ganti.
Dua bintang dengan ego dan status setinggi itu jelas tidak bisa dipaksakan ke posisi yang tidak natural. Alonso butuh sistem yang memungkinkan keduanya tetap bermain di area favorit tanpa saling mengganggu, dan 4-4-2 diamond bisa menjadi jawabannya.
Formasi Berlian Bisa Maksimalkan Valverde, Alexander-Arnold, dan Guler
Salah satu keuntungan terbesar dari 4-4-2 berlian adalah fleksibilitas lini tengahnya. Dengan Aurelien Tchouameni sebagai jangkar, Fede Valverde dan Arda Guler bisa memainkan peran dinamis di sisi kanan dan kiri.
Valverde dapat menjadi motor transisi cepat, sementara Trent Alexander-Arnold, yang bergabung musim panas ini, dapat memanfaatkan ruang di sayap kanan untuk memberikan lebar permainan dan umpan silang akurat.
Sementara di sisi kiri, Vinicius tetap bebas berkreasi dari area favoritnya. Untuk di depan, duet Mbappe dan Bellingham menawarkan kombinasi kecepatan, kreativitas, dan naluri gol yang sangat berbahaya.
Mbappe bisa fokus sebagai finisher utama, sedangkan Bellingham berperan sebagai second striker yang menusuk dari lini kedua. Hasilnya: formasi yang lebih kohesif, ruang antar pemain lebih terjaga, dan serangan yang lebih terstruktur.
Sumber: Managing Madrid