Penjelasan Lengkap Mengapa Cedera Lamine Yamal Picu Ketegangan Barcelona Vs Timnas Spanyol

Penjelasan lengkap mengapa Cedera Lamine Yamal memicu ketegangan di antara Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan Barcelona.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 13 November 2025, 13:30 WIB
Tampak pemain Barcelona, Lamine Yamal, tertunduk lesu pada leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025 di Giuseppe Meazza usai timnya disingkirkan Inter Milan. (PIERO CRUCIATTI / AFP)

Bola.com, Jakarta - Hubungan antara Barcelona dan Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) kembali memanas untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir.

Penyebabnya masih sama: cara penanganan cedera pangkal paha yang terus membekap Lamine Yamal.

Advertisement

Pada September lalu, pelatih Barcelona, Hansi Flick, sempat marah besar karena menilai Timnas Spanyol memperparah kondisi Yamal saat tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Turki dan Bulgaria.

Flick menuding pelatih Timnas Spanyol, Luis de la Fuente, dan stafnya lalai menjaga kebugaran Yamal.

Kini, giliran pihak Spanyol yang dibuat kesal. De la Fuente mengaku terkejut setelah kehilangan Yamal untuk dua laga penting pekan ini menghadapi Georgia dan Turki, pertandingan yang berpotensi menentukan tiket ke Piala Dunia 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.

Yamal awalnya dipanggil ke timnas pada Jumat lalu. Ia tampil penuh dan mencetak gol saat Barcelona menang 4–2 atas Celta Vigo, Senin dini hari WIB lalu, kemudian bergabung dengan skuad La Roja di Madrid pada Senin waktu setempat.

Namun, hanya sehari berselang, Spanyol mengumumkan sang pemain dipulangkan setelah menerima laporan medis dari Barcelona yang menyebut Yamal membutuhkan istirahat 7-10 hari usai menjalani prosedur untuk mengatasi masalah di pangkal pahanya.

Kasus ini kembali menyoroti retaknya komunikasi antara Barcelona dan federasi.

Di tengah pusaran masalah itu, ada seorang remaja berusia 18 tahun yang telah mencatat lebih dari 140 penampilan di level senior. dan masa depan kariernya kini dipertaruhkan.


Spanyol Merasa Dikesampingkan

Pemain depan Spanyol bernomor punggung 19, Lamine Yamal (tengah), berebut bola dengan pemain bertahan Belanda bernomor punggung 05, Jorrel Hato (kanan), selama pertandingan leg pertama perempat final UEFA Nations League antara Belanda dan Spanyol di stadion De Kuip di Rotterdam, pada tanggal 20 Maret 2025. (NICOLAS TUCAT/AFP)

RFEF menilai pihaknya tidak diberi informasi memadai oleh Barcelona. Luis de la Fuente bahkan tampak frustrasi dengan situasi yang terjadi.

"Saya belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya," ujarnya, Selasa lalu.

"Saya rasa ini bukan hal yang normal," imbuhnya.

Spanyol untuk kedua kalinya secara beruntun kehilangan Yamal setelah namanya masuk daftar panggilan. Pada Oktober lalu, Barcelona juga mengumumkan sang pemain mengalami masalah kebugaran di hari yang sama saat Spanyol merilis skuad.

Kini, meski Yamal sempat tampil bersama Blaugrana sebelum jeda internasional, ia disebut menjalani prosedur "adiofrekuensi invasif" pada Senin malam.

Federasi mengaku baru mendapat laporan medis Barcelona pada pukul 22.40 waktu setempat, dua jam setelah Yamal tiba di kamp latihan timnas. Laporan itu menyebut adanya rekomendasi medis agar pemain beristirahat selama satu pekan lebih.

"Dia bahkan tidak tahu dengan pasti tindakan apa yang telah dilakukan dan bagaimana proses pemulihannya," kata De la Fuente.

"Kami pun tidak tahu apa-apa," sentilnya.

Demi memprioritaskan kesehatan pemain, Yamal kemudian diizinkan kembali ke klub.

"Dia memang harus pulang,"  tambah De la Fuente.

Dari pihak Barcelona, termasuk presiden klub, Joan Laporta, menegaskan bahwa Spanyol sudah diberi informasi lengkap mengenai kondisi Yamal.

Bagi Spanyol, kehilangan pemain sayap andalan seperti Yamal terasa berat, terutama karena Nico Williams, Pedri, dan Rodri juga sedang absen. Namun, Laporta menilai absennya sang remaja tidak akan terlalu memengaruhi peluang La Roja lolos ke Piala Dunia 2026.

"Perawatannya memang bertepatan dengan jadwal tim nasional, tapi saya kira itu tidak akan memengaruhi peluang Spanyol untuk lolos karena mereka sudah berada di jalur yang bagus," ujar Laporta.


Ketegangan Lama yang Tak Kunjung Reda

Pemain asal klub Barcelona itu turut cetak satu gol dalam laga yang dimenangkan Timnas Spanyol dengan skor 2-1 ini. (Tobias SCHWARZ / AFP)

Dalam aturan FIFA, klub wajib melepas pemainnya ke timnas pada periode internasional resmi. Kesepakatan yang melarang hal itu dianggap tidak sah.

Namun, situasi menjadi rumit jika pemain mengalami cedera. Federasi berhak meminta pemeriksaan medis oleh dokter pilihannya. Jika terjadi perbedaan pendapat, Komite Medis FIFA bisa diminta memutuskan secara independen.

Dalam kasus Yamal, hal itu tidak diperlukan karena Spanyol menerima laporan medis Barcelona dan memulangkannya tanpa perdebatan.

Baik Barcelona maupun RFEF mencoba menenangkan suasana dan menepis anggapan bahwa hubungan keduanya renggang.

Direktur olahraga Barcelona, Deco, dan Direktur Teknis RFEF, Aitor Karanka, sama-sama menegaskan tidak ada konflik besar.

Namun, hubungan antar-pelatih justru memanas. Flick pernah menuding De la Fuente tidak menjaga pemain muda dengan baik. Pelatih Spanyol membalas dengan mengatakan ia tidak tertarik mendengar opini Flick dan menuntut empati mengingat Flick juga pernah menjadi pelatih Timnas Jerman.

"Apakah saya sudah berbicara dengan pihak Spanyol soal menit bermain Yamal?" kata Flick, singkat.

"Tidak," lanjut Flick.


Masalah Komunikasi

Pemain asal klub Barcelona itu turut cetak satu gol dalam laga yang dimenangkan Timnas Spanyol dengan skor 2-1 ini. (Tobias SCHWARZ / AFP)

Sementara itu, De la Fuente menilai persoalan ini berakar pada kurangnya komunikasi.

"Yang dibutuhkan adalah hubungan yang baik dan pertukaran informasi. Dalam kasus ini, itu tidak terjadi," ucapnya. 

Sumber internal Barcelona menyebut kekhawatiran klub bukan tanpa alasan. Mereka menilai pemain-pemain Barcelona kerap mendapat beban berlebih di timnas. Pedri, misalnya, pernah menjalani 68 laga dalam satu musim dan tetap dipaksa tampil di Euro dan Olimpiade 2021.

Gavi mengalami cedera ACL saat membela Spanyol, dan Marc Bernal sempat dipanggil ke tim U-21, meski baru pulih dari cedera serupa.

Menurut sumber tersebut, kedua pihak seharusnya memiliki tujuan sama: menjaga kondisi pemain agar tampil maksimal di klub maupun timnas.


Cedera yang Tak Kunjung Pulih

Pemain Barcelona Lamine Yamal berdebat dengan pemain Rayo Isi Palazon setelah dilanggar dalam pertandingan La Liga di Stadion Vallecas, Madrid, Spanyol, Senin, 1 September 2025. (AP Photo/Manu Fernandez)

Yamal mengalami cedera pangkal paha atau athletic pubalgia, bukan akibat benturan, melainkan kelelahan otot akibat aktivitas berulang.

ESPN melaporkan bahwa cedera ini sudah dirasakan sejak jeda internasional September lalu, dan kondisinya memburuk setelah itu.

Flick bahkan menuding Timnas Spanyol memberi obat pereda nyeri agar Yamal tetap bisa tampil melawan Bulgaria dan Turki. Tuduhan itu dibantah oleh RFEF, meski tidak secara eksplisit.

Setelah dua laga tersebut, Barcelona menyatakan Yamal harus absen empat pertandingan. Ia kemudian kembali bermain melawan Real Sociedad dan Paris Saint-Germain sebelum cederanya kambuh lagi.

Setelah absen beberapa laga, ia tampil enam kali beruntun dan mencetak empat gol serta tiga assist.


Dampak pada Performa dan Penanganan Klub

Lamine Yamal mencetak gol pembuka timnya dalam laga La Liga antara Barcelona vs Elche di Estadi Olimpic Lluis Companys, 3 November 2025. (AP Photo/Joan Monfort)

Sejak awal musim, Yamal tampil cukup baik dengan dua gol dan dua assist dari tiga laga pertama La Liga. Namun, performanya menurun setelah cedera.

Flick mengaku Yamal kini lebih disiplin menjalani pemulihan.

"Dia sudah banyak berubah. Sekarang dia berlatih sangat baik, rajin ke gym, dan menjalani perawatan setiap hari. Itu penting untuk cedera seperti ini," ungkap Flick.

"Tapi, cedera ini belum sepenuhnya selesai," tambahnya.

Dalam rutinitas barunya, Yamal menjalani latihan khusus untuk memperkuat otot-otot di sekitar pangkal paha dan adductor. Klub juga memanggil ahli cedera pangkal paha, Ernest Schilders, yang menilai kondisi Yamal cukup baik dan tidak membutuhkan operasi.

Namun, pemulihan tetap perlu diawasi ketat. Jika tak tertangani dengan benar, cedera ini bisa menjadi kronis.

Barcelona sadar benar risiko memainkan pemain muda secara berlebihan. Laporan FIFPRO bertajuk "Overworked and Underprotected" mencatat Yamal sudah menempuh lebih dari 8.000 menit bermain sebelum berusia 18 tahun, angka yang belum pernah dicapai pemain muda mana pun di level tertinggi.

Baik Barcelona maupun Timnas Spanyol kini dituntut untuk berhati-hati. Jika salah langkah, mereka bisa kehilangan satu di antara bakat terbesar sepak bola Spanyol untuk waktu yang lama.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait