Kutukan 24 Tahun Menanti, Akankah Athletic Club Jadi Tumbal Pertama di Camp Nou?

Setelah lebih dari dua tahun menunggu, akhirnya Barcelona akan kembali bermain di kandang mereka yang baru direnovasi, Spotify Camp Nou, pada Sabtu (22/11) mendatang

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 21 November 2025, 09:00 WIB
Saksikan Barcelona vs Athletic Club eksklusif di Vidio. (dok. vidio.com)

Bola.com, Jakarta - Setelah lebih dari dua tahun menunggu, akhirnya Barcelona akan kembali bermain di kandang mereka yang baru direnovasi, Spotify Camp Nou, pada Sabtu (22/11) mendatang. Pertandingan melawan Athletic Club dipilih sebagai laga pembuka untuk meresmikan stadion ikonik tersebut, sebuah momen bersejarah yang telah dinantikan oleh jutaan penggemar Blaugrana di seluruh dunia. Namun, bagi Athletic Club, kunjungan ini bukan sekadar laga biasa, melainkan ujian untuk menghapus rekor buruk yang sudah menempel selama seperempat abad.

Proyek renovasi Camp Nou memakan waktu lebih lama dari rencana awal. Barcelona harus bermain di Stadion Olímpik Montjuïc sejak Mei 2023 sementarena renovasi senilai €1,5 miliar berlangsung. Stadion yang akan memiliki kapasitas 99.354 penonton setelah selesai ini dijadwalkan kembali digunakan secara bertahap, dimulai dengan kapasitas terbatas 45.400 penonton pada pertandingan kontra Athletic Club. Meskipun belum 100 persen selesai, kepulangan ke kandang sendiri tetap menjadi momen emosional bagi pemain, staf, dan penggemar.

Advertisement

Athletic Club datang ke markas Barcelona bukan tanpa beban. Data statistik menunjukkan bahwa tim asal Basque ini tidak pernah menang di kandang Barcelona dalam pertandingan La Liga selama 24 tahun terakhir. Kekalahan 0-3 dari Barcelona di pertandingan terakhir mereka di Camp Nou musim lalu semakin memperpanjang catatan buruk tersebut. Sejak kemenangan 2-1 mereka pada 24 November 2001 silam, Athletic hanya mampu mengumpulkan tiga hasil imbang dan 20 kekalahan dalam 23 pertandingan tandang ke markas Blaugrana.

Rekor tanpa kemenangan ini bukan sekadar angka statistik biasa. Ini menjadi catatan terburuk Athletic dalam pertandingan tandang melawan lawan mana pun di La Liga, mengungguli rekor buruk mereka melawan Real Madrid (20 pertandingan tanpa menang), Atletico Madrid (14), dan Real Sociedad (9). Dengan demikian, pertandingan Sabtu nanti bukan hanya soal tiga poin, tapi juga soal harga diri dan keinginan untuk menghapus kutukan yang sudah menempel terlalu lama.

 


Rekor Buruk 24 Tahun Harus Diakhiri

Duel Athletic Bilbao vs Barcelona di La Liga 2024/2025, Senin (26/5/2025). (AP Photo/Miguel Oses)

Kutukan 24 tahun tanpa kemenangan di kandang Barcelona adalah beban berat yang harus dibawa oleh setiap generasi pemain Athletic Club. Kemenangan terakhir mereka di markas Barcelona terjadi pada 24 November 2001, saat tim yang dilatih Jupp Heynckes sukses menang 1-2. Kemenangan itu diraih berkat gol kemenangan Santi Ezquerro pada menit ke-80, setelah sebelumnya pertandingan berimbang 1-1.

Sejak momen bersejarah itu, Athletic Club hanya mampu mencuri tiga poin dari kemungkinan 69 poin yang tersedia. Tiga hasil imbang itu terjadi pada musim 2002/2003 dengan skor 2-2, dan dua kali 1-1 pada musim 2003/2004 dan 2018/2019. Selebihnya adalah deretan kekalahan yang membuat tim asal Bilbao ini selalu tampil tertekan setiap kali bertandang ke Catalan.

Secara keseluruhan, sejak 115 pertandingan yang pernah digelar di berbagai markas Barcelona (termasuk Estadi del FC Barcelona lama, Camp Nou lama, dan Montjuïc), Athletic Club hanya memiliki 20 kemenangan, 14 hasil imbang, dan 81 kekalahan. Rasio kemenangan hanya 17,4 persen, sebuah angka yang sangat miris untuk tim sekelas Athletic yang memiliki tradisi dan fanatik suporter yang luar biasa.

 


Valverde dan Kutukan Pribadi di Camp Nou

Selebrasi Robert Lewandowski dkk. dalam laga Athletic Bilbao vs Barcelona, Senin (26/5/2025). (AP Photo/Miguel Oses)

Tambahan beban bagi Athletic Club adalah fakta bahwa pelatih mereka, Ernesto Valverde, sama sekali tidak pernah menang di Camp Nou dalam pertandingan La Liga sebagai pelatih tandang. Valverde, yang justru pernah menjadi pelatih Barcelona selama dua musim (2017-2019) dan mengantarkan Blaugrana meraih dua gelar liga, kini harus kembali ke markas lamanya dengan misi sebaliknya.

Pengalaman Valverde tentang Camp Nou seharusnya menjadi modal berharga. Ia tahu setiap sudut stadion, karakter lapangan, dan bagaimana tekanan suporter Barcelona bisa menjadi senjata ampuh bagi tuan rumah. Namun, sejarah menunjukkan bahwa pengetahuan ini tidak serta merta mengubah nasib. Sebagai pelatih Athletic, Valverde sudah tiga kali membawa timnya ke Camp Nou dan menyaksikan anak asuhnya pulang dengan tangan hampa.

Tantangan terbesar bagi Valverde adalah bagaimana membangkitkan kepercayaan diri pemainnya. Mental block terhadap Barcelona, terutama di kandang mereka, sudah terlanjur terbentuk selama lebih dari dua dekade. Ia harus menemukan formula khusus untuk mematahkan pola tersebut, mungkin dengan pendekatan taktik yang lebih pragmatis atau mengeksploitasi kelemahan Barcelona yang masih dalam proses adaptasi dengan stadion baru mereka.

 


Spotify Camp Nou: Momen Emosional Bukan Hanya untuk Barcelona

Tampilan umum Stadion Camp Nou di Barcelona, Spanyol, pada Jumat, 7 November 2025, menjelang sesi latihan pertama tim di stadion setelah renovasi. (AP Photo/Joan Monfort)

Pertandingan melawan Athletic Club bukan sekadar laga pembuka stadion, tapi juga momen emosional untuk seluruh komunitas Barcelona. Renovasi Camp Nou yang mengalami berbagai kendala, termasuk pandemi COVID-19 dan krisis keuangan klub, akhirnya mencapai titik di mana stadion bisa digunakan kembali. Meskipun masih dalam tahap penyelesaian, fasilitas baru ini sudah menunjukkan kemegahan dengan desain modern dan teknologi canggih.

Bagi Athletic Club, menjadi lawan pertama di stadion baru ini justru memberi motivasi ekstra. Mereka bisa menjadi tim pertama yang menorehkan noda di sejarah baru Barcelona, atau justru menjadi korban pertama yang melangsungkan upacara kemenangan tuan rumah. Tekanan pasti ada di kedua belah pihak, tapi Barcelona yang datang dengan Lionel Messi junior (Lamine Yamal) dan Frenkie de Jong akan menjadi favorit mutlak.

Pertandingan ini juga menjadi penting dalam kontestasi La Liga musim ini. Barcelona saat ini bersaing ketat di papan atas, sementara Athletic Club berada di posisi menengah dengan ambisi finish di zona Eropa. Tiga poin di Camp Nou akan sangat berarti bagi kedua tim, terutama bagi Barcelona yang ingin memulai era baru dengan kemenangan di kandang sendiri.

 


Peluang Athletic untuk Mematahkan Kutukan

Dua bersaudara, Inaki Williams dan Nico Williams menjadi pahlawan kemenangan Athletic Bilbao berkat gol yang mereka ciptakan pada akhir paruh pertama dan penghujung paruh kedua tambahan waktu. (AP Photo/Alvaro Barrientos)

Meski rekor buruk menghantui, bukan berarti Athletic Club tidak memiliki peluang. Mereka datang ke Camp Nou dengan skuat yang kompetitif, dipimpin oleh Oihan Sancet dan Nico Williams yang tengah dalam performa gemilang. Williams, dengan kecepatannya, bisa menjadi kunci untuk menembus pertahanan Barcelona yang masih dalam proses adaptasi dengan barisan belakang baru mereka.

Taktik presing tinggi yang menjadi ciri khas Athletic bisa menjadi senjata andalan. Barcelona yang mungkin masih canggung dengan lapangan baru dan atmosfer yang belum sepenuhnya familiar, bisa saja terjebak dalam kesalahan-kesalahan teknis. Valverde pasti sudah menyiapkan rencana khusus untuk mengeksploitasi hal ini, mungkin dengan pendekatan serangan balik cepat melalui Williams dan Sancet.

Namun, mental tetap menjadi faktor terbesar. 24 tahun tanpa kemenangan bukanlah angka main-main. Setiap kali Athletic Club menginjakkan kaki di markas Barcelona, mereka akan diingatkan akan sejarah buruk tersebut. Apakah generasi Williams-Sancet mampu menulis ulang sejarah? Atau apakah kutukan 24 tahun akan terus berlanjut di malam pembukaan Spotify Camp Nou? Jawabannya akan terjawab Sabtu nanti ketika 45.400 penonton menyaksikan langsung pertarungan antara sejarah dan ambisi.


Persaingan di Liga Spanyol 2025/2026

Berita Terkait