Bola.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan keyakinannya bahwa kinerja penyaluran kredit perbankan akan menguat signifikan. Ia memperkirakan pertumbuhan mendekati dua digit bisa tercapai pada Januari 2026.
Optimisme tersebut bertumpu pada langkah pemerintah yang kembali menyuntikkan likuiditas ke industri perbankan.
Pemerintah menempatkan dana Rp76 triliun di sejumlah bank nasional guna mempercepat dorongan ke sektor riil. Tambahan likuiditas ini diharapkan mampu mengimbangi perlambatan kredit yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir.
Efek dari penempatan dana tersebut diprediksi akan mulai terasa pada Desember 2025.
Pemerintah menilai penguatan yang lebih besar akan muncul di awal tahun berikutnya, menjadi sinyal positif bagi stabilitas serta pemulihan ekonomi nasional.
Langkah Pemerintah
Penempatan dana Rp76 triliun menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memastikan likuiditas perbankan tetap terjaga. Total dana itu dialirkan ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Jakarta.
Tiga bank besar Himbara, yakni BRI, Mandiri, dan BNI, masing-masing menerima Rp25 triliun. Sementara itu, Bank Jakarta memperoleh Rp1 triliun.
Pemerintah berharap tambahan likuiditas ini mampu mempercepat penyaluran pembiayaan ke sektor riil.
Sebelumnya, pemerintah juga sudah menempatkan Rp200 triliun di bank-bank Himbara. Kebijakan ini ditujukan untuk memperkuat kapasitas perbankan dalam menyalurkan kredit dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Purbaya menjelaskan bahwa transmisi likuiditas tidak terjadi seketika. Ia menekankan pentingnya efek pengganda uang dalam sistem perbankan sehingga dampak penuh kebijakan akan terlihat secara bertahap.
Perkiraan Pemulihan
Kendati terdapat tambahan likuiditas, pertumbuhan kredit perbankan sempat melambat dalam beberapa bulan terakhir. Pada Oktober 2025, pertumbuhan kredit tercatat 7,36 persen secara tahunan (yoy), turun dari 7,7 persen yoy pada September.
Purbaya menegaskan perlambatan tersebut bukan cerminan melemahnya fondasi ekonomi.
'Kita lihat kan, tadinya (kredit) naik, agak turun sedikit karena uangnya pertumbuhannya melambat juga, dari 13 (persen) turun ke 7 (persen). Makanya saya injek lagi Rp76 triliun tadi untuk mendorong lagi," ujarnya.
Pemerintah berharap penempatan dana Rp76 triliun mampu membalikkan tren perlambatan tersebut. Dengan likuiditas yang lebih longgar, perbankan diharapkan lebih agresif menyalurkan kredit, terutama untuk mendukung sektor riil.
Optimisme itu kembali ditegaskan Purbaya.
"Kalau saya pikir sih akan lebih kuat lagi ke depan karena kalau kita lihat ekonomi sudah mulai kelihatan (membaik) di mana-mana kan," katanya.
Data terakhir menunjukkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2025 stabil di kisaran 11,5 persen. Meski posisi DPK solid, pemerintah terus memantau perlambatan kredit dan mendorong percepatan pemulihannya.
Sumber: merdeka.com