Isu Merger GoTo-Grab: Danantara Belum Terlibat, Masih Tahap Awal

CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan posisi pihaknya dalam wacana merger GoTo dan Grab.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 26 November 2025, 17:20 WIB
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, saat menghadiri PLN CEO Forum, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (26/11/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Bola.com, Jakarta - Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara, menegaskan bahwa pihaknya belum ikut terlibat dalam isu merger antara GoTo dan Grab yang sedang ramai diperbincangkan.

Menurut Rosan, saat ini proses masih berada sepenuhnya di tangan kedua perusahaan.

Advertisement

"Ya, itu kan mereka sedang berjalan dulu, biarkan dulu itu berlangsung," ujar Rosan, ditemui usai menghadiri PLN CEO Forum di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (26-11-2025).

Rosan menambahkan bahwa perkembangan terkait kemungkinan konsolidasi ini masih berada pada tahap awal dan sebaiknya diberikan ruang agar berjalan secara alami.


Danantara Siap Memberi Dukungan Jika Layak

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa pihaknya tetap membuka peluang untuk memberikan dukungan asalkan proses merger tersebut jelas dan memiliki nilai ekonomi yang sepadan.

Pandu menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepatuhan pada regulasi dan pencapaian keuntungan komersial.

"Mereka harus mengikuti B2B, kami lihat prosesnya. Nantinya kami pasti akan support, tapi kami lihat dulu. Yang penting dari sisi commercial return juga harus ada," jelas Pandu.


Perlu Kehati-hatian

Pandu mengingatkan bahwa GoTo maupun Grab adalah perusahaan terbuka (Tbk) sehingga setiap langkah strategis harus sesuai dengan tata kelola perusahaan publik.

Selain itu, menurut Pandu, masukan pemerintah tetap menjadi faktor penting untuk memastikan proses merger berjalan sesuai arah kebijakan ekonomi digital nasional. Namun, keputusan akhir tetap mengacu pada logika bisnis kedua perusahaan.

"Jadi, kami harus menjaga itu. Tapi, tentu mendengarkan masukan pemerintah itu baik. Yang penting tetap fokus B2B antara kedua perusahaan. Jangan lupa, keduanya perusahaan Tbk, jadi kami harus hati-hati bicara," ucapnya.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait