Bola.com, Jakarta - Marc Marquez kembali memuncaki dunia MotoGP setelah tampil dominan sepanjang musim 2025 bersama Ducati pabrikan. Pembalap berusia 32 tahun itu mencatatkan musim yang hampir sempurna, merebut 11 kemenangan grand prix dan 14 kemenangan sprint dalam perjalanan menuju gelar dunia ketujuhnya. Prestasi tersebut sekaligus menjadi penegasan bahwa Marquez masih berada di level tertinggi meski sempat mengalami cedera serius pada lengan pada tahun 2020.
Musim lalu menjadi salah satu yang paling mengesankan dalam kariernya. Marquez mengamankan gelar dengan lima seri tersisa setelah mencatat tujuh akhir pekan beruntun dengan koleksi penuh 37 poin antara Aragon hingga Hungaria. Bahkan ketika ia harus menepi pada empat seri terakhir akibat cedera, jarak 78 poin di puncak klasemen tetap tak terkejar. Selisih dengan pembalap GP25 terdekat bahkan mencapai 257 poin.
Meski memasuki musim 2025 dengan status favorit, Marquez mengaku sejak awal lebih melihat rekan setimnya, Pecco Bagnaia, sebagai kandidat utama juara. Kini, menjelang 2026, ia merevisi pandangannya. Baginya, musim depan adalah saat yang tepat untuk kembali berjuang mempertahankan takhta. Namun ia juga realistis. Pada usia 32 tahun, ia memahami bahwa masa penurunan performa pasti akan datang.
Dalam sebuah acara Estrella Galicia baru-baru ini, Marquez berbicara mengenai ambisi dan kesadarannya terhadap dinamika karier seorang pembalap elite.
Musim 2025 yang Menjawab Banyak Keraguan
Kembalinya Marquez sebagai juara dunia enam tahun setelah gelar terakhirnya menandai keberhasilan proses pemulihan panjang dari cedera lengan yang sempat mengancam kariernya. Ia menilai titik baliknya ada pada performa di Qatar, trek yang selama ini tidak bersahabat bagi dirinya.
"Pada 2025, saya menjalani musim dengan profil yang saya rasakan benar," ujar Marquez.
Momen tersebut memperlihatkan bahwa Marquez kembali ke bentuk terbaiknya, dan hasil akhirnya membuktikan konsistensi itu.
"Sejak awal, Pecco adalah favorit. Saya paham bahwa itu bisa menjadi tahun besar ketika saya tampil baik di Qatar, sirkuit yang biasanya menjadi kelemahan."
Fokus Penuh ke 2026, Tanpa Obsesikan Rekor
Jelang musim baru, Marquez menegaskan bahwa targetnya tidak berubah. Ia ingin kembali bertarung di puncak. Meski demikian, ia menolak terlalu memikirkan statistik atau rekor sepanjang kariernya.
"Untuk 2026, ini waktunya berjuang untuk gelar. Apa pun yang terjadi, kita lihat nanti," tutur Marquez. "Tentu ada proses rehabilitasi. Target saya adalah kembali 100 persen pada pekan pertama Maret."
Marquez juga menegaskan bahwa ia tidak ingin terobsesi mengejar rekor ‘12+1’ gelar milik Angel Nieto yang sering disebut sebagai angka yang sulit dicapai.
"Saya tidak ingin terobsesi dengan rekor itu. Angkanya terasa sangat jauh. Kami akan melangkah setahap demi setahap. Tujuan utama dalam hidup saya adalah menang lagi, dan itu sudah saya capai."
Menyadari Realitas: Era Baru dan Generasi Muda Akan Datang
Meski baru saja mengukir musim yang sangat dominan, Marquez tetap realistis. Ia menyadari bahwa usia dan kompetisi yang semakin ketat akan membawa perubahan dalam beberapa tahun ke depan.
Sikap realistis ini tidak mengurangi ambisinya, namun menjadi pengingat bahwa MotoGP selalu bergerak cepat. Dengan persiapan menuju musim 2026 yang terus berjalan, Marquez kembali bersiap untuk melawan waktu, generasi baru, dan ekspektasinya sendiri.
"Tetapi begitulah hidup. Masa penurunan akan datang dan para pembalap muda akan terus menekan," ucap Marquez.