Bola.com, Jakarta - Mantan striker Manchester United, Louis Saha, kembali menjadi sorotan setelah nilai kekayaannya melonjak drastis, menariknya, jauh setelah ia gantung sepatu.
Eks bomber Timnas Prancis itu kini diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari 4,3 miliar paun (sekitar Rp 95 triliun) berkat bisnis yang ia bangun usai meninggalkan lapangan hijau.
Angka tersebut menjadikan Saha sebagai satu di antara mantan pesepak bola dengan pendapatan terbesar setelah pensiun.
Saha terkenal sebagai penyerang yang berpengaruh di Premier League lewat masa bermainnya di Fulham, Everton, hingga MU. Bersama Setan Merah, ia meraih dua gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions.
Namun, prestasi finansial Saha justru menanjak tajam ketika ia memasuki dunia bisnis.
Axis Stars, Sumber Kekayaan Utama Saha
Begitu pensiun, Saha memilih tetap berkecimpung di ekosistem olahraga. Ia mendirikan Axis Stars, platform jejaring sosial khusus atlet profesional dan figur industri hiburan berpenghasilan tinggi.
Platform ini memungkinkan para atlet saling bertukar pengalaman, mencari peluang kolaborasi, hingga mendapatkan akses mitra tepercaya.
Axis Stars, yang ia bangun bersama Kate Hamer (pakar pemasaran), Patrice Arnera (eksekutif teknologi), dan Mike Farnan (mantan petinggi pemasaran Manchester United), kini bernilai lebih dari 3,5 miliar paun.
Dengan ribuan anggota termasuk lebih dari 500 mantan atlet elite. Platform ini berkembang menjadi komunitas eksklusif yang mendukung kesejahteraan dan karier panjang para penggunanya.
Laporan OLBG menyebutkan bahwa pertumbuhan Axis Stars berkontribusi besar pada kekayaan bersih Saha yang kini mencapai sekitar 4,312 miliar paun.
Ide Bisnis
Saha mengungkap bahwa ide Axis Stars muncul dari pengalamannya sendiri. Ia menilai tidak adanya platform yang dapat membantu atlet mengelola karier dan masa depan menjadi celah besar yang perlu diisi.
"Saya selalu berharap memiliki ruang seperti ini saat masih bermain. Itu akan membantu saya mengelola karier dan merencanakan masa depan dengan lebih baik," ujar Saha kepada CityAM pada 2014.
Beberapa tahun kemudian, Saha kembali menegaskan visi tersebut kepada The Guardian. Ia menyebut platform itu memberi dampak besar bagi atlet muda, termasuk memudahkan mereka mencari pelatih pribadi atau mentor yang tepat.
"Jika saya bisa membantu 100.000 orang, itu adalah pencapaian terbaik dalam hidup saya," tutur Saha.
Bisnis Sukses, Karier Sepak Bola Gemilang
Kendati kiprahnya di dunia bisnis sangat mencolok, Saha tetap dikenang sebagai striker berbahaya di Premier League.
Kariernya dimulai di Metz sebelum pindah ke Inggris. Performanya meledak bersama Fulham pada musim 2000/2001 dengan 32 gol dalam 48 laga yang membawa klub promosi ke Premier League.
Periode terbaiknya datang bersama MU, di mana ia menjadi bagian penting skuad juara. Empat musim di Old Trafford memperlihatkan kualitasnya sebagai penyerang yang komplet dan efektif.
Banyak pesepak bola yang kesulitan secara finansial setelah pensiun. Namun, Saha menjadi contoh mantan pemain yang mampu menjaga stabilitas hidup dengan langkah bisnis strategis.
Ia memang bukan mantan pemain terkaya, rekornya masih dipegang Mathieu Flamini yang memiliki kekayaan lebih dari 21 miliar paun berkat industri biokimia, tetapi Saha tetap menempati posisi elite dalam daftar mantan pesepak bola paling sukses secara finansial.
(Razaqa Roger Arif Ali)
Sumber: Give Me Sport