Bola.com, Jakarta - Pemerintah Rusia resmi menutup akses ke Roblox, gim daring populer asal Amerika Serikat, dengan alasan kekhawatiran serius terhadap keselamatan anak di dunia maya.
Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, menyampaikan kepada media lokal bahwa platform tersebut dipenuhi konten yang dianggap tidak pantas serta berpotensi merusak perkembangan moral dan spiritual anak-anak.
Menurut laporan media Rusia, keputusan pemblokiran itu dipicu oleh temuan konten terkait terorisme dan isu LGBT, kategori yang, berdasarkan hukum setempat, diklasifikasikan sebagai materi ekstremis dan dilarang beredar.
Roskomnadzor juga mencatat keberadaan skenario permainan yang mensimulasikan serangan teroris dan aktivitas yang menyerupai perjudian di sejumlah server Roblox. Temuan ini dianggap menambah risiko bagi pengguna muda.
Roblox, yang menjadi satu di antara platform gim paling populer secara global, kerap menuai kritik karena dinilai memiliki celah dalam perlindungan anak.
Platform Serbabebas yang Sulit Diawasi
Menanggapi kekhawatiran dari Rusia, seorang juru bicara Roblox menegaskan bahwa perusahaan menghormati regulasi di setiap negara tempat mereka beroperasi dan berusaha menciptakan ruang yang aman bagi para pemain.
"Kami memiliki komitmen yang mendalam terhadap keselamatan dan kami memiliki serangkaian langkah keselamatan yang bersifat proaktif dan pencegahan yang dirancang untuk menangkap dan mencegah konten berbahaya di platform kami," ujar jubir tersebut dalam pernyataan kepada BBC.
Roblox menjadi satu di antara gim seluler paling banyak diunduh di Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Kebebasan pemain untuk membuat dan membagikan permainan mereka sendiri membuat pengawasan menjadi lebih menantang.
Roskomnadzor turut menyoroti laporan mengenai pelecehan seksual terhadap anak serta penyebaran gambar intim di dalam platform tersebut.
Kekhawatiran serupa juga muncul di sejumlah negara lain, dan Roblox telah menghadapi larangan di beberapa wilayah, termasuk Turki, karena isu keselamatan anak.
Moderasi Konten Lemah
Pada 2023, pemerintah Singapura mengungkap kasus seorang remaja yang terpapar radikalisasi setelah bergabung dalam server bertema ISIS di Roblox.
Insiden itu menambah panjang daftar sorotan terhadap lemahnya moderasi konten di platform tersebut.
Bulan lalu, Jaksa Agung Texas, Ken Paxton, melayangkan gugatan terhadap Roblox dengan tuduhan bahwa perusahaan mengabaikan aturan keselamatan dan menyesatkan orang tua terkait risiko yang dihadapi anak-anak.
Merespons kritik berkepanjangan mengenai fitur interaksi sosial, Roblox bulan ini mengumumkan kebijakan baru: anak-anak tidak lagi bisa berkomunikasi dengan orang dewasa yang tidak mereka kenal.
Langkah itu diambil sebagai bagian dari upaya memperketat perlindungan pengguna muda di platform mereka.
Sumber: merdeka.com