Bola.com, Jakarta - Bek Timnas Indonesia, Kevin Diks buka suara soal putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Seperti diketahui, Tim Merah-Putih tampil buruk di ajang tersebut.
Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Timnas Arab Saudi dan 0-1 dan Timnas Irak di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda pun gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.
“Itu adalah salah satu pengalaman tersulit dalam karier saya," ungkap Kevin Diks kepada Bundesliga.
Kevin Diks merasa saat itu Timnas Indonesia banyak memiliki tantangan besar di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Situasi yang benar-benar menyulitkan.
"Saya rasa kami menghadapi banyak rintangan. Kami harus bermain dalam keadaan sulit, tetapi saya tidak akan membahasnya lebih dalam karena saya tidak ingin menimbulkan masalah," sambung Diks.
Tidak Ideal
Kevin Diks merasa putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sangat tidak ideal. Sebab, fase krusial itu harus digelar bukan di tempat netral.
Arab Saudi dan Qatar yang menjadi tuan rumah jelas sangat diuntungkan. Menariknya, kedua negara itu mendapatkan tiket ke putaran final Piala Dunia 2026.
"Kami bermain di Jeddah. Saya pergi ke sana, saya hanya punya satu hari latihan, dan saya harus memainkan pertandingan terbesar dalam karier saya. Saya telah memainkan banyak pertandingan penting, tetapi ini untuk Piala Dunia dan untuk mimpi yang dimiliki semua orang di Indonesia," kata Diks.
Susah Tidur
Kevin Diks sangat terpuruk dengan kegagalan Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026. Bahkan, pemain milik Borussia Monchengladbach itu mengaku sempat sulit tidur.
"Minggu pertama saya kesulitan tidur, memikirkan apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi. Anda mencoba memahami mengapa itu tidak berhasil, tetapi terkadang itu bukan waktu Anda, itu bukan milik Anda turnamen. Mungkin turnamen berikutnya," ungkap Kevin Diks.
"Setelah sekitar seminggu, saya mulai berbicara dengan beberapa rekan tim di Indonesia, dan kami sepakat bahwa begitulah adanya dan Anda tidak dapat mengubah apa pun di masa lalu. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan mungkin jika bukan turnamen ini, maka turnamen berikutnya dan sekarang kita perlu fokus pada Piala Asia," tandas eks pemain FC Copenhagen itu.