Prabowo dan Putin Bahas Kebijakan Bebas Visa Rusia untuk Memperkuat Hubungan Bilateral

Presiden Prabowo Subianto dan Vladimir Putin membahas wacana bebas visa dalam upaya menguatkan kemitraan RI-Rusia.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 12 Desember 2025, 14:20 WIB
Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, yang berlangsung di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025) lalu. (Dok. Kemenko Perekonomian)

Bola.com, Jakarta - Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Kremlin, Moskow, Rabu (10-12-2025), kembali menempatkan hubungan Indonesia-Rusia dalam sorotan.

Di sela agenda bilateral yang berlangsung selama tiga jam, kedua kepala negara menelaah kemungkinan penerapan kebijakan bebas visa sebagai langkah mempererat mobilitas masyarakat dan memperkuat jalinan strategis kedua negara.

Advertisement

Selain isu akses perjalanan, diskusi turut merambah berbagai sektor yang dianggap krusial bagi kerja sama jangka panjang.

Energi, industri, pertanian, riset, sains, hingga potensi alih teknologi menjadi pokok pembahasan yang mencerminkan keinginan bersama untuk memperdalam kolaborasi multisektoral.

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menyampaikan bahwa Presiden Putin secara khusus menyoroti upaya penguatan hubungan kemanusiaan dan pariwisata, yang dinilai akan makin optimal jika didukung penerbangan langsung dan kebijakan bebas visa bagi kedua negara.


Konektivitas dan Peluang Kerja Sama Baru

Dalam pertemuannya dengan Prabowo pada Rabu (10/12/2025), Putin menegaskan bahwa Rusia dan Indonesia terus menjaga hubungan erat meski berbagai tantangan global berlangsung. (Dok. Istimewa)

Agenda pertemuan yang padat memunculkan sejumlah peluang baru bagi kedua negara. Selain membahas kemudahan keluar-masuk warga, Prabowo dan Putin mengkaji potensi sinergi ekonomi yang dapat mendorong pembangunan nasional, termasuk kerja sama di sektor energi.

Dalam penjelasan Teddy Indra Wijaya, Presiden Putin menekankan bahwa kemudahan mobilitas warga akan meningkatkan pertukaran budaya serta kunjungan wisata.

"Ini akan memperkuat hubungan antarmasyarakat kedua negara," ujar Teddy, mengutip penekanan Putin.

Rusia juga membuka peluang untuk mendukung rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Putin menegaskan kesediaan negaranya terlibat apabila Indonesia memilih menggandeng Rusia dalam proyek tersebut.

"Jika Indonesia memang memutuskan melibatkan Rusia, kami selalu siap untuk membantu," kata Presiden Putin.

Ia menambahkan bahwa Rusia memiliki sejumlah proyek potensial yang bisa dikembangkan bersama Indonesia, dari manufaktur hingga pertanian.

Peluang ini dinilai dapat memperluas dasar kerja sama dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.


Posisi Indonesia di Kancah Global

Pertemuan pertama berlangsung di Saint Petersburg pada 19 Juni 2025 lalu, kedua pemimpin negara tersebut menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kemitraan strategis Indonesia-Rusia. Tampak dalam foto, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan mereka di Istana Senat Kremlin, Moskow pada Rabu 10 Desember 2025. (Alexander Zemlianichenko/POOL/AFP)

Dalam percakapan yang sama, Presiden Putin menyampaikan apresiasi atas keanggotaan penuh Indonesia di BRICS dan membuka wacana kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU).

Menurutnya, Indonesia berada pada posisi strategis dalam dinamika ekonomi global.

Putin juga menyampaikan belasungkawa atas bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang menelan hampir 1.000 korban jiwa.

Menutup pertemuan, Presiden Prabowo mengundang pemimpin Rusia itu untuk berkunjung ke Indonesia. Undangan tersebut diterima dengan baik.

"Terima kasih banyak. Saya pasti akan datang. Saya akan dengan senang hati, terima kasih banyak," balas Putin.

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo didampingi Menteri Luar Negeri, Sugiono, dan Teddy Indra Wijaya. Sementara itu, Presiden Putin hadir bersama Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov, serta sejumlah pejabat tinggi pemerintah Rusia.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait