Harga Tiket Piala Dunia 2026 Dianggap Keterlaluan, Suporter Inggris Ancam Boikot

Desakan kepada FIFA untuk merevisi struktur harga tiket Piala Dunia 2026 semakin kuat.

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 13 Desember 2025, 05:30 WIB
Penampakan ribuan suporter memadati area luar Stadion Wembley usai pertandingan Timnas Inggris melawan Denmark pada laga semifinal Euro 2020, Kamis (8/7/2021). (Foto:AFP/Frank Augstein,Pool)

Bola.com, Jakarta - Desakan kepada FIFA untuk merevisi struktur harga tiket Piala Dunia 2026 semakin kuat. Banyak pihak menilai federasi sepak bola dunia itu telah mengabaikan suporter loyal yang selama ini setia hadir di turnamen internasional.

Dengan semakin dekatnya Piala Dunia 2026, persoalan harga tiket menjadi salah satu isu panas yang dapat memengaruhi atmosfer turnamen.

Advertisement

Jika tidak ada perubahan kebijakan, bukan mustahil boikot suporter Inggris akan benar-benar terjadi. tolong jangan pakai pointers ya Baik, berikut versi artikelnya tanpa menggunakan pointers dan ditulis mengalir seperti berita utuh.

Harga tiket Piala Dunia 2026 untuk anggota England Supporters Travel Club (ESTC) memicu gelombang kemarahan besar di kalangan suporter Inggris.

Banyak fans mengeluhkan bahwa mereka harus mengeluarkan biaya yang sangat besar hanya untuk menyaksikan perjalanan The Three Lions di Amerika Serikat tahun depan. Bahkan untuk pertandingan fase grup saja, harga tiket dinilai sudah tidak masuk akal.


Harga Tiket Melambung

Logo Piala Dunia 2026. (Bola.com/FIFA)

Untuk laga kedua dan ketiga Inggris melawan Ghana dan Panama, kategori tiket termurah, yakni kategori 3 yang disebut FIFA sebagai “supporter value”, dibanderol mulai dari £164 atau sekitar Rp3,6 juta.

Sementara itu, pertandingan pembuka menghadapi Kroasia di Dallas bahkan lebih mahal, dengan harga £197 atau sekitar US$265. Beberapa suporter yang menginginkan posisi duduk lebih baik di partai tersebut harus merogoh kocek jauh lebih dalam. Tiket kategori 1 yang disebut “supporter premier” dipatok sebesar £521 atau US$700, sedangkan kategori 2 “supporter standard” dijual seharga £372 atau US$500.

Ketika memasuki babak gugur, harga tiket melonjak lebih tinggi lagi. Jika skuad Thomas Tuchel berhasil mencapai babak perempat final, anggota ESTC harus membayar antara £507 hingga £1.073, bergantung pada kategori tempat duduk.

Semifinal pun tidak jauh berbeda, bahkan cenderung lebih ekstrem, dengan tiket termurah mencapai £686 dan yang termahal bisa menyentuh £2.364. Semua itu belum sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghadiri partai puncak di MetLife Stadium, New Jersey.

Untuk final, tiket kategori terendah dihargai £3.122 atau sekitar Rp70 juta, sementara kategori teratas mencapai £6.475 atau sekitar US$8.680. Harga tersebut membuat banyak orang membandingkannya dengan tiket musiman Premier League; tiket termahal di Liga Inggris yang dijual Fulham seharga £3.084 sudah mencakup 18 pertandingan kandang sepanjang musim, dan rata-rata tiket musiman pun masih berada di kisaran £1.216, jauh lebih murah dibandingkan harga tiket laga final Piala Dunia.


Biaya Perjalanan

Tidak hanya tiket pertandingan yang menguras isi dompet, fans Inggris juga harus memikirkan biaya perjalanan dan akomodasi selama turnamen berlangsung. Mengikuti tim secara penuh dari satu kota ke kota lain di Amerika Serikat berpotensi menelan biaya ribuan poundsterling tambahan, sehingga membuat total pengeluaran menjadi sangat besar bagi para pendukung yang ingin hadir langsung.

Kemarahan para suporter pun terlihat jelas di media sosial. Banyak dari mereka menyatakan bahwa harga tersebut tidak masuk akal dan menunjukkan penelantaran terhadap fans setia yang selalu mendukung tim nasional.

Sejumlah fans reguler bahkan secara terang-terangan menyebut bahwa mereka akan memboikot Piala Dunia 2026 dan memilih untuk tidak melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.


Kritik untuk FIFA

Logo FIFA. (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)

Komunitas pendukung seperti Free Lions, yang merupakan bagian dari Football Supporters’ Association, juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai tingginya harga tiket dan mengatakan bahwa mereka sudah lama menyuarakan keberatan tersebut kepada pihak-pihak terkait.

Dengan situasi yang semakin memanas, tekanan terhadap FIFA terus meningkat. Suporter menilai bahwa badan sepak bola dunia tersebut lebih mementingkan komersialisasi dibandingkan kepentingan pendukung yang selama ini menjadi bagian penting dalam atmosfer turnamen internasional.

Jika tidak ada perubahan kebijakan, bukan tidak mungkin boikot besar-besaran akan benar-benar terjadi dan kehadiran suporter Inggris di Piala Dunia 2026 menjadi jauh lebih sedikit dari yang diharapkan.   

Sumber: Express

Berita Terkait