Bola.com, Jakarta - Keputusan Indra Sjafri yang memasukkan Jens Raven pada menit ke-68 dianggap terlambat. Seharusnya, pemain naturalisasi itu dimainkan sebagai starter atau di awal babak kedua.
Jika saja Jens Raven masuk lebih cepat, bisa jadi Timnas Indonesia U-22 mampu menang lebih dari 3-1 atas Myanmar dan lolos ke semifinal SEA Games 2025.
Jens Raven tampil sangat baik dalam laga penentu Grup C melawan Myanmar, Jumat (12/12/2022). Penyerang Bali United itu menyumbang dua gol yang memastikan kemenangan Garuda Muda.
Sayang, brace Jens Raven dan sebiji gol lainnya yang dicetak Tony Firmansyah tak bisa menyelamatkan nasib Indonesia. Garuda Muda tetap terdepak karena kalah selisih gol dari Malaysia. Sebelumnya, pada laga pertama, Indonesia kalah 0-1 dari Filipina.
"Ada yang mengatakan juga bahwa Jens Raven telat masuk. Maksudnya, Raven harusnya masuk lebih awal. Bukan Hokky Caraka yang masuk lebih dulu. Tapi akhirnya Indra Sjafri justru memasukkan Hokky dan Raven terakhir," kata Ronny Pangemanan, pengamat sepak bola nasional, via kanal YouTube Bung Ropan.
"Dan Raven bisa membuktikan dan membayar kepercayaan itu dengan mencetak dua gol. Namun apapun yang harus dikatakan kita tetap tersisih, kita gagal untuk lolos," imbuh Ronny Pangemanan.
Tak Terbayangkan
Menurut Ronny Pangemanan, sangat disayangkan, Indonesia yang dua tahun lalu sukses menggondol medali emas sepak bola SEA Games 2023 Kamboja harus angkat koper lebih cepat.
"Bersyukur menang oke, bagus. Namun sayang, sebagai juara bertahan atau pemegang medali emas dua tahun lalu di SEA Games 2023, kita out. Kita harus pulang angkat koper. Kita tersisih di fase grup," ujarnya.
"Sesuatu yang tak bisa terbayangkan, bahwa tadinya kita bisa menarik target kita harus medali emas walaupun ada dari pihak kemenpora bilang medali perak. Tapi jangankan itu, untuk lolos dari fase grup saja tidak bisa."
Mengecewakan
Hasil mengecewakan tentunya menjadi pelajaran yang sangat berharga. Jurnalis senior ini juga mengajak fans untuk tetap mengapresiasi perjuangan Kadek Arel dkk.
"Jadi ini menjadi bahan pelajaran evaluasi untuk tim kepelatihan yang akan datang. Tapi apapun itu, kita harus bisa mendukung tim nasional. Tidak boleh mebully, mencaci maki pemain. Mereka bagaimana pun sudah berjuang, sudah habis-habisan, sudah all out di lapangan. Tapi memang faktanya kita tidak bisa untuk bisa berbuat banyak," tukas pengamat yang akrab disapa Ropan.
"Terlepas dengan persiapan yang juga mungkin tidak seperti pada dua tahun lalu yang lebih oke karena sudah dipersiapkan oleh STY sebelumnya dari Piala Dunia U-20 yang gagal. Kemudian terus bisa dipersiapkan sampai pergantian masuk Indra Sjafri megang sampai SEA Games 2023 Kamboja. Jadi itu lama persiapan mereka. Jadi chemestry-nya dapat," pungkas Ronny Pangemanan.