Bola.com, Jakarta - Kepergian sejumlah pemain ke Piala Afrika 2025 membuat Manchester United tak punya banyak pilihan selain melakukan penyesuaian taktik.
Bryan Mbeumo, Amad Diallo, dan Noussair Mazraoui segera bergabung dengan tim nasional masing-masing, yang berarti sisi kanan dari skema favorit pelatih Ruben Amorim, yakni 3-4-2-1, praktis akan terkikis.
Situasi ini sudah diantisipasi lebih awal. Seperti dilaporkan pekan ini, Amorim telah memberi tahu para pemainnya bahwa perubahan akan datang.
Sejak itu, MU intens mengasah formasi 4-3-3 di Carrington, termasuk sebagai persiapan jelang laga melawan Bournemouth.
Setelah trio tersebut resmi berangkat ke Piala Afrika 2025, perubahan tak lagi sekadar opsi, melainkan kebutuhan.
Berdasarkan kebutuhan peran dan tuntutan taktik Amorim, berikut susunan 4-3-3 terkuat MU untuk rangkaian pertandingan krusial ke depan.
Kiper dan Belakang
Kiper
Senne Lammens
Kemampuan distribusi dan ketenangan Lammens membuatnya ideal mengawal gawang di belakang lini empat bek. Tanpa kontribusi Mazraoui dalam fase build-up, ketenangan kiper asal Belgia itu saat menguasai bola menjadi nilai tambah penting.
Lini Belakang
Diogo Dalot (bek kanan)
Absennya Mazraoui membuat peran Dalot makin vital. Konsistensi, etos kerja, serta progresi bolanya sangat dibutuhkan dalam skema 4-3-3, di mana bek sayap kerap menjadi sumber lebar permainan.
Matthijs de Ligt (bek tengah)
Jika berada dalam kondisi fit, De Ligt menjadi jangkar pertahanan. Dominasi duel udara dan pengalamannya memberi stabilitas pada lini belakang di tengah fase transisi taktik yang menuntut kepemimpinan.
Lisandro Martinez (bek tengah)
Akurasi umpan Martínez penting dalam sistem yang membangun serangan melalui tiap lini. Kemampuannya memecah garis lawan membantu Mainoo dan Bruno Fernandes menerima bola lebih cepat dan di area yang lebih tinggi.
Luke Shaw (bek kiri)
Kembalinya Shaw sudah memberikan dampak positif. Dalam formasi 4-3-3, ia lebih leluasa naik membantu serangan, menopang Mason Mount melalui overlap dan umpan silang, sekaligus menjaga keseimbangan sisi kiri.
Lini Tengah
Casemiro (gelandang bertahan)
Casemiro menjadi pelindung lini belakang sekaligus penyeimbang saat tim mendorong garis permainan ke depan. Posisioning-nya memberi ruang bagi Mainoo untuk bermain lebih bebas.
Kobbie Mainoo (gelandang tengah)
Mainoo tampil lebih optimal ketika bermain sedikit lebih maju dari peran nomor 6. Ia mampu menghubungkan fase permainan, melewati tekanan lawan, dan mengontrol tempo.
Bruno Fernandes (gelandang tengah/menyerang)
Sebagai gelandang nomor 8, Bruno bisa menemukan ruang, memimpin pressing, dan tetap hadir di area berbahaya.
Peran ini menjaga pengaruhnya tetap besar tanpa meninggalkan Casemiro sendirian di belakang.
Lini Depan
Matheus Cunha (sayap kanan)
Cunha menjadi opsi terbaik di sisi kanan saat ini. Ia agresif membawa bola, cerdas saat melakukan pressing, dan mampu menutup absennya Amad serta Mbeumo.
Benjamin Sesko (penyerang tengah)
Waktu kembalinya Sesko dinilai tepat. Pergerakan, postur, dan kemampuannya mengaitkan permainan memberi United titik fokus di lini depan, sesuatu yang kerap hilang ketika mengandalkan dua gelandang serang.
Mason Mount (sayap kiri)
Kebangkitan Mount terjadi saat ia dimainkan lebih tinggi. Dari sisi kiri formasi 4-3-3, ia menekan tanpa henti, berkolaborasi dengan Shaw, dan kerap masuk ke ruang-ruang sentral berbahaya.
Alasan Formasi Ini Masuk Akal
Formasi 4-3-3 dinilai menawarkan struktur yang lebih stabil dan koheren di tengah kondisi skuad yang tak lagi cocok dengan 3-4-2-1.
Empat bek memberi kejelasan defensif, sementara trio gelandang memungkinkan Mainoo dan Mount memainkan peran yang paling sesuai dengan karakter mereka. Bruno pun tetap leluasa berkreasi tanpa mengekspos Casemiro.
Di lini depan, kehadiran Sesko menghadirkan penyerang tengah alami, sementara gaya Cunha yang kerap menusuk ke dalam membantu mengurangi dampak absennya kreator berkaki kiri.
Jarak antarlini lebih rapi, transisi lebih aman, dan struktur tim tak lagi bergantung pada profil pemain yang sedang tak tersedia.
Piala Afrika 2025 memang memaksa Amorim melakukan penyesuaian. Namun, perubahan ke 4-3-3 ini berpotensi justru memperlihatkan wajah MU yang lebih seimbang dan efektif.
Sumber: Give Me Sport