Bola.com, Jakarta - Meski sarat prestasi dan trofi, Pep Guardiola menegaskan dirinya tak peduli soal warisan sejarah. Namun, di saat bersamaan, sang pelatih tetap menyimpan ambisi besar membawa Manchester City mendominasi musim ini.
Pep Guardiola dikenal sebagai salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola modern. Filosofi permainan, deretan trofi, serta transformasi tim-tim besar yang ia tangani membuat namanya selalu dibicarakan di level tertinggi.
Namun, di balik reputasi gemilang tersebut, Guardiola justru melontarkan pernyataan mengejutkan. Ia mengaku tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk dikenang setelah pensiun dari dunia sepak bola.
Pernyataan itu disampaikan pelatih asal Spanyol tersebut dalam wawancara terbarunya bersama TNT Sports. Guardiola menegaskan bahwa urusan warisan dan pengakuan publik bukanlah sesuatu yang membebaninya.
“Saya tidak ingin dikenang. Saya berharap orang-orang melupakan saya,” ujar Guardiola.
Karier Gemilang, Tapi Tak Mengejar Legasi
Guardiola menghabiskan sebagian besar karier bermainnya bersama Barcelona pada periode 1990 hingga 2001. Ia menjadi bagian penting dari era emas Blaugrana, termasuk saat menjuarai Piala Champions Eropa 1991/1992 dan meraih enam gelar La Liga.
Setelah gantung sepatu, Guardiola memulai perjalanan kepelatihannya dari tim Barcelona B sebelum naik ke tim utama pada 2008. Di sanalah filosofi permainan berbasis penguasaan bola benar-benar mendunia.
Dalam empat musim bersama Barcelona, Guardiola mempersembahkan dua trofi Liga Champions, tiga gelar La Liga, serta sejumlah gelar prestisius lainnya. Kesuksesan itu berlanjut saat ia menangani Bayern Munchen dengan tiga gelar Bundesliga beruntun.
Sejak bergabung dengan Manchester City pada 2016, Guardiola menjelma menjadi arsitek dominasi sepak bola Inggris. Enam gelar Liga Inggris, dua Piala FA, empat Piala Liga, serta trofi Liga Champions pertama City pada 2023 menjadi bukti nyata pengaruhnya.
Meski demikian, Guardiola menegaskan semua pencapaian itu tidak membuatnya terobsesi pada status legenda.
Ambisi Juara Masih Menyala
Di tengah sikapnya yang merendah soal warisan sejarah, Guardiola tetap menunjukkan ambisi besar bersama Manchester City musim ini. Ia mengaku ingin melihat timnya berada jauh di atas para pesaing dalam perburuan gelar Liga Inggris.
Saat ini, Arsenal memimpin klasemen dengan 39 poin, unggul dua angka dari Manchester City yang mengoleksi 37 poin. Aston Villa membuntuti di posisi ketiga dengan 36 poin.
“Tempat terbaik tentu berada di puncak klasemen, tapi kami belum di sana,” ujar Guardiola kepada situs resmi klub.
“Saya tentu lebih senang jika unggul sepuluh poin dari semua tim, tapi situasinya seperti ini. Arsenal tampil sangat baik, tapi kami masih berada di jalur persaingan,” lanjutnya.
Guardiola menegaskan bahwa musim masih panjang dan City masih terlibat di berbagai kompetisi penting.
“Kami masih di akhir Desember. Di Liga Champions kami bersaing, di Liga Inggris kami juga bersaing, sudah sampai semifinal Carabao Cup, dan Piala FA akan segera dimulai. Beberapa pemain penting juga mulai kembali. Jadi kami jalani langkah demi langkah, laga demi laga, dan lihat apa yang akan terjadi,” tuturnya.
Kontrak Guardiola bersama Manchester City sendiri masih berlaku hingga akhir musim 2026/2027. Terlepas dari keinginannya untuk dilupakan, ambisi dan pengaruh Pep Guardiola tampaknya masih akan terus mewarnai sepak bola Eropa dalam beberapa tahun ke depan.