Pernyataan Gianni Infantino Memicu Kemarahan Suporter Dunia: Sebut Tak Ada Sepak Bola di 150 Negara Tanpa FIFA

Pernyataan Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyulut reaksi keras dari komunitas pendukung sepak bola, termasuk dari Skotlandia.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 31 Desember 2025, 18:30 WIB
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Bola.com/Dok.FIFA).

Bola.com, Jakarta - Presiden FIFA, Gianni Infantino, menuai kecaman keras setelah mengklaim 150 negara tidak akan memiliki sepak bola tanpa FIFA. Pernyataan tersebut disampaikan Infantino untuk membenarkan harga tiket Piala Dunia yang sangat mahal.

Kebijakan harga tiket Piala Dunia 2026 menimbulkan kecaman secara global dan dianggap sebagai bentuk pengambilan keuntungan berlebihan.

Advertisement

Namun, bukannya berkaca, Infantino malah menyebut tak akan ada sepak bola di 150 negara tanpa FIFA. Pernyataan itu langsung mendapat reaksi keras dari komunitas pendukung sepak bola, termasuk dari Skotlandia.

Paul Goodwin, pendiri Scottish Football Supporters Association (SFSA), menilai klaim tersebut sebagai bukti FIFA telah kehilangan hubungan dengan para penggemar, yang justru menjadi nadi kehidupan sepak bola.

Infantino menyampaikan pernyataannya dari panggung di Dubai dengan nada penuh kebanggaan:

“Tanpa FIFA, tidak akan ada sepak bola di 150 negara di dunia. Sepak bola ada karena, dan berkat, pendapatan yang kami hasilkan dari Piala Dunia, yang kami investasikan kembali ke seluruh dunia.”
 
 

FIFA Menghina Fans dan Bangsa Sepak Bola

Presiden FIFA, Gianni Infantino menunjukkan kartu kuning kepada Presiden AS Donald Trump selama pertemuan di Oval Office Gedung Putih, Selasa (28/8). Presiden FIFA bertemu Trump untuk membahas kesiapan Piala Dunia 2026. (AFP/Mandel Ngan)

Goodwin menyebut pernyataan itu arogan dan merendahkan sejarah sepak bola global. Ia juga menyoroti ada dampak langsung kebijakan FIFA terhadap para pendukung, khususnya fans Skotlandia, yang terpaksa berutang demi mengikuti tim kesayangan mereka.

“Ini menghina semua negara di dunia untuk mengatakan tanpa FIFA tidak akan ada sepak bola. Sebagian besar fans akan melihat FIFA sebagai organisasi yang hanya soal uang," ujar Goodwin.

Ia mengakui sebagian dana FIFA memang digunakan untuk hal positif, tetapi transparansinya dipertanyakan:

“Tidak diragukan ada argumen bahwa sebagian uang yang mereka hasilkan telah berbuat baik, tetapi kita tidak akan pernah tahu berapa proporsi uang yang benar-benar masuk untuk mendukung sepak bola akar rumput.”

Goodwin menegaskan bahwa sepak bola telah ada jauh sebelum FIFA berdiri: “Kita harus ingat bahwa sepak bola tidak diciptakan oleh FIFA dan selalu menemukan caranya sendiri untuk berkembang jauh sebelum FIFA ada.”


Harga Tiket Piala Dunia Jadi Simbol Keserakahan Korporasi

Presiden FIFA, Gianni Infantino, berbincang sambil memegang replika tiket Piala Dunia berukuran besar bersama Presiden AS, Donald Trump, di Ruang Oval, sementara Wakil Presiden, JD Vance (ketiga dari kiri), mengamati pada 22 Agustus 2025 di Washington, DC. (Chip Somodevilla/Getty Images via AFP)

Gelombang kemarahan global dipicu oleh harga tiket Piala Dunia 2026 yang melonjak tajam jika dibandingkan dengan edisi sebelumnya.

Tiket laga grup, di mana Skotlandia akan menghadapi Haiti, Maroko, dan Brasil, dibanderol tiga kali lebih mahal dibanding Piala Dunia 2022. Tiket termurah final bahkan mencapai 3.129 pound, membuat banyak fans pekerja tersingkir.

Goodwin menilai dominasi FIFA lahir dari ledakan hak siar televisi yang menciptakan monopoli kekuasaan: “Monopoli FIFA sangat membuat frustrasi karena seolah tidak ada cara untuk mematahkannya. Tidak ada transparansi, semua rahasia."

"Mereka tidak membiarkan siapa pun masuk dan tidak benar-benar mau berkomunikasi atau berkolaborasi secara bermakna dengan para penggemar.”

Goodwin menambahkan: “Selama 10 hingga 15 tahun terakhir, fans Skotlandia, seperti fans di seluruh dunia, hanya bisa menelan klaim skandal keuangan, sportswashing, dan kebangkitan para miliarder serta kepemilikan multi-klub."

"Tidak ada rem tangan, tidak ada yang bisa memperlambatnya. Dan buktinya terlihat dari harga tiket Piala Dunia, yang menunjukkan uang adalah raja bagi FIFA, titik!”


Ada Tiket Murah, tapi Dinilai Kurang Banyak

Foto ilustrasi ini menunjukkan jam hitung mundur di situs web FIFA bagi para penggemar sepak bola yang ingin mendaftar tiket Piala Dunia FIFA 2026 di Mexico City pada 10 September 2025. Pendaftaran kini telah dibuka untuk berpartisipasi dalam undian tiket Piala Dunia FIFA 2026, yang akan diselenggarakan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada, dengan pertandingan pembukaan berlangsung di Stadion Azteca di Mexico City pada 11 Juni 2026. (CARL DE SOUZA/AFP)

Meski FIFA akhirnya menjamin tiket murah seharga 45 pound, jumlahnya diperkirakan hanya sekitar 10 persen dari total alokasi, bahkan untuk Skotlandia disebut-sebut kurang dari 400 tiket.

Goodwin juga menyoroti tekanan biaya lain yang dihadapi Tartan Army: “Sudah 28 tahun kami menunggu lolos ke Piala Dunia, jadi banyak orang benar-benar memaksakan diri untuk pergi"

"Seseorang menghubungi saya dan mengatakan mereka ditawari harga 6.000 pound untuk kamar hotel enam malam di Boston. Ini gila!”

Kekhawatiran lain muncul terkait aturan masuk ke Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang hubungannya dengan FIFA dan Infantino semakin erat. Fans yang vokal di media sosial berpotensi ditolak masuk tanpa hak banding.

Goodwin mengaku: “Saya sendiri takut. Saya mungkin tidak akan diizinkan masuk ke negara itu karena saya secara terbuka mengkritik FIFA.”


Presiden FIFA Malah Jemawa

Presiden Induk Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA), Gianni Infantino, memberikan keterangan bersama usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/10/2022). pemerintah dan FIFA sepakat melakukan tranformasi sepakbola Indonesia secara menyeluruh. Jokowi menekankan pemerintah ingin memastikan pertandingan sepakbola Indonesia kedepannya sesuai standar keamanan FIFA. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

 

Ironisnya, di tengah kritik global, Infantino justru memamerkan kekuatan finansial FIFA di World Sports Summit Dubai: “Kami memiliki enam sampai tujuh juta tiket yang dijual, dan dalam 15 hari kami menerima 150 juta permintaan tiket.”

“Itu berarti 10 juta permintaan tiket setiap hari. Ini menunjukkan betapa kuatnya Piala Dunia. Dalam hampir 100 tahun Piala Dunia, FIFA menjual 44 juta tiket. Dalam dua minggu, kami bisa mengisi 300 tahun Piala Dunia. Bayangkan itu. Ini benar-benar gila.”

Bagi Goodwin, satu hal tetap jelas: “FIFA mengklaim semua pendapatan itu milik mereka, tetapi kenyataannya uang itu dihasilkan oleh para penggemar. Dan para penggemar berhak tahu bagaimana uang itu digunakan.”

Kontroversi ini semakin menegaskan jurang antara FIFA dan para pendukung sepak bola—mereka yang justru membuat olahraga ini hidup sejak awal.

Sumber: Daily Record

Berita Terkait