Sukses


    Wawancara Imam Nahrawi: Target Asian Games Tunggu Pemetaan Rival

    Bola.com, Jakarta - Indonesia sedang punya pekerjaan besar sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk menjamin perhelatan multievent level Asia tersebut bisa berjalan mulus.

    Pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak sedang mengebut pembangunan wisma atlet, beberapa venue, hingga sarana transportasi. Saat ini, pembangunan berbagai venue dan wisma atlet disebut berjalan sesuai rencana, meski ada beberapa yang masih menemui kendala.

    Sebagai tuan rumah, Indonesia tak ingin hanya sukses sebagai penyelenggara, tapi juga ingin mendulang sukses prestasi. Tantangan besar mengadang Tim Merah Putih karena tak mudah bersaing dengan negara-negara raksasa Asia dan menembus peringkat atas di Asian Games.

    Apa saja kendala yang masih dihadapi menjelang Asian Games 2018 dan target apa yang paling realistis untuk Indonesia? Berikut wawancara Bola.com mengenai Asian Games 218 dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (4/4/2017): 

    Pak Imam, Indonesia menargetkan sekitar 15 medali emas di Asian Games 2018, apakah ini tidak terlalu ambisius karena empat tahun lalu Indonesia hanya meraih 4 medali emas? 

    Saya sesungguhnya tidak ingin mengatakan harus target sekian medali, sekian peringkat. Namun, sebagai tekad dan ambisi memang iya.

    Perjalanan waktu harus kami ikuti, bagaimana mengatur atlet agar tidak cedera pada saatnya (hingga bertanding). Jadi kami harus tahu betul (kondisi atlet), sports science harus diterapkan. Bisa jadi sekarang punya target 10 besar dengan medali, tapi dalam perjalanan ternyata atlet yang kita andalkan cedera. Ya, saya ambil contoh cedera, maka itu butuh waktu untuk recovery, penyesuaian dan sebagainya, Jadi kami sangat dinamis. Beberapa saat sebelum Asian Games, kami akan kunci (target) peringkat kita.

    Saat ini bisa kita lihat atlet-atlet dari kawasan lain sedang berjuang meraih poin. Dari situ akan kelihatan (peta kekuatan negara-negara lain). 

    Persiapan Asian Games bisa dibilang tak terlalu mulus. Masih ada masalah korupsi, ada venue yang proses pembangunannya tak sesuai jadwal, promosi yang dinilai kurang maksimal, anggaran kurang dan lain-lain. Bagaimana menyelesaikan semua masalah tersebut? 

    Yang pasti akan disederhanakan struktur penyelenggarannya. Sebelumnya ada empat tingkatan, yaitu dewan pengarah, penanggung jawab, penyelenggara, dan pelaksana. Sekarang dipotong tinggal dua, yaitu dewan pengarah dan pelaksana. Pelaksana dibagi tiga, yaitu insfrastuktur oleh Kementerian PU (Pekerjaan Umum) yang mengurusi venue; pelaksana penyelenggara oleh Kementerian PU dan KOI; prestasi atlet (tanggung jawab) Kemenpora, Satlak Prima dan KONI. Masing-masing dibagi tugas hingga habis

    Apakah itu menjamin permasalahan bisa selesai? 

    Kita berusaha, karena tak mudah menyamakan persepsi baahwa kita harus clear dan clean. Mungkin di sini ketutup, yang lain terbuka. Di sini ketutup, yang lain bolong. Itu yang masih harus kami selesaikan. 

    Apa persoalan yang paling mengganjal dari persiapan menjelang Asian Games? 

    Yang paling mengganjal ya kapan kickoff Asian Games 2018. Karena sebelum kickoff kami harus menyelesakan persoalan-persoalan itu. Tapi kita beruntung karena punya masih punya waktu setahun (untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada). Nanti test event pada Oktober, kami akan pastikan (kondisi) wisma atlet, venue. Setelah itu kami masih punya waktu setahun untuk menutup (kekurangan) dan menyempurnakan. 

    Video Populer

    Foto Populer