Sukses


Yao Ming, Raksasa Negeri Tirai Bambu yang Sempat Hebohkan Jagad Basket NBA

Bola.com, Jakarta Berapa banyak pemain asia saat ini yang berlaga di kejuaraan NBA Amerika Serikat? Bisa dihitung dengan jari, namun bila ditanya pemain asia paling menonjol dan banyak menyita perhatian di ajang NBA dia lah Yao Ming.

Yao adalah pemain bola basket asal Cina pertama yang bermain di kompetisi National Basketball Association (NBA) dengan memperkuat Houston Rocket pada 2002. Selain karena kemampuan bermain, Yao menjadi pusat perhatian karena mematahkan stereotip bangsa barat yang memandang pemain asia bertubuh kecil alih-alih Yao memiliki tinggi menjulang mencapai 229 cm.

Dengan tinggi tersebut Yao seakan membuat pemain NBA lainnya terlihat bak kurcaci, ia pun amat mendominasi ketika berada di bawah ring saat melakukan defense maupun offense.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Lahir dari pasangan pebasket

Yao mewarisi bakat bermain basket dari kedua orangtuanya Yao Zhiyuan dan Fang Fengdi yang merupakan pasangan pemain basket profesiona Cina. Uniknya Yao juga menikah dengan Ye Lo yang juga pebasket wanita tim nasional wanita Cina.

Yao mulai bermain basket saat berusia sembilan tahun dan saat memasuki usia 13 tahun ia berusaha keran mencoba masuk tim junior Shanghai Sharks. Setelah empat tahun melewati masa bermain bersama tim Junior

Yao mengawali kariernya dengan bergabung bersama Shanghai Sharks di tahun 1997. Kemudian ia bermain bersama Houston Rockects pada 2002 dan berlaga di ajang NBA. Selain NBA, Yao juga ikut berpartisipasi dalam kejuaraan FIBA Asia ketika membela tim nasional Cina. Dalam kejuaraan FIBA Asia tersebut, Yao memenangkan tiga medali emas dan tiga penghargaan pemain terbaik pada 2001, 2003, dan 2005.

3 dari 4 halaman

Karier NBA

Ketika memulai debut bersama Huston Rocket banyak yang memprediksi Yao akan gagal bersaing di liga basket nasional Amerika Serikat, komentar dan kritik pedas yang diarahkan kepadanya tak hanya berasal dari komentator terkenal NBA seperti Bill Simmons dan Dick Vitale tapi juga dari para pemain veteran seperti Charles Barkley.

Lagi-lagi Yao Kembali mematahkan praduga tersebut, bersaing dengan legenda raksasa NBA Shaquille O'Neal, Yao sukses meraih Rookie of the Year 2003 sekaligus masuk tim NBA Allstar di tahun yang sama.  

Performa Yao Ming kian meningkat seiring banyaknya pertandingan ia jalani hingga membawanya masuk sebagai NBA All Star delapan kali, dua kali All NBA Second Team, dan tiga kali All NBA Third Team. Sukses di NBA Yao pun turut memberi sumbangsi kepada negara dengan ikut membela Timnas basket China dalam kejuaraan Olimpiade.

4 dari 4 halaman

Gantung sepatu karena cedera berkepanjangan

Serangkaian cedera berkepanjangan yang dialaminya memaksa Yao harus gantung sepatu. Saat mengumumkan masa pensiunnya dengan berkaca-kaca ia mengatakan bahwa enam bulan terakhir adalah masa penantian yang menyiksa dirinya, dan ia telah lama berpikir mengenai masa depannya di luar lapangan.

Merasakan kontribus besar Yao Ming dari 2002-2011 Houston Rockets memberi kehormatan dengan menggelar upacara kehormatan. Dalam acara tersebut manajemen Rockets secara resmi mengumumkan mengabadikan nomor punggung 11 hanya untuk Yao. Hal tersebut menandakan nomor yang dulu digunakan Yao adalah nomor kelima yang pensiun di Rockets.

Penghargaan yang diberikan Houston Rocket kepada Yao mengingatkan kita kepada tim bagaimana tim bola basket NBA dari kota tetangga memberikan penghargaan tertinggi kepada pemainnya, yaitu San Diego Rockets. Mereka begitu bangga terhadap bintang basket mereka bernama Elvin Hayes yang berkiprah di NBA selama 16 musim dan menutup tiga musim terakhir kariernya bersama San Diego Rockets. Bedanya atas prestasinya tersebut ia diberi kehormatan menghiasi Hall of Fame di Museum San Diego Hall of Champions.  

 

(*)

Video Populer

Foto Populer