Sukses


5 Kode Keras buat Juventus Salah Besar Memilih Andrea Pirlo sebagai Pelatih

Bola.com, Jakarta - Andrea Pirlo tiba di Juventus pada musim panas untuk menggantikan Maurizio Sarri. Eks arsitek Napoli itu dipecat setelah gagal memberikan trofi Liga Champions meski memenangkan Serie A. Penunjukan Pirlo di pucuk pimpinan Bianconeri tidak disambut dengan optimisme.

Sebab, mantan pemain Bianconeri itu belum punya pengalaman melatih dan baru 10 hari memimpin tim Juventus U-23.

Namun, era kepemimpinan Pirlo di Juventus dimulai dengan hasil yang bagus. Mereka berhasil meraih kemenangan meyakinkan 3-0 melawan Sampdoria di ajang Serie A.

Namun, penampilan Si Nyonya Tua kemudian tidak terlihat konsisten. Mereka kerap kehilangan poin di liga sehingga bisa mengakhiri dominasi mereka di pentas domestik selama hampir satu dekade.

Yang terkini, Juventus meraih hasil imbang 1-1 melawan tim papan bawah Benevento. Dengan demikian, Bianconeri sekarang telah bermain imbang sebanyak lima dari sembilan pertandingan di Serie A.

Di Liga Champions, Juventus menelan kekalahan 0-2 di kandang dari Barcelona. Meski berhasil lolos ke babak 16 besar mereka tidak terlihat seperti tim yang bisa melangkah jauh di kompetisi ini.

Mungkin masih terlalu dini untuk menilai Pirlo sudah gagal di Juventus. Namun, penampilan Bianconeri sejauh ini belum terlihat oke di bawah asuhan Pirlo.

Bianconeri tampaknya kehilangan aura dominasi mereka di Serie A. Impian mereka untuk meraih Liga Champions mungkin juga harus kembali tertunda.

Berikut ini lima alasan mengapa Andrea Pirlo mungkin bukan orang yang tepat untuk Juventus seperti dilansir Sportskeeda.

Video

2 dari 6 halaman

Strategi Menyerang yang Tak Cocok

Andrea Pirlo menyukai permainan menyerang. Ia ingin menerapkan gaya permainan seperti itu setelah mengambil alih Bianconeri.

“Melihat Liga Champions terakhir, tim yang berhasil mencapai akhir kompetisi adalah tim yang menguasai kembali bola dalam waktu sesingkat mungkin. Itu bagi saya harus menjadi ciri khas yang harus membedakan kami," kata Pirlo.

Meski Juventus berhasil meraih kemenangan meyakinkan atas Sampdoria, tim tersebut sebagian besar kesulitan untuk menerapkan gaya permainan Andrea Pirlo dan menguasai bola kembali dengan cukup cepat. Hal itu terbukti saat melawan tim yang lebih kuat di Serie A dan Barcelona di Liga Champions.

“Saat ini, masih kurang reaktivitas dalam merebut kembali bola. Kami ingin memaksakan permainan ofensif; itu normal bahwa mungkin ada lebih sedikit peluang dalam permainan untuk orang lain," kata Pirlo.

"Di lini tengah kami membutuhkan perpaduan antara pemain yang telah bermain sedikit bersama hingga sekarang. Perlu waktu untuk memahami satu sama lain dalam pergerakan di lapangan. Kami sedang mengerjakan fase agresi ulang. Harus lebih cepat."

3 dari 6 halaman

Terlalu Ronaldo Sentris

Meski sempat absen dalam beberapa pertandingan karena terjangkit COVID-19, Cristiano Ronaldo memulai musim 2020-21 dengan gemilang.

Kapten Portugal itu telah mencetak gol dalam lima pertandingan Serie A musim ini. Ia mencetak delapan gol, dengan Juventus menang tiga kali dan seri dua kali.

Dalam dua pertandingan seri itu, Ronaldo mencetak dua gol ke gawang AS Roma dan satu gol ke gawang Lazio. Ia menyelamatkan muka Andrea Pirlo dan menjaga penampilan tak terkalahkan timnya di kompetisi domestik musim ini.

Di Liga Champions, Juventus meraih dua kemenangan saat Ronaldo berada di lapangan. Namun, dalam lima pertandingan tanpa Ronaldo, pasukan Andrea Pirlo hanya meraih hasil imbang melawan Crotone, Hellas Verona dan Benevento dan kalah di kandang dari Barcelona.

Ketergantungan yang berlebihan pada superstar Portugal ini bukan pertanda bagus bagi prospek Juventus di kompetisi mana pun musim ini. Bianconeri hampir lupa untuk meraih kemenangan tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo.

  

4 dari 6 halaman

Bingung Memilih Tim Terbaik

Meski Cristiano Ronaldo tetap menjadi pemain kunci di Juventus, Andrea Pirlo kesulitan untuk menemukan starting XI terbaiknya.

Tentu saja, off-season yang lebih pendek dari biasanya tidaklah ideal. Namun, pelatih Juventus itu belum menemukan perpaduan ideal antara pemain berpengalaman dan pendatang baru.

Salah satu contohnya adalah Arthur Melo yang datang dengan banyak keriuhan dari Barcelona tetapi kurang mendapat kesempatan bermain di bawah. Performa buruk Paulo Dybala juga menambah masalah Pirlo, terutama ketika Ronaldo absen dari line up karena cedera atau alasan taktis.

Tanpa Ronaldo dan Alvaro Morata, Juventus kesulitan mencetak gol musim ini. Hal itu masih sulit diselesaikan Andrea Pirlo.

Kesulitan mencetak gol membuat Bianconeri gagal mengalahkan tim-tim kecil seperti Hellas Verona, Crotone dan Benevento, dan ini bisa kembali menghantui mereka di akhir musim.

5 dari 6 halaman

Sistem Pertahanan yang Payah

Setelah Juventus mengalami musim Serie A yang kurang mengesankan pada musim lalu, taktik 'Sarriball' dan pertahanan zona Maurizio Sarri yang terkenal menjadi kambing hitam.

Pertahanan Bianconeri cukup buruk setelah kebobolan 43 gol. Raksasa Italia itu kebobolan paling banyak selama hampir satu dekade menguasai Serie A.

Setelah kedatangannya pada musim panas ini, Andrea Pirlo menguraikan bahwa salah satu prioritasnya adalah mengganti sistem pertahanan. Ia ingin melihat lini belakang Juventus bisa kembali solid seperti sebelumnya.

Namun, dalam 13 pertandingan di semua kompetisi musim ini, pasukan Andrea Pirlo sudah kebobolan 11 gol. Mereka hanya mencatat empat clean sheet dan kehilangan poin krusial melawan tim seperti Hellas Verona, Crotone dan Benevento.

6 dari 6 halaman

Minim Pengalaman

Keputusan menunjuk Andrea Pirlo menjadi perjudian besar dari petinggi Juventus. Mereka mungkin terinspirasi oleh kesuksesan Pep Guardiola di Barcelona dan Zinedine Zidane di Real Madrid.

Klub berharap mantan pemainnya itu, yang sukses sebagai pemain, akan gemilang di pinggir lapangan juga. Namun, Juventus mungkin salah karena Andrea Pirlo masih kesulitan untuk membawa timnya tampil lebih baik.

Pirlo masih terlalu sering mengutak-atik timnya sehingga Bianconeri belum terlihat padu pada musim ini. Meski Pirlo diperkirakan masih mencoba menemukan starting XI terbaiknya, inti dari sepak bola pada akhirnya adalah hasil akhir dan Pirlo belum bisa memberikan banyak dalam hal itu.

Meski Juventus masih bisa menemukan kembali penampilan mereka di bawah Andrea Pirlo, klub bisa kehabisan kesabaran jika hasil tidak segera membaik dan Bianconeri tidak mulai bermain seperti juara lagi: solid di belakang dan tajam di depan.

Sumber asli: Sportskeeda

Disadur dari: Bola.net (Aga Deta, Published 30/11/2020)

Video Populer

Foto Populer