Sukses


Pemenang dan Pecundang Sepak Bola Tahun 2022 (Bagian 1): Lionel Messi, Cristiano Ronaldo..

Bola.com, Jakarta - Bersyukurlah kita karena masih bisa menyaksikan ragam kisah yang mewarnai pentas sepak bola sepanjang 2022. Puncak keseruannya tentu Piala Dunia Qatar, yang menyuguhkan laga-laga luar biasa.

Dari mulai pemain, pelatih, klub, dan ragam kisah lainnya membuat tahun yang baru saja berlalu meninggalkan banyak kenangan.

Tak sedikit yang menjadi pemenang, namun tak sedikit pula yang terpuruk dengan status pecundang.

Sembari menanti ragam peristiwa yang akan terjadi di 2023, ada baiknya kita menoleh ke belakang sejenak untuk melihat kembali aneka drama di jagat balbalan internasional.

Dilansir dari Goal, kami akan menurunkannya dalam tiga artikel menarik yang tentunya akan membuat kamu tersenyum, sedih, bangga, atawa bahkan kecewa.

2 dari 7 halaman

Pemenang: Lionel Messi

Tahun 2022 sepenuhnya menjadi milik Lionel Messi. Sepakat. Di senja usianya, 35 tahun, Messi akhirnya memenangkan Piala Dunia 2022. Sesuatu yang sangat dia nantikan bersama Timnas Argentina, setelah mengalami nasib sial di empat Piala Dunia sebelumnya.

Di Qatar, La Pulga juga menyabet status Pemain Terbaik menyusul tujuh gol dan tiga assistnya di kenduri tertinggi empat tahunan.

Bersama klubnya, Paris Saint-Germain (PSG), Messi juga top, baik di kompetisi domestik maupun Liga Champions.

3 dari 7 halaman

Pecundang: Cristiano Ronaldo

Tragis. Ya, begitulah nasib Ronaldo. Dalam sejarah, sangat jarang seorang supestar mengalami kejatuhan secara drastis dan dramatis.

Ronaldo meninggalkan catatan tak sedap di klub yang telah membesarkan namanya, Manchester United.

Kedatangan pelatih baru, Erik ten Hag, benar-benar menjadi bencana bagi sang veteran 37 tahun itu. Setelah terlempar dari tim inti, Ronaldo memilih hengkang dari Old Trafford hanya beberapa bulan sebelum 2022 berakhir.

Di Piala Dunia edisi ke-22, nasib Ronaldo tak kalah ngenes. Tak seperti di edisi sebelumnya, eks Juventus dan Real Madrid itu tak lagi jadi starter.

Puncaknya tersuguh ketika Portugal tersingkir di babak perempat final usai dipermalukan tim penuh kejutan Maroko 1-0. Saat itu, Ronaldo masuk di babak kedua, tepatnya menit ke-51.

Bang Dodo menangis sejadi-jadinya tak lama setelah duel berakhir. Mimpinya untuk mengkahiri karier dengan memenangkan Piala Dunia terakhir kandas sudah.

4 dari 7 halaman

Pemenang: AC Milan

Bangkit dari tidurnya yang panjang, Rossoneri kembali menjadi yang terbaik di Serie A 2021/2022. Terakhir mereka memenangkannya pada musim 2010/2011.

Penunjukan Stefano Pioli sebagai juru taktik disebut-sebut sebagai kunci kesuksesan Milan.

Tak hanya cuma itu, Pioli juga memimpin kebangkitan Rossoneri ke babak sistem gugur Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2014.

Di musim 2022/2023, dengan torehan 33 poin, Milan bercokol di posisi kedua klasemen sementara Serie A. Itu berarti, Rafael Leao dan kawan-kawan berpeluang mempertahankan gelar.

5 dari 7 halaman

Pecundang: Mohamed Salah

Pemain asal Mesir ini memang tidak terlalu mengecewakan di sepanjang 2022. Namun dia didera banyak kesialan.

Di tingkat internasional, tombak Liverpool itu gagal membawa Mesi ke putaran final Piala Dunia 2022. Dia menjadi salah satu pemain top dunia yang absen di Qatar.

Di level klub, Salah gagal mempersembahkan trofi Liga Champions 2021/2022 usai dikalahkan Real Madrid di final.

 

6 dari 7 halaman

Pemenang: Carlo Ancelotti

Sebuah potret terbaik di 2022: Ancelotti mengenakan kacamata hitam, mengisap cerutu, dan dikelilingi oleh para pemainnya.

Real Madrid baru saja memenangkan Liga Champions 2021/2022 setelah menjungkalkan perlawanan Liverpool di partai puncak.

Di kompetisi domestik, taktisi asal Italia itu juga sukses mempersembahkan gelar La Liga. Ancelotti menjadi orang pertama dalam sejarah sepakbola yang memenangkan semua liga 'Lima Besar' Eropa.

7 dari 7 halaman

Pecundang: Andrea Agnelli

Lebih dari setahun yang lalu, Andrea Agnelli adalah salah satu pria paling kuat di sepak bola. Orang Italia itu adalah presiden Juventus dan kepala Asosiasi Klub Eropa (ECA).

Namun, reputasi Agnelli sebagai salah satu administrator yang paling cerdas dan cerdik dalam permainan ini hancur setelah keputusannya yang keliru untuk mendukung pembentukan Liga Super Eropa (ESL).

Dia merusak hubungannya dengan presiden UEFA Aleksander Ceferin, yang melabeli Agnelli sebagai "ular" dan memutuskan hubungan dengan sejumlah rekannya di Serie A.

Sumber: Goal

Video Populer

Foto Populer