Sukses


Sandro Tonali dan Nicolo Zaniolo Tersandung Kasus Judi, Pemain Timnas Italia Trauma

Bola.com, Jakarta Pelatih Timnas Italia Luciano Spalletti mengakui kasus yang menimpa Nicolo Zaniolo dan Sandro Tonali membuat pemainnya trauma.

Tonali dan Zaniolo diminta meninggalkan skuad setelah muncul dugaan judi ilegal yang melibatkan para pemain.

"Saya tidak meminta apa pun selain apa yang saya miliki untuk pertandingan ini. Saat melatih tim nasional, kami memiliki kesempatan untuk mengambil semua yang kami inginkan dan Italia selalu memberikan hal-hal menarik," katanya.

“Mengenai kemalangan yang kami semua derita dan berdampak pada beberapa pemain muda kami, ini adalah sesuatu yang kami sesali, itu menyakitkan kami. Mereka adalah pemain yang kuat, tapi seperti yang telah dikatakan, kami memiliki kewajiban untuk terus maju, mempertimbangkannya," lanjutnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Out

Tonali dan Zaniolo harus batal memperkuat Timnas Italia di ajang Kualifikasi Euro 2024. Rupanya kasus ini bisa membuat AC Milan mengalami kerugian, karena Sandro Tonali adalah bekas pemain mereka.

"Tentu ada pertimbangan apakah para pemain ini akan memiliki reaksi yang benar terhadap apa yang terjadi pada mereka dan akibatnya membawa mereka kembali karena mereka adalah pemain kuat. Tapi kami tidak bergantung pada mereka untuk hasil yang bisa kami capai dalam pertandingan," lanjut Spaletti.

 

Para pemain yang saat ini berada di Aston Villa, Newcastle dan Juventus semuanya secara resmi sedang diselidiki karena memasang taruhan menggunakan situs ilegal. Meskipun belum jelas apakah mereka bertaruh pada pertandingan sepak bola atau acara lainnya, termasuk blackjack dan poker.

3 dari 3 halaman

Pemain Trauma

Situasi ini membuat kondisi Timnas Italia tak 100 persen oke. Menurut Spaletti, pemain trauma/

"Ya, itu adalah trauma bagi tim, kami mendapati pihak berwenang hampir berada di dalam ruang ganti. Kami sedikit kecewa, terkejut. Namun kami punya waktu satu hari penuh untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka dan banyak lagi. Kami pergi untuk memeluk mereka sebelum mereka kembali ke klub masing-masing, ke rumah mereka," lanjutnya.

Video Populer

Foto Populer