Sukses


Cerita Wasit dengan Ciri Unik yang Selalu Dikenang Publik : Si Plontos jadi Magnet Eman-Emak

Bola.com, Jakarta - Sepak bola melahirkan banyak pemain top yang selalu dikenang sebagai legenda. Tiga di antaranya yang paling fenomenal adalah Pele, Johan Cruyff, serta Diego Maradona.

Trio ini terkenal sebagai motor serangan di klub dan timnas. Selain pemain kenamaan, sepak bola juga tak pernah lepas dari kisah-kisah menarik lainnya, satu di antaranya tentang wasit.

Bicara tentang wasit, sosok yang wajib ada dalam perbincangan adalah Pierluigi Collina. Bagi generasi saat ini, nama Collina bisa jadi kurang akrab di telinga.

Tapi, bagi penikmat sepak bola beberapa tahun silam, Collina adalah seorang pengadil di lapangan hijau yang sangat terkenal. Selama kariernya yang panjang, dari 1991 hingga 2005, ia telah memimpin ratusan laga penting, termasuk Piala Dunia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

 

2 dari 5 halaman

Sosok Terbaik

Ia pernah terpilih sebagai Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS, sebanyak enam tahun berturut-turut, yakni dari 1998 hingga 2003. Collina identik dengan fair play dan rasa hormat dalam dunia sepak bola.

Kepala botak menjadi sisi ikon sang wasit. Bahkan, ketika sudah pensiun, jika Collina berada di sebuah keramaian, ia selalu dikerubungi, termasuk kalangan emak-emak. Walhasil, Collina layak disebut sebagai selebritas, bukan sekadar mantan wasit.

Jauh sebelum menjadi wasit terkenal, Collina bermain sebagai bek tengah di masa remaja. Namun, Collina segera menyadari kalau dirinya tidak akan sukses sebagai pemain profesional.

 

3 dari 5 halaman

Kursus Wasit

Ia segera pensiun, dan langsung mengambil kursus wasit. Keputusan yang sangat tepat, karena dia menjadi satu di antara wasit terbaik, serta ikonik, di jagad sepak bola dunia.

Colina terkenal tidak basa-basi. Ia sudah berpengalaman tak hanya di Liga Italia, melainkan juga di final Liga Champions, Piala Dunia, dan Piala Eropa. Kemampuan Collina dalam membuat keputusan di saat genting secara tepat, menjadikannya dihormati kalangan pemain, pelatih, dan penggemar.

Jika merunut ke belakang, pada 1995, gaya kepemimpinan Colinna yang unik membuatnya dipanggil sebagai wasit FIFA. Sejak saat itu, semuanya lancar dan Collina sampai pada titik sempurna dari sisi karier wasit.

 

4 dari 5 halaman

Rasa Hormat

Dia selalu mendapat rasa hormat dari pemain. Jarang publik melihat pesepak bola berteriak atau mengumpat ke arah wasit Italia itu. Satu di antara momen paling ikoniknya sebagai pengadil lapangan hijau terjadi pada 1999.

Ketika itu, ia memarahi pemain Inter Milan termasuk Ronaldo Nazario, Javier Zanetti, dan Diego Simeone. Sekadar informasi, trio tersebut terkenal sebagai pemarah.

Contoh tugas yang tak pernah terlupakan Collina adalah final Liga Champions 1999. Ketika itu, Collina menjadi saksi 'comeback' dramatis Manchester United atas Bayern Munchen di Barcelona, Spanyol.

 

5 dari 5 halaman

Momen Berkesan

Collina mengaku pertandingan itu adalah momen yang paling berkesan dalam kariernya. “Itu benar-benar malam yang mengesankan, terutama dalam periode tiga menit terakhir!," kata Collina.

Menurut Collina, momen di Camp Nou adalah final paling dramatis di pentas Liga Champions. “Sampai menit ke-90, saya pikir Bayern Munchen akan menang. Mereka lebih baik dan MU berusaha melakukan segalanya, termasuk Schmeichel yang maju menyambut sepakan sudut. MU seolah putus asa, tapi ternyata berakhir dengan kejutan bagi semua orang," jelasnya.

Sumber : Givemesport

Video Populer

Foto Populer