Sukses


Chelsea Vs Benfica di Liga Champions, Jose Mourinho Kembali ke Stamford Bridge: Mengingat Jejak The Special One

Pada laga matchday 2 Liga Champions melawan Chelsea, Rabu (1/10/2025) dini hari WIB, publik London kembali disuguhi momen emosional antara klub dan pelatih yang pernah mengubah wajah sepak bola Inggris.

Bola.com, Jakarta - Jose Mourinho mungkin tak lagi dianggap sebagai sosok The Special One seperti dua dekade lalu. Namun, kembalinya manajer asal Portugal itu ke Stamford Bridge bersama Benfica tetap menjadi sorotan utama.

Pada laga matchday 2 Liga Champions melawan Chelsea, Rabu (1/10/2025) dini hari WIB, publik London kembali disuguhi momen emosional antara klub dan pelatih yang pernah mengubah wajah sepak bola Inggris.

Nama Mourinho kali pertama mencuat bersama FC Porto, ketika ia mempersembahkan enam trofi besar, termasuk Liga Champions 2004.

Namun, dunia benar-benar mengenalnya setelah ia tiba di Chelsea pada 2004 dengan pernyataan legendarisnya: “Jangan panggil saya arogan. Saya juara Eropa, dan saya rasa saya adalah Special One.”

Bersama Chelsea, Mourinho memenangkan dua gelar juara Premier League berturut-turut pada 2005 dan 2006. Timnya, yang diperkuat Petr Cech, John Terry, Frank Lampard, dan Didier Drogba, dikenal sebagai salah satu skuad terkuat dalam sejarah liga.

Dengan dukungan dana besar dari Roman Abramovich, Jose Mourinho memaksa Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson untuk mengubah pendekatan mereka agar bisa bersaing.

 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Perubahan Karakter Pasca-Madrid

 

Meski begitu, perjalanan Jose Mourinho tidak selalu mulus. Masa jabatannya di Real Madrid dianggap sebagai titik balik dalam karier dan kepribadiannya.

Persaingan sengit dengan Pep Guardiola dan konflik internal dengan bintang-bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos membuat Mourinho tampil lebih keras dan penuh kontroversi.

Sejak saat itu, kariernya cenderung menurun. Setelah periode di Manchester United, Tottenham Hotspur, hingga Fenerbahce di Turki, reputasinya jauh dari masa puncak.

Kembalinya ia ke Benfica awal bulan ini terasa mengejutkan, mengingat banyak pihak menduga ia akan beralih ke level internasional bersama timnas Portugal pasca-Piala Dunia 2026.

3 dari 4 halaman

Warisan Abadi di Stamford Bridge

 

Meski kini berusia 62 tahun dan sering dianggap sebagai sosok yang membelah opini, Mourinho tetap meninggalkan jejak yang sulit dihapus.

Frank Lampard pernah memuji detail dalam sesi latihannya yang revolusioner, sementara John Terry menyebutnya sebagai manajer terbaik yang pernah ia miliki.

Bahkan Ferguson mengakui bahwa kehadiran Mourinho memaksanya mengubah filosofi, menjadikan pemainnya lebih kuat dan siap sejak laga pertama musim.

Dalam delapan tahun awal karier manajerialnya, Mourinho meraih 17 trofi utama, termasuk dua gelar Liga Champions dan enam gelar liga domestik.

4 dari 4 halaman

Antara Kenangan dan Kenyataan

Bagi sebagian pemain, Jose Mourinho para paruh akhir kariernya tidak lagi bersahabat. Cristiano Ronaldo, Paul Pogba, hingga Luke Shaw sempat punya hubungan tegang dengannya.

Namun, bagi para pendukung Chelsea, kenangan masa emas lebih membekas dibanding sisi kontroversialnya.

Saat Mourinho berdiri lagi di tepi lapangan Stamford Bridge, tempat ia pernah menunjukkan sisi terbaik sekaligus terburuknya, publik akan diingatkan bahwa pria inilah yang pernah mengubah peta sepak bola Inggris.

Dan mungkin, bagi para fans Chelsea, kembalinya Mourinho bukan sekadar reuni, melainkan momen untuk merayakan warisan seorang pelatih yang dulu benar-benar menjadi tiket terpanas di dunia sepak bola.

Video Populer

Foto Populer