Sukses


HM Mislan Tutup Usia, Sepak Bola Indonesia Berduka

Bola.com, Malang - Inna lillahi wa inna illaihi roji’uun. Kabar duka datang dari Malang. Tokoh sepak bola Indonesia, HM Mislan, tutup usia. Kepergian selamanya HM Mislan itu belum genap dua bulan sepeninggal pendiri dan pemilik Barito Putera, HA Sulaiman HB, pada 17 Juni lalu. Pada Rabu (05/08/2015) pukul 16.30 WIB, HM Mislan tutup usia.

Almarhum mengembuskan napas terakhir di RS Lavalette, Kota Malang, karena sakit. Ayahanda Vigit Waluyo ini memang telah berusia lanjut.

HM Mislan mengawali kecintaannya terhadap sepak bola dengan mendirikan klub Putra Gelora dan Thor yang ikut kompetisi internal di Persebaya. Tahun 1989, bersama Ali Mahakam dan Agil Ali, pengusaha properti ini mendirikan klub sepak bola profesional Gelora Dewata dengan home base di Stadion Ngurah Rai, Bali.

Namun, seiring berjalannya waktu, Ali Mahakam dan Agil Ali mengundurkan diri dan semua saham diambil alih HM Mislan. Selama rentang 1989-2000, Gelora Dewata jadi satu-satunya klub profesional di Bali. Klub ini pernah jadi wakil Indonesia di Piala Winners Asia. Banyak pemain berbakat yang lahir dari Gelora Dewata. Beberapa pelatih kondang saat ini juga pernah jadi pemain dan menangani klub ini, seperti Suharno, Freddi Muli, alm. Solekan, dan alm. Hamid Asnan.

Pada musim kompetisi Liga Dunhil 1995-1996, HM Mislan menjabat Ketua Yayasan Arema yang otomatis mendanai klub berlambang kepala Singa ini. Dalam sejarah sepak bola Indonesia, hanya HM Mislan yang pada musim kompetisi sama membiayai dua klub berbeda, yakni Arema dan Gelora Dewata. Keberadaan Gelora Dewata mampu memunculkan bakat luar biasa anak-anak Bali seperti Kadek Suartama, IB Mahayasa, dan Wayan Sukadana.

"Saya benar-benar kehilangan sosok yang sangat peduli dengan sepak bola dan pemain. Beliau bukan hanya sebagai pemilik klub, tapi juga seorang bapak yang mengayomi pemain. Saya dibesarkan HM Mislan di Gelora Dewata. Bahkan, saya seperti anak sendiri. Sejak saya pindah dari Bentoel Galatama, sisa karier saya habiskan bersama Gelora Dewata,” tutur Misnadi Amrizal Pribadi, mantan striker Gelora Dewata.

Lantaran terpaan krisis moneter yang berimbas pada bisnis perumahan yang dijalani HM Mislan, tahun 2001 Gelora Dewata dipindah dan dijual ke Pemkab Sidoarjo dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta (GPD) yang kini menjadi Deltras.

HM Mislan lahir di Kebumen, 76 tahun silam, dengan meninggalkan tujuh anak. Jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka Jalan Cimanuk 5, Kota Malang. Erick Ibrahim, yang menikahi putri bungsu HM Mislan, Sri Martiningsih, sangat kehilangan.

"Kepedulian bapak dengan sepak bola, terutama kesejahteraan pemain sungguh luar biasa. Beliau akan marah besar bila gaji para pemain terlambat. Makanya, ketika bisnis bapak terimbas krismon, beliau harus menjual asetnya untuk menghidupi klub dan pemain. Karena berjuang sendirian, akhirnya Gelora Dewata pindah ke Sidoarjo. Di antara ketujuh anaknya, tinggal Vigit Waluyo yang berkecimpung di sepak bola,” ungkap Erick Ibrahim, yang kini jadi asisten pelatih kiper di Persebaya.

Baca Juga :

"Konflik Sepak Bola Ulah Oknum Berakhlak Hina!"

Sepak Bola Indonesia Kehilangan Jenderal Polisi Penuh Gebrakan

Baru Rusuh, Solo Mengaku Siap Jadi Tuan Rumah Piala Kemerdekaan

Video Populer

Foto Populer