Sukses


Legenda Persib Robby Darwis: Uang, SEA Games, Konflik Sepak Bola

Bola.com, Bandung - Sudah hampir tiga bulan kompetisi tertinggi di  Indonesia mati suri akibat dibekukan oleh Kemenpora dan keluarnya sanksi dari FIFA. Kondisi itu sangat disayangkan mantan bek Persib Bandung, Robby Darwis, yang juga mantan pemain Timnas Indonesia.

Sebagai mantan pemain, tentu Robby begitu merasakan apa yang dialami oleh pemain, pelatih, dan orang-orang yang terlibat dalam sepak bola.  Bagaimana dan solusi apa yang diharapkan Robby Darwis terhadapi sepak bola Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan Bola.com, Rabu (12/8/2015) di Bandung:

Bagaimana Anda melihat kondisi sepak bola nasional saat ini ?

Yang jelas saya prihatin sekali ya, kok sepak bola kita jadi begini. Mungkin tujuannya Menpora bagus ingin sepak bola kita lebih maju dan jauh dari hal-hal negatif. Cuma saya pikir tidak perlu sampai membekukan kompetisi.

Apa yang harus dilakukan insan sepak bola agar kompetisi cepat kembali bergulir?

Semua kita kembalikan saja ke Menpora dan PSSI. Dua petinggi ini harus duduk bersama dan mencari solusi terbaik bagaimana kompetisi ISL bisa berjalan lagi. Dan saling koordinasi. Jangan menentukan jadwal kompetisi tapi tidak koordinasi, jadi timbul negatif thinking. Seperti Piala Presiden, kalau diusahakan dan koordinasi baik saya pikir bisa berjalan. Harus sama-sama lha, jangan sendiri-sendiri.

Bisa diceritakan bagaimana perbandingan kondisi sepak bola zaman Anda masih aktif bermain dan saat sekarang?

Kalau main ya sama saja, yang bedanya mungkin kalau sekarang lebih enak. Kita semua tahu berapa besaran kontrak pemain. Pelaksanaan kompetisi sekarang juga lebih profesional, bandingkan dengan saya dulu yang berkiprah di Perserikatan dan juga masa awal Liga Indonesia.

Apa kenangan Anda selama di Persib atau selama menggeluti sepak bola?

Membawa Persib juara tahun 1994-1995. Sebelumnya juga saya main di SEA Games tahun 1987 dan 1991 bisa menyabet medali emas, padahal waktu itu tim asal Thailand dan Malaysia sedang top-topnya, tapi emasnya kita sabet. Itu yang menjadi kebanggaan saya dulu sampai sekarang.

Apa penghargaan dari pemerintah atas prestasi anda di SEA Games?

Dulu ada dan beberapa tahun ini kami para pemain Timnas Indonesia dapat uang dari Yasindo Rp 150-200 ribu per bulan bagi semua atlet SEA Games yang sudah berprestasi dengan menyabet medali emas. Tapi, sudah dua tahun ini tidak pernah ada  lagi.

Padahal para mantan atlet SEA Games masih membutuhkan walaupun tidak seberapa, saya juga tidak tahu kenapa dihentikan. Ini juga harus menjadi perhatian Menpora dan PSSI karena kami ini mantan juara di SEA  Games bersusah payah mendapat emas dan mengharumkan nama Indonesia.

Apa harapan Anda ke Menpora dan PSSI bagi para mantan atlet sepak bola yang pernah berprestasi?

Saya mengimbau ke Menpora dan PSSI agar para mantan atlet yang pernah berprestasi tidak dilupakan. Setahu saya banyak mantan atlet yang terlupakan. Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Kalau tidak diperhatikan khawatir dampaknya prestasi kita menurun sekali. Dengan  adanya perhatian pemerintah saya pikir akan menambah motivasi para atlet muda untuk berprestasi.

Baca Juga:

Wawancara Rasyid Bakri: Cinta dan Bangga PSM, Emoh ke Klub Lain

Wawancara Paulo Sitanggang: Ditawari Tes Klub Luar Negeri, tapi..

Wawancara Hanif Sjahbani: Masih Mimpi Main di Luar Negeri

Video Populer

Foto Populer