Sukses


Wawancara Zulfiandi: "Hati Bonek Sama meski Cara Pandang Beda"

Bola.com, Surabaya - Sepintas, Zulfiandi memang terlihat kalem. Bila dibandingkan dengan rekan-rekan seangkatannya di timnas U-19 era Indra Sjafri, gelandang asal Bireun ini memang lebih pendiam. Namun, sifat pendiam itu lantas bukan berarti membuat Zulfiandi acuh dengan kondisi sekitar.

Pemain kelahiran 17 Juli, 20 tahun lalu ini, memiliki pemikiran dalam serta kecintaan yang sangat besar pada sepak bola Tanah Air dan klubnya. Saat ini Zulfiandi bermain bagi Persebaya Surabaya, bersama sejumlah eks timnas U-19 lainnya.

ISL 2015 sebenarnya jadi musim pertama Zulfiandi menapaki jenjang karier bersama klub profesional. Namun, keinginan bermain di kompetisi level tertinggi nasional harus pupus untuk sementara setelah PSSI menghentikan kompetisi sebagai buntut perseteruan dengan Menpora.

Dalam sebuah sesi wawancara Bola.com, Zulfiandi mengungkapkan sejumlah hal soal klub dan situasi sepak bola saat ini.

Apakah sudah pernah membayangkan bakal bermain di Persebaya?

Belum pernah karena saya menjalani karier mengalir saja. Saya hanya berpikir, bagaimana caranya bisa menjadi pemain profesional dan timnas. Soal klub mana yang akan saya tuju, saya tidak pernah memikirkannya.

Bagaimana perasaan Anda setelah bergabung dengan Persebaya?

Senang karena kebetulan Persebaya adalah salah satu tim favorit saya sejak kecil. Tim ini punya reputasi besar dan menelurkan banyak pemain bintang. Saya sering nonton Persebaya main di televisi.B

Bagaimana suasana di Persebaya?

Bagus, cair, dan menyenangkan. Semua pemain membaur, guyub, dan seperti keluarga sendiri. Para pemain senior seperti Jendry Pitoy, Siswanto, Rudy Widodo, dan Slamet Nurcahyo tidak membuat batasan dengan pemain muda seperti kami. Mereka justru banyak memberikan masukan buat pemain muda. Gampang diajak tukar pikiran dan bisa membimbing kami yang muda-muda.

Di jajaran pelatih dan manajemen juga begitu. Kami semua dekat satu sama lain sehingga suasana tim selalu nyaman.

Tanggapan Anda soal sengketa Persebaya saat ini?

Sangat disayangkan karena seharusnya semuanya memberikan dukungan bagi siapa pun yang berjuang membawa nama Persebaya dan Surabaya. Sebab, meski saya dan pemain lain berasal dari luar Surabaya, kami semua cinta Surabaya dan Persebaya. Seluruhnya kami dedikasikan untuk Surabaya dan tim ini.

Bagaimana menurut Anda soal terbelahnya Bonek menjadi dua kubu, Bonek Persebaya ISL dan Bonek 1927?

Kalau mau berpikir jernih, seharusnya tidak terpecah-pecah. Mereka sebetulnya mempunyai tujuan yang sama, mengharumkan nama Surabaya dan Persebaya. Saya yakin, hati semua Bonek sama meski cara pandang mereka berbeda. Sekarang, sampai kapan terus berkonflik seperti ini, alangkah baiknya mereka bersatu demi Persebaya. Karena bila Persebaya berjaya, yang bangga ya masyarakat Surabaya.

Apakah minimnya suporter memengaruhi motivasi main Anda?

Benar, pada pertandingan melawan Mitra Kukar di QNB League 2015 saya sempat terpengaruh ketika melihat jumlah supporter tak sebanyak yang saya bayangkan. Karena dulu yang saya tahu, Bonek selalu memadati tribun stadion. Tapi, pelan-pelan saya sadar jika suporter terbelah.

Harapan Anda pada Persebaya dan Bonek?

Saya harap semua pihak yang berseberangan segera berangkulan. Tidak ada lagi konflik atau perselisihan yang justru kontraproduktif. Persebaya akan kembali berjaya di pentas sepak bola nasional kalau hal itu terwujud. Itulah harapan dan mimpi kami untuk Persebaya dan Bonek Mania.

Harapan untuk sepak bola Indonesia?

Sama, konflik berkepenjangan ini harus berhenti karena menyengsarakan banyak orang. Sepak bola Indonesia hanya bisa bangkit kalau semua pihak menyadari bahwa pertikaian hanya menjebak kita dalam situasi pelik. Harmonis dan saling mendukung tanpa mengesampingkan pentingnya kontrol dan pengawasan adalah satu-satunya jalan yang bisa membuat sepak bola kita maju. Jadi mengakhiri kisruh adalah harga mati.

Baca Juga :

Wawancara Liestiadi: Gresik United Bidik Juara di Piala Presiden

Wawancara Eks Timnas U-23 SEAG: Ingin Ikuti Tes TNI AD, tapi...

Wawancara Ferdinand Sinaga: Saya Sudah Seperti Orang Makassar

 

Video Populer

Foto Populer