Sukses


Wasit Djumadi Ceritakan Kejadian di Laga Persib vs Borneo FC

Bola.com, Malang- Piala Presiden menyajikan drama-drama menarik sejak babak penyisihan hingga memasuki perempat final. Aksi pemain yang memamerkan teknik tinggi, perang urat syaraf dan adu strategi antarpelatih, hingga kinerja wasit jadi tontonan menarik yang selalu ditunggu di tiap laga yang digelar.

Jika menyorot kiprah wasit dengan kacamata positif, nama Djumadi Efendi, yang memimpin duel sarat gengsi dan penuh emosi antara Persib Bandung kontra Pusamania Borneo FC (PBFC) lalu patut mendapat apresiasi tinggi. Djumadi muncul sebagai sosok pengadil yang tegas di lapangan. Ia mengeluarkan 12 kartu kuning dan tiga kartu merah di laga itu.

Di balik aktivitasnya sebagai wasit, Djumadi adalah seorang pegawai rumah sakit negeri. Ia bekerja menjadi kasir di RSUD Kota Malang. Nilai plus yang diperolehnya bisa memberi harapan baru bahwa sebenarnya wasit Indonesia punya pengetahuan mumpuni soal peraturan permainan yang sebenarnya. 

Berikut wawancara Bola.com dengan Djumadi Efendi, Selasa (29/9/2015), soal romantika, beban psikologis, dan liku-liku mendapat tugas jadi pengadil di duel panas di Bandung lalu.

Wasit selalu menjadi sorotan di laga-laga panas. Apa tanggapan Anda bila mendapat julukan Mr. Rule of the Game?

Saya kira julukan itu berlebihan. Biarlah orang lain yang menilainya. Saya kira masih banyak teman-teman wasit yang lebih layak mendapat gelar itu. Yang jelas, saya ingin bekerja profesional sesuai aturan main sepak bola yang benar.

Apa yang membuat Anda berani dan dengan tegas mengganjar 12 kartu kuning dan tiga kartu merah kepada pemain kedua tim? 

Tak ada alasan pribadi, semua keputusan profesional. Semua kartu yang saya keluarkan sesuai rule of the game di sepak bola. Buktinya, pemain yang saya beri kartu merah dan kartu kuning tidak memprotes secara berlebihan. Mereka menyadari memang telah melakukan pelanggaran yang layak dapat sanksi kartu.

Bagaimana kalau ada tudingan Anda terlalu gampang mengeluarkan kartu?

Saya juga tak ada niat pribadi agar dapat pujian atau gelar, begitu juga tudingan yang lain. Yang jelas, kami dapat dukungan penuh dari pihak Mahaka Sports and Entertainment agar bertugas adil dan sesuai aturan main. Apalagi pihak promotor sangat serius menjaga mutu turnamen untuk memperbaiki sepak bola kita. Jaminan dari promotor itu membuat saya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik saya di lapangan. Selama jadi wasit, laga Persib dengan PBFC ini bisa membuat saya sebagai wasit yang dihormati pemain dan ofisial.

Apa yang Anda rasakan saat berada di tengah lapangan saat memimpin laga Persib vs Borneo FC?

Saya akui tensi permainan dan luapan emosi antarpemain sangat tinggi. Di lapangan juga terjadi provokasi dan intimidasi. Ini tak lepas dari gengsi, harga diri, teknik, yang dibumbui perang urat syaraf kedua kubu. Alhamdulillah, tak ada tindakan anarkis di pertandingan itu. Saya puas semua pihak bisa menerima setiap keputusan saya di lapangan.

Ada beban sebelum memimpin pertandingan itu?

Sebagai manusia, awalnya beban itu pasti ada. Tapi berbekal pengetahuan dan pengalaman, saya bisa menghilangkan beban itu. Apalagi yang terlibat di partai itu teman semua. Sebelum pertandingan pikiran harus tenang. Energi dicurahkan sepenuhnya untuk bertugas dengan adil.

Penugasan wasit di Piala Presiden sangat dirahasiakan. Bagaimana menurut Anda?

Sangat bagus untuk menjaga netralitas kami di lapangan. Saya dapat surat tugas ke Bandung empat hari sebelum laga. Jadi saya punya waktu menyiapkan mental dan fisik dengan berlatih di Malang. Tapi saya harus berjanji tak memberitahu ataupun membuka komunikasi dengan siapa pun, kalau saya yang akan memimpin pertandingan itu. Kepada keluarga pun, saya tak memberitahu. Sehari sebelum ke Bandung, saya baru pamit dengan istri.

Berapa kali Anda bertugas di turnamen ini?

Dua kali jadi wasit tengah, sekali cadangan ketika penyisihan grup di Makasar lalu. Terakhir memimpin di Bandung itu.

Bagaimana penilaian Anda soal promotor dan pelaksanaan Piala Presiden?

Sangat profesional dan harus didukung. Jika sepak bola kita ditangani seperti ini, saya yakin kualitas pemain dan kompetisi akan sangat bagus. Mahaka juga memberikan fasilitas dan hak-hak kami dengan baik.

Baca Juga: 

Spaso Curhat, Sempat Gagal Move-on dari Keputusan Wasit Djumadi

Alasan Wasit Djumadi Effendi Jadi Mimpi Buruk bagi Iwan Setiawan

Ungkap Rekam Jejak Wasit, Bonek FC: "Firasat Kami Tak Salah"

Video Populer

Foto Populer