Sukses


Ucapan Djanur soal Final Ideal Biru vs Biru Bikin SFC Panas

Bola.com, Palembang - Tidak hanya terpacu oleh suntikan bonus Rp 200 juta dari manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (pengelola klub), jika lolos ke babak final Piala Presiden 2015, pasukan Sriwijaya FC mengaku mendapat motivasi tambahan menjelang laga semifinal leg pertama melawan Arema Cronus, Sabtu (3/10/2015) di Stadion Kanjuruhan, Malang. Semangat pemain terpacu pernyataan pelatih Persib Bandung yang terkesan merendahkan tim mereka. Kuping penggawa SFC panas.

Sebelum drawing semifinal Piala Presiden dilaksanakan pada Selasa (29/9/2015), arsitek Maung Bandung, Djajang Nurdjaman, sempat melontarkan pernyataan yang menyebut Arema Cronus adalah lawan terberat yang harus dihadapi oleh anak asuhnya. Ada kesan Djanur tidak menghitung Tim Laskar Wong Kito sebagai kandidat finalis.

Perkataan Djanur yang menyebut Arema Cronus menjadi lawan ideal Persib di laga puncak Piala Presiden langsung dikomentari pemain SFC. 

Salah satunya terlontar dari Wildansyah, yang notabene pernah berkostum Persib. Pemain yang menempati posisi bek kanan ini mengaku bertekad membalikkan prediksi Djanur tersebut.

“Jika coach Djanur bilang Biru melawan Biru adalah final ideal di Piala Presiden, SFC akan merusak skenario itu dan bisa saja malah kuning melawan kuning yang akan tampil di partai puncak,” ungkap Wildansyah.

Hal senada dikatakan oleh kapten tim Sriwijaya FC C, Titus Bonai. Ia mengaku menaruh respek ke seluruh tim semifinalis Piala Presiden.

“Sejak awal kami tidak pernah memilih lawan karena semua tim baik dan layak masuk semifinal. Namun jika kami direndahkan oleh tim lain, dianggap tak bisa melaju ke final, hal tersebut semakin membakar motivasi bertanding kami," tutur striker asal Papua tersebut

Menurut Tibo, hasil akhir di lapangan nanti akan ditentukan oleh persiapan tim masing-masing. “Yang menjadi pembeda adalah kerja keras, jika mau menang maka kami harus melakukan persiapan lebih ketimbang lawan. Selama sepak bola dimainkan dengan skor awal 0-0, pemainnya sama-sama 11 orang dan waktunya pun 90 menit, maka tidak ada yang perlu ditakutkan,” tegasnya.

Dirinya pun menolak anggapan bahwa lolosnya Sriwijaya FC ke babak semifinal lebih karena durian runtuh karena mogoknya Persebaya United alias Bonek FC di leg kedua perempat final di Palembang. 

“Sejak awal kami tim yang ikut aturan, tidak pernah meminta ada pemutihan kartu atau yang lain. Saat melawan Bonek FC, kami pun sebenarnya lebih ingin menyelesaikan 90 menit pertandingan, apapun hasilnya nanti. Namun, keputusan tim lawan pun harus kami hormati dan wasit serta panpel hanya menjalan aturan yang sudah ada,” tambah Titus Bonai.

Pernyataan pemutihan kartu yang diucapkan Tibo agaknya untuk menyindir Persib Bandung yang meminta Mahaka menghilangkan hukuman kartu saat laga semifinal Presiden dihelat.

Di sisi lain pelatih SFC, Benny Dollo, berharap pemainnya kini dapat lebih fokus jelang babak semifinal. “Silakan saja ada pihak lain yang berkomentar soal siapa yang paling layak lolos ke final. Saya berharap pemain SFC lebih terlecut semangatnya dan menunjukkan bahwa mereka memang pantas bermain di semifinal dan nantinya lolos ke partai puncak," kata pelatih yang akrab disapa Bendol tersebut.

Baca Juga:

6 Fakta Menarik Semifinalis Piala Presiden 2015

Bonek FC Pilih WO, SFC: "Kami Tak Mau Menang dengan Cara Ini"

6 Fakta Menarik di Stadion GSJ usai Bonek FC Mundur

 

Video Populer

Foto Populer