Sukses


Jafri Sastra Figur Kunci Sukses Mitra Kukar di Piala Presiden

Bola.com, Tenggarong - Kiprah Mitra Kukar di Piala Presiden 2015 awalnya tidak diperhitungkan. Klub yang berasal dari kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur tersebut diprediksi para pencinta sepak bola Indonesia hanya jadi tim penggembira di turnamen gagasan Mahaka Sports and Entertaiment tersebut. Pasalnya mereka hanya melakukan persiapan selama dua pekan saja.

Akan tetapi, Rizky Pellu dkk. menjawab prediksi para pencinta sepak bola Tanah Air dengan performa gemilang di Piala Presiden. Sukses melewati rintangan di fase penyisihan Grup D, tim berjulukan Naga Mekes ini melaju ke perempat final bersama tuan rumah Bali United.

Di Grup C, Mitra Kukar sejatinya tidak meraih satu kemenangan pun, Zulkifli Syukur cs. hanya meraup tiga hasil imbang. Di laga perdana mereka bermain imbang 0-0 melawan Persita. Selanjutnya Mitra Kukar meraih hasil draw 2-2 melawan tuan rumah Bali United. Di laga terakhir anak-anak Tenggarong memaksa tim elite Persija Jakarta angkat koper dari Piala Presiden, setelah mengukir skor imbang kaca mata.

Di perempat final, Zulkifli Syukur dkk. di luar dugaan berhasil menyingkirkan PSM Makassar yang tampil memesona di sepanjang penyisihan. Naga Mekes mampu memenangi leg pertama perempat final dengan skor 1-0, di Stadion Aji Imbut, Tenggarong. Namun, Mitra Kukar harus mengakui keunggulan Juku Eja dengan skor 2-1, di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Makassar. Walau kalah di partai kedua, Mitra Kukar tetap berhak bermain di semifinal karena memiliki keunggulan agresivitas gol tandang.

Perhatian publik barulah mengarah ke tim asuhan pelatih Jafri Sastra ini. Apalagi, setelah Naga Mekes berhasil memperoleh kemenangan 1-0 atas tim favorit juara di Piala Presiden, Persib Bandung, pada laga pertama semifinal, di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Minggu (4/10/2015).

Langkah Naga Mekes untuk melaju ke babak final kian terbuka, jika Hendra Adi Bayauw cs. mampu menahan imbang Maung Bandung dalam semifinal kedua yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (10/10/2015).

Kesuksesan Mitra Kukar di Piala Presiden, tidak terlepas dari satu sosok sentral di dalam tim. Dia adalah sang pelatih Tim Naga Mekes, Jafri Sastra. Tim bola.com berkesempatan berbincang dengan mantan pelatih Semen Padang tersebut di Tenggarong. Jafri, yang terbilang sukses kala membesut Tim Kabau Sirah, sebelum akhirnya diputus kontrak jelang ISL 2015, tak sungkan bercerita panjang-lebar mengenai berbagai hal. Termasuk awal karier kepelatihan sampai keberadaannya di Mitra Kukar saat ini.

Pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra foto bersama warga usai memimpin latihan jelang semi final Piala Presiden melawan Persib di Tenggarong, Kaltim, Minggu (4/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Awal Karier Jafri Sastra

Sejak anak-anak Jafri Sastra memang menyukai sepak bola. Tepatnya, sejak duduk di bangku salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kota Padang. Kesukaan pelatih kelahiran Payakumbuh tersebut diwujudkannya dengan bergabung dan jadi pemain amatir pada tahun 1980-1984 bersama PSB Padang.

"Saya mulai menjadi pemain sepak bola tahun 1980-an waktu masih pelajar SMP. Saya direkrut Diklat Palembang dari tahun 1980-1984, lalu kembali ke Padang saat kelas dua SMA. Lalu, saya jadi pemain PSB Padang dan PON Sumatra Barat sampai tahun 1995," ungkap Jafri.

Namun, setelah itu jalan Jafri Sastra yang ingin menjadi pemain sepak bola harus terhenti lantaran tidak ada satu klub pun yang berminat untuk merekrutnya. Pria yang pantang menyerah tersebut akhirnya melanjutkan karier di dunia sepak bola sebagai pelatih.

"Saya hidup hanya untuk sepak bola. Saat saya tidak jadi pemain, akhirnya saya berpikir apa yang saya bisa lakukan di dunia sepak bola selain jadi pemain. Akhirnya, saya mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) PSTS Tabing dan berkeinginan untuk menjadi pelatih," ujarnya.

Dari sanalah permulaan karier Jafri Sastra sebagai pelatih. Ia mulai mencoba peruntungan sebagai juru racik formasi. Pria yang sangat menyayangi keluarga tersebut mulai mengikuti kursus pelatih untuk mendapatkan lisensi kepelatihan nasional. Kemudian, Jafri Sastra mampu mendapatkan lisensi kepelatihan A AFC saat hendak menangani Semen Padang di tahun 2012.

"Saya ikut penataran lisensi kepelatihan di Medan dan Yogyakarta. Saya lantas melatih klub-klub Divisi Satu dan Divisi Tiga Liga Indonesia, mulai Persibangga Purbalingga. Pada tahun 2012, saya dipercaya untuk melatih Semen Padang menggantikan Nilmaizar yang hijrah untuk melatih Timnas Indonesia," kenangnya.

Kiprah Jafri Sastra di Semen Padang Hingga Berakhir

Melatih Semen Padang merupakan kebanggaan tersendiri bagi Jafri Sastra. Pasalnya, Jafri Sastra merupakan putra daerah Minangkabau yang menjelma jadi sosok pelatih sepak bola nasional kebanggaan.

Bersama Tim Kabau Sirah, ia mempersembahkan satu gelar Indonesia Premier League (IPL) tahun 2013. Saat itu, LPI menjadi kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang diakui PSSI di era dualisme federasi. Hebatnya lagi, ayah tiga orang anak tersebut berhasil membawa Semen Padang melaju hingga perempat final Piala AFC 2013.

Di ISL 2014, langkah Jafri Sastra bersama Kabau Sirah terhenti di Grup A babak delapan besar, setelah gagal bersaing dengan Persipura Jayapura dan Arema Cronus, yang melaju ke semifinal.

Saat hendak melakukan persiapan untuk gelaran ISL 2015, Jafri Sastra justru harus menerima pil pahit diberhentikan oleh manajemen Kabau Sirah atas hasil yang tidak memuaskan di turnamen pramusim.

"Pemberhentian saya saat ISL 2015 belum berjalan. Saat gelaran turnamen Wali Kota Cup, Semen Padang menerima hasil negatif. Mungkin manajemen tidak puas, saya akhirnya dipecat," kata Jafri.

2 dari 2 halaman

1

Kembali Melatih SSB

Lengser jadi pelatih Semen Padang, Jafri tidak meninggalkan sedikitpun aktivitasnya di dunia sepak bola. Ia kembali terjun untuk melatih SSB PSTS Tabing yang didirikannya pada tahun 1995. Selain itu, Jafri Sastra menggelar coaching clinic ke beberapa SSB yang berada di Kota Padang.

Tak disangka, selang beberapa minggu usai dipecat kompetisi ISL 2015 dihentikan akibat konflik antara PSSI dan Kemenpora. Situasi itu makin mendorong Jafri Sastra lebih fokus melatih anak-anak SSB di Kota Padang.

"Setelah itu, saya enggan melatih klub-klub sepak bola profesional. Kondisi sepak bola di Indonesia juga tidak memungkinkan. Akhirnya, saya terjun lagi melatih SSB. Teman-teman memotivasi saya untuk menjalani kegiatan ini dengan enjoy," ujar Jafri.

Melatih Mitra Kukar di Piala Presiden 2015

Jafri sedang menikmati masa jadi pelatih di SSB saat mendapat panggilan melatih Mitra Kukar dalam ajang Piala Presiden 2015. Tawaran tersebut diperoleh Jafri Sastra dari salah satu agen tempat dirinya bernaung.

Mitra Kukar meraih kemenangan tipis 1-0 atas Persib Bandung di Stadion Aji Imbut, Minggu (4/10/2015).

"Pada 15 Agustus 2015 saya ditawari melatih Mitra Kukar. Seorang pelatih juga punya agen seperti pemain, termasuk saya. Dari sanalah, tawaran tersebut muncul hingga akhirnya saya menangani Mitra Kukar," ujar pelatih berusia 45 tahun itu.

Sehari kemudian, Jafri Sastra langsung tiba di Tenggarong dan langsung menggelar latihan perdana. Meski, saat itu pasukan Naga Mekes tidak komplet lantaran seluruh pemain Mitra Kukar pulang ke kampung halaman masing-masing sebagai imbas tidak adanya kompetisi di Indonesia.

"Saya langsung datang dan menggelar latihan perdana. Manajemen memanggil 18 pemain Mitra Kukar. Sayang, yang datang hanya 12-14 orang saja. Akhirnya, saya harus memutar otak untuk merekrut beberapa pemain demi membentuk tim yang solid dan kuat," katanya.

Membentuk Tim Mitra Kukar Yang Solid dan Kuat

Jafri Sastra harus merekrut beberapa orang pemain untuk memenuhi visi misinya demi membentuk tim yang kuat dan solid di Piala Presiden. Ia sempat melirik beberapa penggawa Persipura Jayapura untuk direkrut guna mengisi kekosongan lubang di Mitra Kukar.

Namun, akibat proses negosiasi yang alot dengan Persipura, ia gagal mendaratkan Bio Paulin dan Boaz Solossa di Kota Tenggarong. Jafri Sastra lantas mengambil pilihan untuk merekrut beberapa pemain Semen Padang yang sempat bekerja sama dengannya, seperti Eka Ramdani, Hendra Adi Bayauw, Airlangga Sutjipto, Abdul gamal, dan Saepuloh Maulana.

"Saya tahu beberapa klub tidak ikut Piala Presiden, seperti Semen padang dan Persipura Jayapura yang memiliki pemain-pemain hebat. Pemain Persipura sulit dilepas. Dengan waktu yang singkat, saya harus merekrut pemain yang mempunyai karakter yang sudah saya kenal. Saya mengajukan Eka Ramdani dkk., akhirnya manajemen Mitra Kukar menyanggupinya. Terbentuklah tim yang saya inginkan," ujar Jafri.

Raihan Gemilang Bersama Mitra Kukar di Piala Presiden 2015

Setelah merekrut mantan anak-anak asuhnya di Semen Padang, Jafri Sastra kian percaya diri untuk menghadapi Piala Presiden. Lubang-lubang yang ditinggalkan oleh beberapa pemain Mitra Kukar mulai terisi oleh Airlangga Sutjipto dkk.

"Persiapan hanya 12 hari, tetapi manajemen menargetkan untuk lolos ke babak delapan besar. Saya bilang ke pemain, kalau ingin lolos fokus lolos. Kalian semua sudah menganggur selama hampir enam bulan, inilah saatnya kalian harus fokus karena hanya ini satu-satunya turnamen yang prestisius untuk kalian ikuti," kata Jafri.

"Saya tekankan pemain untuk semangat. Saya tekankan kebersamaan dan kekompakan, mulai dari latihan. Tidak ada pemain yang diistimewakan dan tidak ada juga pemain yang patut dikucilkan. Semuanya saling menopang dan membantu demi tim," paparnya.

Hasilnya terlihat sudah, Mitra Kukar akhirnya melaju ke semifinal Piala Presiden. Jafri Sastra berhasil meramu tim yang diprediksi bukan apa-apa menjadi tim yang patut diperhitungkan untuk melangkah ke babak final Piala Presiden. Jafri Sastra merupakan kunci sukses Mitra Kukar sejauh ini di Piala Presiden 2015. Ia mampu membuat Naga Mekes menjadi tim yang kompak, solid, dan kuat di turnamen gagasan Mahaka Sports and Entertaiment.

Baca Juga :

Ini yang Diwaspadai Persib dari Mitra Kukar di Leg 2

Taufiq Optimistis Antarkan Persib ke Final Piala Presiden

Lagi, Umuh Muchtar Janjikan Bonus Besar bila Persib Tembus Final

Video Populer

Foto Populer