Sukses


Yeyen Tumena: Jangan PHP Pemain U-21 di Piala Jenderal Sudirman

Bola.com, Jakarta - Mantan pemain timnas dan pelatih SSB Asiop Apacinti, Yeyen Tumena menyambut positif dengan peraturan yang dibuat Mahaka Sports and Entertaiment pada turnamen Piala Jenderal Sudirman. Dalam turnamen ini Mahaka mewajibkan para peserta menyertakan dua pemain U-21 sebagai starter.

Menyertakan pemain U-21 merupakan peraturan baru yang dikeluarkan Mahaka selaku operator turnamen ini. Pada turnamen sebelumnya, Piala Presiden 2015, tidak ada peraturan seperti itu untuk tim peserta.

Alasan Mahaka mengeluarkan ketentuan itu adalah memberikan kesempatan pemain muda agar mendapatkan jam terbang sehingga ada regenerasi pemain di klub.

"Dengan adanya peraturan seperti itu regenerasi pemain bisa dipercepat. Selama ini jarang sekali pemain muda mendapatkan kesempatan sebagai starter," kata Yeyen kepada bola.com, Kamis (12/11/2015).

"Peraturan ini juga berdampak bagus untuk jam terbang pemain muda. Mereka mendapatkan ilmu saat bermain bersama para senior," ia menambahkan.

Meski begitu pria asal Manado kelahiran Padang ini berharap klub-klub memainkan para pemain muda dengan serius alias jangan karena hanya mematuhi regulasi. Sebab menurutnya, pemain muda tersebut juga mempunyai kualitas yang bagus.

"Tinggal keberanian para pelatih ingin memainkan pemain sampai pertandingan selesai atau tidak," jelas pria berusia 39 tahun tersebut.

Piala Jenderal Sudirman akan berhadiah total Rp 4 miliar, dan sebanyak 14 klub ISL dan satu klub amatir (PS TNI) berlaga di ajang tersebut. Dari 15 kontestan, setidaknya ada empat klub yang memiliki banyak pemain muda. Pertama adalah Bali United Pusam, Persipasi Bandung Raya, PSM Makassar, dan Surabaya United.

Bali United diperkuat beberapa pemain eks timnas U-19, seperti Paulo Sitanggang, Hansamu Yama Pranata, M. Dicky Indrayana, Yabes Roni Malaifani, Ricky Fajrin, dan Hendra Sandi Gunawan.

Sebagian eks U-19 lain membela Surabaya United. Usia mereka rata-rata masih 20 tahun pada 2015. Sementara, PSM mengandalkan Muchlis Hadi Ning Syaifullah dan Maldini Pali. PBR juga memiliki banyak pemain muda, di antaranya Hanif Sjahbandi dan Gavin Kwan Adsit.

Sementara, klub yang selama ini lebih banyak memakai pemain senior terlihat ragu memainkan pilar U-21. Sebagai contoh, saat Arema Cronus menurunkan eks U-19 Dio Permana dan M. Junda Irawan pada laga melawan Gresik United. Kedua pemain itu hanya diberi kesempatan tampil kurang dari 15 menit. Hal itu seolah menegaskan jika aturan Mahaka soal pemain U-21 bisa diakali. 

Pelatih Arema Cronus, Joko Susilo merasa dilema karena pada saat itu Arema membutuhkan kemenangan. Sementara, dua pemain U-21 itu masih belum banyak jam terbang.

"Regulasi itu mendadak jadi kami belum menyesuaikan. Tetapi pemain muda pasti akan kami beri ruang supaya jam terbang mereka bertambah," ucap Joko.

 

Video Populer

Foto Populer