Sukses


Sebelum Latihan, Prajurit di PS TNI Harus Apel Dulu

Bola.com, Surabaya - PS TNI masih jadi fenomena tersendiri di Piala Jenderal Sudirman. Penampilan cemerlang satu-satunya tim amatir di turnamen untuk memeriahkan HUT TNI ke-70 ini jadi salah satu alasannya. Pencinta sepak bola Indonesia pun ingin tahu lebih banyak perihal tim yang juga diperkuat sejumlah pemain PSMS Medan ini.

Bek PS TNI, Abduh Lestahulu, menyebutkan ada perbedaan yang ditetapkan pelatih untuk pemain dari TNI dengan pemain yang berstatus sipil. Hal tersebut bisa terlihat ketika tim ingin melakoni sesi latihan.

Seperti diketahui mayoritas pemain skuat asuhan Suharto AD itu berasal dari personel TNI. Hanya sembilan orang yang merupakan warga sipil yang direkrut klub amatir itu untuk Piala Jenderal Sudirman.

Abduh menyatakan pemain yang berstatus prajurit aktif TNI, seperti dirinya, mesti berbaris terlebih dahulu sebelum latihan. Sedangkan untuk pemain yang berstatus sipil, tidak perlu mengikuti kewajiban tersebut.

"Biasanya para pemain diminta baris berbaris seperti sedang apel, yang biasa kami lakukan kalau sedang berada di kesatuan," kata Abduh saat ditemui bola.com di Hotel Papilio, Surabaya, Minggu (22/11/2015).

Selain itu pemain yang berasal dari Tulehu itu mengatakan peraturan yang diterapkan di PS TNI begitu ketat. Para pemain tidak boleh keluar kamar bila sudah memasuki jam malam yang ditentukan oleh pelatih.

"Jika ada pemain yang melanggar peraturan itu, satu tim akan menanggungnya. Itu sebagai bentuk jiwa corsa yang ditanamkan di TNI," ucapnya.

"Biasanya hukuman yang diberikan adalah push-up. Jadi, kami harus mematuhi peraturan yang telah diberikan agar tidak terkena hukuman itu," imbuhnya.

Meski begitu, Abduh menilai dengan adanya segala peraturan yang dibuat membuat pemain PS TNI menjadi solid sehingga sejauh ini mampu menunjukkan permainan yang impresif di turnamen Piala Jenderal Sudirman.

Selain Abduh Lestaluhu ada pula pemain aktif yang kini berstatus prajurit TNI di PS TNI, seperti Manahati Lestusen, Wawan Febriyanto, dan Ahmad Nufiandani.

Video Populer

Foto Populer