Sukses


Kisah Hyun-koo Pilih Sepak Bola hingga Berkarier di Semen Padang

Bola.com, Solo - Yu Hyun-koo, gelandang senior Semen Padang berasal dari Incheon, Korea Selatan. Selama merantau di Indonesia, ia lebih banyak menghabiskan waktu di Padang.

Yu bergabung dengan Tim Kabau Sirah pada tahun 2010, setelah sebelumnya memperkuat Super Reds FC, Singapura. Yu tumbuh di Provinsi Incheon, kota metropolitan dan pelabuhan utama di pesisir barat Korea Selatan.

Keinginan untuk menjadi pesepak bola tumbuh dengan sendirinya, meski saat kecil, teman-teman Yu lebih banyak yang memilih olahraga renang dan bisbol. Di bangku sekolah, Yu mengaku lebih tertarik dengan pelajaran olahraga.

“Waktu saya kecil, sepak bola di Incheon belum begitu ramai. Baru setelah saya umur 15 tahun, banyak anak-anak kecil yang bermain sepak bola. Kebanyakan teman-teman saya main bisbol, tapi lebih banyak yang jadi kutu buku. Kalau sekarang sepak bola di Korea sudah menjamur, sejak Korea jadi tuan rumah Piala Dunia,” kata Yu.

Pria berusia 32 tahun ini tetap setia dengan sepak bola, sampai pada suatu saat ia lolos seleksi di Pohang Steelers, klub yang bermarkas di Pohang, pesisir timur Korea Selatan. Petualangan Yu berlanjut ke Pulau Jeju, salah satu pulau terindah di Korea. Ia memperkuat Bucheon SK, yang kini bernama Jeju United.

Saat Yu menjalani wajib militer dan ditempatkan di Gwangju, ia juga memperkuat tim Gwangju Sangmu. Klub itu merupakan klub profesional yang saat ini bermain di K-League tapi berasal dari Divisi Olahraga dan Atletik Militer Korea Selatan.

“Banyak pemain sepak bola yang ditugaskan di Gwangju, termasuk saya,” ungkap Yu.

Singkat cerita, Yu akhirnya mendarat lagi di kota pesisir, Padang. Butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi, terutama bahasa. “Waktu pertama kali tinggal di Padang, saya hanya bisa bilang beberapa kata seperti bagus, iya, tidak, makan, tidur. Lama-lama bisa lancar,” kenang dia.

Sejauh ini, Semen Padang jadi klub yang paling lama dibela Yu. Ia sudah memperkuat Kabau Sirah sejak 2010. Lima tahun di Padang, Yu merasakan pasang surut klub Semen Padang, mulai dari tampil di ISL hingga meraih juara saat kompetisi Indonesia terbelah jadi dua.

“Saya tidak punya alasan jelas mengapa bertahan cukup lama di Padang. Mungkin karena sudah lama kenal dengan pengurus dan pemain, jadi saya merasa nyaman,” katanya.

Ia menuturkan, saat ini ada kegelisahan yang luar biasa karena tidak ada kepastian kompetisi di Indonesia. Saat Semen Padang absen di Piala Presiden, Yu membela Sriwijaya FC. Faktor finansial dan eksistensi sebagai pesepak bola jadi alasan utama ia memperkuat Laskar Wong Kito.

“Setelah ini (Piala Jenderal Sudirman), saya belum tahu rencana apa lagi. Tapi sekarang saya fokus membela Semen Padang supaya juara,” tegas Yu.

Video Populer

Foto Populer