Sukses


Mengenal Mitra Surabaya, SSB yang Melahirkan Evan Dimas

Bola.com, Surabaya - Sejak dulu, Surabaya dikenal sebagai salah satu sentra pembinaan pemain usia dini. Keberadaan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang bertebaran di seluruh penjuru Surabaya menjadi alasan mengapa kota ini selalu melahirkan pemain-pemain bertalenta. Salah satu SSB yang secara kontinyu mencetak pemain-pemain bertalenta adalah Mitra Surabaya.

Dari klub yang berbasis di kawasan Lidah Wetan ini pula, salah satu bintang muda Indonesia, Evan Dimas Darmono, lahir. Tentu bukan sebuah kebetulan semata, tapi berkat kejelian para pelatih sehingga bakat besar sang pemain terasah dengan baik.

Itulah mengapa saat memasuki usia remaja, eks kapten Timnas U-19 itu mampu bermain di level yang lebih tinggi dibandingkan pemain seusianya atau bahkan di atasnya.

Semua itu tidak lepas dari komitmen kuat para pengurus serta pelatih SSB ini. Akademi yang dibawahi langsung mantan bintang Persebaya dan Timnas, Mursyid Effendi, ini hidup dari dana pribadi para pengurus.

Independensi pengelolaan SSB itulah yang membuat Mitra Surabaya berbeda dengan kebanyakan SSB lainnya. Para pelatih di SSB ini bebas berkreasi asal tak keluar dari pakem yang sudah ditentukan. Mereka tidak bisa ditekan siapa pun dan tidak ada satu pun pelatih yang bisa diintervensi.

Hasilnya bisa dilihat sendiri dari capaian dan prestasi mengilap anak didiknya di berbagai ajang berskala lokal, regional, maupun nasional, baik secara tim, maupun individu. Sudah tak terhitung jebolan SSB ini yang menjadi pemain profesional di sejumlah klub Tanah Air.

"Alhamdulillah, sampai sejauh ini kami masih konsisten tidak pakai dana dari luar. Meski berat, karena hampir semua biaya kami topang, kami masih mampu. Ini juga tak lepas dari komitmen serta kontribusi orang tua siswa," kata Mursyid Effendi.

Mursyid dan jajaran pelatih Mitra Surabaya tidak pernah main-main dalam menjalankan pembinaan. Bagi mereka, mencetak pemain dari nol sampai jadi adalah amanah. Itulah mengapa menjadikan pemain hingga benar-benar siap untuk dilepas adalah misi yang mereka tancapkan kuat-kuat.

2 dari 2 halaman

Berikutnya

Pembinaan yang dilakukan di Mitra Surabaya bukan hanya soal teknis, tapi juga mentalitas serta moralitas. Sedini mungkin, para pelatih menanamkan pada seluruh siswa didik agar berperilaku baik di dalam dan di luar lapangan.

Tak hanya perilaku, tapi juga kejujuran serta mengedepankan aturan main. "Jangan sampai tahu salah masih diteruskan. Kalau sejak kecil sudah dibiasakan seperti itu, nanti kalau sudah jadi malah lebih ngawur," ujar eks stopper Persebaya itu.

Lebih hebat lagi, siswa di Mitra Surabaya tak hanya dibekali teknis dan mental, tapi juga akademis. Seperti diketahui, pengelola Mitra Surabaya sudah menjalin kerjasama dengan beberapa jenjang sekolah di Surabaya. Dari setingkat sekolah dasar, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Mereka juga dibebaskan dari biaya bulanan alias gratis.

Evan Dimas Darmono dan teman karibnya, Fuguh Pangestu, berfoto di dalam markas RCD Espanyol, Estadio Cornella-El Prat. (Bola.com/La Liga)

Untuk pemain yang memilih bersekolah melalui jalur beasiswa ini, semua biaya digratiskan. Mereka hanya perlu membayar biaya registrasi dan seragam. Hal itu berlaku hingga di tingkat perguruan tinggi.

Hal ini pula yang membuat banyak siswa dari SSB lain di Jatim memilih pindah ke Mitra Surabaya. Eksodus terbesar terjadi tahun lalu, kala tujuh pemain dari salah satu SSB di Banyuwangi ramai-ramai memilih hijrah ke Mitra Surabaya.

Saat ini total siswa SSB Mitra Surabaya yang terdaftar sekitar 300 anak, dan yang aktif lebih kurang 250 siswa dari kelompok umur 10 tahun sampai 17 tahun. Sebanyak 90 persen siswa SSB ini berasal dari keluarga tidak mampu.

"Kami ingin mengangkat taraf hidup mereka, karena itu kami menerapkan disiplin yang tinggi. Supaya, di usia remaja, minimal mereka sudah bisa menghidupi dirinya sendiri, syukur-syukur bisa mendapatkan banyak uang," tutur Mursyid Effendi.

Kelompok Usia Mitra Surabaya
Kelompok Usia 10 tahun: 25 anak didik
Kelompok Usia 11 tahun: 15 anak didik
Kelompok Usia 12 tahun: 18 siswa
Kelompok Usia 13 tahun: 18 siswa
Kelompok Usia 14 tahun: 30 orang
Kelompok Usia 15 tahun: 28 anak didik
Kelompok Usia 16 dan 17 tahun: 40 anak didik
Kelompok Usia 19 tahun: 25 siswa

Pelatih: Denny Wijaya, Doni Wijayanto, Budi Wicaksono, Sugeno, Emil Indra, M. Arif Jainuri, Muhaji Wijaya, Bayu Irawan, Falcao, dan Anggi Muda P. Alamsyah

 

 

 

Video Populer

Foto Populer