Boaz Solossa-Dominggus Fakdawer Bawa Semangat Persipura di Timnas

Bola.com, Bogor - Dua pemain Persipura Jayapura, Boaz Solossa dan Dominggus Fakdawer, mengikuti seleksi timnas senior proyeksi Piala AFF 2016 gelombang pertama pada Selasa (9/8/2016) di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.

Boaz merupakan satu di antara empat pemain yang paling senior, selain Achmad Jufrianto, Kurnia Meiga, Irfan Bachdim, dan Dian Agus Prasetyo. Bagi Boaz, ini kali kedua mengikuti seleksi Piala AFF. Tahun 2014, Boaz juga masuk daftar seleksi dan memperkuat tim inti pada ajang yang digelar di Vietnam. Sementara, pada Piala AFF 2010 Boaz tak masuk daftar.

Begitu juga Piala AFF 2007 dan 2008. Peraih gelar top scorer ISL (2008-2009, 2010-2011, dan 2013), absen 10 bulan karena cedera patah kaki. Cedera parah itu didapat Boaz akibat tekel keras pemain Hong Kong dalam laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 2007.

"Ya, senang kembali ke timnas karena setahun yang lalu Indonesia tidak bertanding (akibat sanksi FIFA)," kata Boaz singkat.

Boaz juga memberi semangat kepada juniornya, Dominggus Fakdawer, yang mengikuti seleksi pertama di Piala AFF. "Ya, semua menikmati latihan tadi," imbuhnya.

Sementara, bagi Fakdawer, kesempatan ini adalah yang kedua. Dominggus sebenarnya pernah dipanggil Timnas Senior pada 2015 untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Pada saat itu, Indonesia ditangani pelatih interim Pieter Huistra yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknik. 

Hanya, pemain berusia 26 tahun asal Sorong itu batal melanjutkan perjuangan di timnas lantaran Indonesia disanksi FIFA dan terpaksa absen pada laga internasional. Dalam seleksi kali ini, Dominggus siap memberikan yang terbaik.

"Bersyukur akhirnya bisa ikut seleksi dan timnas bermain lagi. Pesan dari manajemen Persipura, kami tetap harus berikan yang terbaik di seleksi. Soal lolos atau tidak urusan pelatih," kata Dominggus.

Sebagai bek tengah, Dominggus Fakdawer akan bersaing dengan Achmad Jufriyanto, Manahati Lestusen, Syahrizal, Hansamu Yama, Rudolof Yanto Basna, dan Fachrudin Wahyudi Aryanto.