Sukses


5 Hal yang Harus Dibenahi Timnas Indonesia Jelang Hadapi Vietnam

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia tampil mengejutkan di pentas Piala AFF 2016. Skuat asuhan Alfred Riedl membalikkan prediksi banyak orang yang menganggap bakal kesulitan bersaing di grup neraka yang dihuni Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina.

Boaz Solossa dkk. mampu menembus semifinal usai mengalahkan Singapura 2-1 di laga pamungkas penyisihan Grup A (25/11/2016).

Di fase empat besar, Indonesia akan menghadapi juara Grup A, Vietnam. Timnas Garuda terlebih dulu menjamu Vietnam di Stadion Pakansari, Cibonong, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/12/2016) sebelum giliran melawat ke Hanoi, empat hari berselang.

Tim berjulukan The Golden Star sudah bertemu sebanyak 20 kali dengan Indonesia. Sepanjang tahun ini, Timnas Indonesia sudah dua kali bertemu Vietnam pada uji coba. Di laga pertama, kedua tim bermain 2-2 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 9 Oktober, dan tumbang, 2-3 di My Dinh National Stadium, Hanoi, 8 November 2016.

Dua pertemuan itu tentu jadi bekal penting sebelum kembali bentrok di semifinal. Timnas Indonesia seharusnya sudah memiliki gambaran dan juga catatan kelebihan dan kekurangan kubu lawan.

Mantan kapten Timnas Indonesia, Herry Kiswanto, menyebutkan lima hal yang perlu dibenahi Tim Garuda sebelum menghadapi Vietnam. Dengan berbagai pembenahan, Herry Kiswanto optimistis Indonesia bisa mengalahkan skuat racikan Nguyen Huu Thang di dua laga semifinal hingga melaju hingga ke final.

Berikut lima hal yang harus dibenahi Timnas Indonesia di mata pelatih yang pernah menjuarai kompetisi Galatama bersama Yanita Utama dan Krama Yudha Tiga Berlian serta membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1995-1996.

1. Ceroboh
Kemasukkan tujuh gol dari tiga laga di fase penyisihan membuktikan rapuhnya lini belakang Timnas Indonesia. Beberapa gol yang bersarang ke gawang Kurnia Mega berawal dari kecerobohan pemain yang membuat tim lawan memiliki peluang. Hal itu terlihat di seluruh laga baik menghadapi Thailand, Filipina, maupun Singapura.

Stopper Rudolf Yanto Basna kehilangan bola di areal pertahanan menyebabkan Thailand mencetak gol pembuka. Lalu Zulham Zamrun yang baru masuk beberapa menit melakukan pelanggaran yang tidak perlu kepada pemain Timnas Filipina yang berujung pada gol penyama.

Meminimalisasi kesalahan sendiri utamanya di sepertiga pertahanan harus dilakukan. Langkah tersebut menjadi upaya untuk menangkal peluang yang diciptakan lawan. Apalagi Vietnam memiliki pemain dengan mengandalkan kecepatan dan akurasi sepakan yang mematikan.

2 dari 3 halaman

Organisasi Pertahanan

2. Organisasi Pertahanan
Selain kesalahan dan kecerobohan yang tidak perlu, gol-gol lawan juga tercipta dari rapuhnya organisasi pertahanan. Beberapa kali komunikasi antara penjaga gawang dengan lini belakang tidak maksimal. Hal tersebut terlihat dari gol pertama Filipina serta sepakan cantik pemain Singapura, Khairul Amri.

Komunikasi jadi hal krusial yang harus berjalan dengan baik. Kurang fokusnya pemain dalam penjagaan lawan juga menjadi penyebab hadirnya peluang dari lawan.

Untuk itu, kesolidan barisan pertahanan harus ditingkatkan agar skema pertahanan rapat dan disiplin tinggi bisa dijalankan. Konsentrasi para bek juga menjadi poin utama dalam perbaikan. Terlebih beberapa gol lawan terjadi di 10 menit terakhir.

Secara fisik, pemain Timnas Indonesia sebenarnya tidak ada masalah mengingat mereka terus bermain sebelum bergabung ke Timnas. Pelatih dinilai wajib memberikan tambahan motivasi untuk pemain belakang agar stamina dan mental bertanding terus terjaga hingga peluit panjang berbunyi.

3. Transisi
Timnas Indonesia sering kalah jumlah pemain saat mendapat serangan dari kubu lawan. Hal tersebut dinilai karena transisi dari menyerang ke bertahan yang tidak sebanding. Apalagi, lini tengah timnas mayoritas bertipikal penyerang seperti Stefano Lilipaly, Evan Dimas Darmono, Andik Vermansah, maupun Zulham Zamrun.

Menurut Herry Kiswanto, transisi yang cukup cepat diperlukan agar lini belakang tidak kedodoran saat lawan melancarkan pola permainan menyerang. Begitu pula sebaliknya, transisi ke menyerang jika efektif membuat Timnas Indonesia akan memiliki jumlah pemain yang banyak sehingga peluang menciptakan gol semakin besar.

3 dari 3 halaman

Penyeimbang dan Stopper

4. Gelandang Penyeimbang
Rapuhnya lini belakang Timnas Indonesia tidak lepas dari minimnya sosok gelandang bertahan sekaligus penyeimbang. Padahal gelandang bertahan jadi tembok pertama penghalau serangan lawan. Keseimbangan permainan harus ditata sedimikan rupa agar pola menyerang sebanding dengan bertahan.

Adanya jenderal di lapangan tengah sebagai penghambat laju serangan lawan sangat dibutuhkan dalam skema permainan. Apabila tidak ada keseimbangan di sektor gelandang, tentunya lini belakang jadi sasaran empuk lawan karena jika tidak segera ke belakang maka bisa kekurangan seorang pemain.

Kombinasi gelandang bertahan dan serang terbukti berjalan dengan baik saat mengalahkan Singapura 2-1 di laga terakhir penyisihan. Peran gelandang bertahan sangat dengan menghentikan serangan lawan sebelum berhadapan dengan para bek. Ketika menyerang, gelandang bertahan berfungsi sebagai inti untuk memulai serangan dan kreator untuk ujung tombak.

Selama ini pola menyerang selalu lebih baik dari bertahan. Perlu adanya evaluasi dan pemahanan serta diskusi dengna pemain agar benar-benar paham tentang kebutuhan gelandang penyeimbang.

5. Mental Stopper
Dua bek utama Timnas Indonesia, Fachruddin Wahyudi dan Yanto Basna, akan absen di laga melawan Vietnam. Hal tersebut menyisakan problem besar di lini belakang mengingat keduanya selalu jadi pilihan utama baik di Piala AFF maupun uji coba.

Tiga stopper tersisa, Hansamu Yama Pranata, Gunawan Dwi Cahyo, serta Manahati Lestusen diharapkan tidak canggung jika nantinya diturunkan sejak awal.

Komunikasi antarpemain terutama duet stopper anyar terus diasah agar tidak sama-sama canggung dalam pengambilan keputusan. Palang pintu anyar Timnas Indonesia nanti harus bisa bermain lepas dan menghilangkan tekanan yang ada.

 

Video Populer

Foto Populer