Sukses


Timnas Indonesia Dinilai Punya Senjata untuk Bekuk Thailand

Bola.com, Jakarta - Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Syamsuddin Umar, mengatakan tim asuhan Alfred Rield punya senjata rahasia untuk mengalahkan Timnas Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (14/12/2016). Senjata rahasia tersebut ada pada sosok Rizky Pora, Stefano Lilipaly, Boaz Salossa, dan Andik Vermansah, yang dinilai bisa jadi pembeda hasil pertandingan.  

"Sulit untuk mengimbangi permainan teknis ala Thailand. Tapi, kita punya pemain dengan kualitas individu yang baik untuk mengejutkan mereka," ujar Syamsuddin, kepada Bola.com, Selasa (13/12/2016). 

"Keempat kerap tampil individualistis. Di mata saya, ini bakal jadi senjata rahasia Indonesia. Thailand pun bukan tanpa celah, karena Indonesia bisa dua kali menjebol gawang mereka," sambung Syamsuddin, yang menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia pada Piala AFF 2004 dan Piala Asia 2007. 

Kiprah Thailand di Piala AFF 2016 terbilang istimewa. Dari lima partai, Tim Gajah Putih memasukkan 12 gol dan hanya kemasukkan dua gol. Kolektivitas dan koordinasi antarlini skuat Kiatisuk Senamuang pun lebih baik dibandingkan tim peserta ajang tertinggi sepak bola Asia Tenggara ini.

Syamsuddin pun berharap lini belakang Timnas Indonesia kembali tampil solid seperti melawan Vietnam. Duet Hansamu Yama dan Fachruddin Ariyanto tak boleh terpancing keluar dari area pertahanan. Sementara Bayu Pradana dan Manahati Lestusen wajib tampil disiplin untuk menutupi ruang gerak lawan di daerah pertahanan Indonesia.

Syamsuddin menambahkan Thailand punya penembak-penembak jitu yang bisa menghasilkan gol dari jarak jauh. "Hindari pelanggaran yang tidak perlu di area 16 karena Thailand juga piawai memanfaatkan bola set-piece," paparnya.

Syamsuddin pun menyarankan agar Manahati atau Bayu berani melepaskan umpan jauh yang terukur, yang diarahkan ke dua sisi sayap atau langsung ke Boaz. "Timnas wajib memaksimalkan kecepatan dan gerakan tak terduga Rizky dan Andik. Lihat juga pergerakan Boaz dan umpan yang diinginkannya, apakah 'bola daerah' atau 'di kaki'," tutur pelatih yang sukses membawa PSM Makassar juara Piala Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1999/2000 ini.

Syamsuddin juga menilai atmosfer Stadion Pakansari bakal menguntungkan Timnas Indonesia. Dia meminta setiap pemain berpikir positif saat memasuki lapangan. "Jangan pernah berpikir untuk kalah. Dukungan dan yel-yel suporter jadikan motivasi bukan beban. Tumbuhkan semangat nasionalisme dengan semangat pantang kalah di kandang sendiri," tegasnya.

Syamsuddin juga tidak melihat Thailand lebih diuntungkan dibanding Timnas Indonesia karena melakoni partai tandang lebih dulu. "Sama saja. Itu semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan setiap laga secara optimal. Kalau menang di Stadion Pakansari, itu berarti kita tinggal butuh seri di Bangkok. Seperti ketika kita mengalahkan Vietnam di final," tutup Syamsuddin.

Video Populer

Foto Populer