Sukses


Realisasi Pelaksanaan ASEAN Super League Makin Kabur

Bola.com, Singapura - Proyek ambisus ASEAN Super League (ASL) kemungkinan besar gagal terealisasi. Gagasan membentuk liga yang berisikan 10 klub besar dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang muncul lebih dari satu dekade lalu itu jalan di tempat karena beberapa alasan.

Seperti dilansir dari The New Paper, Sekjen AFC, Windsor John, mengungkapkan bila AFC belum bisa memberikan lampu hijau pelaksanaan ASEAN Super League karena pihak penyelenggara belum memberikan kepastian apakah mereka mampu mengatur kompetisi di sela-sela jadwal Piala AFC dan Liga Champions Asia.

AFC menegaskan pelaksanaan ASEAN Super League tetap harus di bawah struktur turnamen yang diselenggarakan AFC. "Mereka (penyelenggara ASL) sudah mengirim surat ke kami bila mereka tidak lagi mengejar realisasi ASL," ujar Windsor John.

Proyek ASEAN Super League ini juga tidak mendapatkan respons dari calon peserta seperti yang diinginkan penyelenggara. Filipina misalnya, melalui Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), sudah menyatakan tak akan ikut serta dengan mengirim perwakilan klub karena mereka sedang fokus pada kompetisi domestik profesional yang baru bergulir tahun ini.

"Kami sudah menentukan sikap, kami harus jujur bila kami harus memprioritaskan dan memberi penekanan pada liga pro kami," kata Edwin Gastanes, Sekjen PFF.

Menariknya, Singapura melalui Presiden Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), Lim Kia Tong, mengungkapkan hal senada.

"Bila liga kami belum berjalan baik, mustahil bagi kami mengirim tim sebagai partisipasi ke ASL karena hal itu hanya akan memberi keuntungan pada tim itu dibandingkan gambaran besar yang kami miliki perihal S League," timpal Kia Tong.

Sementara negara-negara lain seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, disebut hanya memperlihatkan ketertarikan tanpa ada aksi nyata mendukung proyek ini. Hal itu disampaikan R. Sasikumar, mantan pemain Timnas Singapura, yang memiliki perusahan pemasaran dan bekerja sama dengan Liga Filipina (PFL).

"Proyek ini selalu sulit (digulirkan) karena tidak ada peminat dari level tertinggi maupun level federasi. Negara-negara ASEAN seperti Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Malaysia terlihat tidak nyaman dengan konsep ASL," kata Sasikumar.

"Tanpa dukungan besar fans di negara-negara itu yang mendorong nilai komersial ASL, tidak ada yang bisa dijual. Mencoba menarik penggemar ke suatu hal baru selalu jadi tantangan dan ASL harus menyiapkan dana besar untuk memenangkan penggemar," imbuh Sasikumar.

Sebagai catatan, gagasan ASEAN Super League datang dari mantan Presiden Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), Zainudin Nordin. Nordin beberapa kali menegaskan bila ide ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Asosiasi Sepak Bola ASEAN (AFF).

Video Populer

Foto Populer