Sukses


Pemain Persebaya Sudah Biasa Mengambil Penalti, tapi...

Bola.com, Solo - Persebaya Surabaya gagal mengamankan tiket ke semifinal Piala Presiden 2018. Langkah tim Bajul Ijo terhenti setelah tumbang 3-4 dari PSMS Medan melalui adu penalti di Stadion Manahan, Solo, Sabtu sore (3/2/2018).

Kedua tim bermain dengan skor 3-3 di waktu normal. Gol-gol Persebaya disumbang Irfan Jaya melalui titik putih menit ke-33, Feri Pahabol (66'), dan Nelson Alom (69'). Sedangkan PSMS unggul terlebih dahulu berkat N’Guessan Yessoh (5'), Sadney Urikhob (42'), dan Frets Butuan (46').

Pelatih Persebaya, Angel Alfredo Vera, meluapkan kekecewaan seusai pertandingan. Pelatih asal Argentina ini pantas kecewa karena sebenarnya pemain di tim asuhannya sudah dibiasakan mengambil penalti. Alfredo menyebutkan tim asuhannya sudah mempersiapkan diri jika laga berlanjut hingga adu penalti.

Namun, saat adu penalti ada empat pemain Persebaya yang gagal menunaikan tugas jadi eksekutor. Mereka adalah Feri Pahabol, Abu Rizal Maulana, Otavio Dutra, dan Osvaldo Haay.

"Kami sudah biasa latihan penalti. Tapi, mungkin kurang tenang menghadapi lawan. Saya juga lihat kiper lawan (Abdul Rohim) tampil bagus mementahkan tendangan pemain kami," tutur arsitek tim asal Argentina itu.

Di sisi lain, bukan hal mudah buat Irfan Jaya dkk. mengejar keunggulan lawan dengan mencetak dua gol tambahan sehingga membuat skor menjadi imbang hingga waktu normal usai. Hal itu berkat kerja keras semua pemain yang berjuang sampai menit akhir. Alfredo mengapresiasi kerja semua pemainnya.

"Saat skor 3-1 kami punya banyak peluang. Seharusnya kami bisa menang langsung. Tapi, sepak bola memang seperti ini. Kami gagal ke semifinal karena lawan memang main bagus," kata Alfredo.

Kebobolan Terbesar

Hanya, setidaknya ada satu keputusan Alfredo yang menjadi tanda tanya, yakni terkait komposisi pemain. Mantan pelatih Persipura Jayapura tidak memberi kesempatan kepada striker Rishadi Fauzi yang kerap unggul bola atas. Alhasil, pemain belakang PSMS sering kali mematahkan serangan bola udara.

Sebagai gantinya, Alfredo memasukkan Ricky Kayame. Saat Ricky diganti dengan Osvaldo, Osvaldo memasang Feri yang berperan sebagai false nine. Postur tubuh pemain itu pun kalah dengan barisan pertahanan Ayam Kinantan.

"Saya lihat kami bisa masuk dari bawah. Saya ingin pemain yang lebih lincah. Saya pikir kami bisa masuk dengan kombinasi. Kami berhasil masuk sampai situasi satu lawan satu. Tapi, finishing masih kurang," ujar pelatih berusia 45 tahun itu.

Kebobolan tiga gol menjadi catatan tersendiri bagi Alfredo. Ini merupakan jumlah kebobolan terbesar Persebaya sejak dilatih pelatih asal Argentina itu. Sekilas, ada masalah di lini belakang dan kurangnya antisipasi dalam menghentikan serangan balik yang dilancarkan lawan.

"Saya tidak bisa evaluasi sekarang. Mungkin nanti kalau lebih tenang bisa berpikir apa yang terjadi untuk dikoreksi," jawab Alfredo.

Video Populer

Foto Populer