Sukses


Mengenal Frets Butuan, Bintang dari Ternate yang Meroket bersama PSMS

Bola.com, Jakarta - Maluku Utara khususnya Ternate tak pernah kehabisan talenta pesepak bola andal di Indonesia. Banyak pemain Timnas Indonesia yang lahir di kota yang terlelatij di kaki Gunung Gamalama. Sebut saja, Talaohu Abdul Musafri, Rahmat Rivai, Fandy Mochtar, Zulham Zamrun, Rizky Rizaldi Pora, hingga Ilham Udin Armayn.

Kini, darah baru pesepak bola warisan Ternate kembali muncul pada sosok winger PSMS Medan, Frets Listanto Butuan. Pemain berusia 21 tahun itu mulai jadi perbincangan pecinta sepak bola Tanah Air, usai performa apiknya di Piala Presiden 2018. Frets mampu mencetak tiga gol sepanjang turnamen dan mengantar tim berjulukan Ayam Kinantan itu menembus semifinal.

Bukan saat di Piala Presiden 2018 saja, penampilan impresifnya sudah terlihat sejak membela PSMS di kompetisi Liga 2 2017. Pemain kelahiran Ternate 4 Juni 1996 itu jadi pilar utama dan turut mengantar tim lima kali juara Liga Perserikatan itu ke kasta tertinggi musim ini.

Bola.com berbincang dengan Frets Listanto Butuan, Kamis (8/3/2018), dan sedikit mengupas perjalanan putra kedua dari empat bersaudara pasangan Irwan butuan dan Yesmin pulasari hingga jadi pilar penting PSMS Medan.

Bagaimana awal mulanya Anda suka dengan sepak bola?

Seperti kebanyakan anak kecil di Ternate, saya sudah suka sepak bola sejak SD. Lalu setelah itu saya bergabung dengan SSB Adidas Halbar di sana untuk mengembangkan diri.

Adakah dari keluarga yang sebelumnya berkarir sebagai pesepak bola?

Tidak ada. Dari keturunan keluarga memang saya sendiri yang suka dengan sepak bola. Saya memilih olahraga ini karena terlanjur suka dan senang. Apalagi banyak pemain Timnas Indonesia dari Ternate, sehingga sata semakin termotivasi untuk berkarir di sepak bola, dan mendapat banyak prestasi.

 

2 dari 3 halaman

Merantau dan Berseragam TNI

Kapan proses perantauan Anda dimulai?

Saya keluar dari Ternate tahun 2015 saat masuk pendidikan TNI di Ambon sampai 2016. Setelah itu saya pertama kali mendapat dinas di Kostrad di Jakarta. Semenjak masuk jadi tentara itu saya mulai petualangan sebagai perantau.

Setelah itu saja ditarik PS TNI dan ikut Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Kebetulan kan markas PS TNI di Bogor jadi tidak jaduh dari lokasi berdinas. Namun 2017 saat ditarik ke PSMS Medan untuk bermain di Liga 2 sampai sekarang, karena di PSMS banyak pemain dari PS TNI dan juga tentara.

Sebagai pemain muda dan sudah jauh dari keluarga, bagaimana Anda melepas rindu?

Karena sudah jadi cita-cita saya sejak kecil jadi pesepak bola, tentu harus siap jauh daru rumah. Jadi setelah pendidikan di Ambon lalu ke Jakarta, rasanya sudah biasa jauh dari rumah. Tapi tetep sering telepon keluarga di Ternate untuk menanyakan kabar. Kebetulan di Jakarta ada sanak saudara, namun kalau di Medan tidak ada.

PSMS segera menjalani kompetisi di Liga 1. Apa target pribadi Anda musim ini?

Saya hanya ingin menunjukkan performa terbaik saat di latihan maupun pertandingan. Saya ingin memberikan kontribusi nyata bagi PSMS saat mendapat kesempatan.

3 dari 3 halaman

Meniru Eden Hazard

Melihat persaingan di Liga 1 2018?

Kalau untuk persaingan memang berat, butuh kerja keras di lapangan. Klub-klub besar yag sudah lama di kompetisi ini mendatangkan banyak pemain bintang. Seperi Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Bali United. Yang pasti butuh kerja keras dan juga mental yang kuat untuk menjalani musim yang berat. Saya yakin PSMS bisa bersaing.

PSMS terkenal dengan gaya permainan rap-rap. Bagaimana Anda melihatnya sejauh ini?

Saya suka dengan tipe permainan seperti itu. Kami bermain dengan cepat dan kadang tidak kenal kompromi. Itu sangat bagus karena bisa menjatuhkan mental lawan dengan permainan yang taktis dan pressure tinggi. Saya sendiri tidak ada kendala dengan gaya permainan seperti itu.

Bagaimana Anda melihat kemungkinan bisa dipanggil Timnas Indonesia?

Setiap pemain tentu ingin mendapat kesempatan bermain bagi Timnas Indonesia. Namun untuk itu, saya hanya menyerahkan ke pelatih. Saya fokus bermain sebaik mungkin untuk PSMS Medan. Kalau memang dianggap layak dan akhirnya dipanggil tentu harus bersyukur. Kalau belum mendapat kesempatan ya akan bekerja keras lagi dan berharap suatu saat bisa dipanggil ke timnas.

Adakah pemain dunia yang menginspirasi Anda?

Saya mengidolakan Eden Hazard dan Thomas Muller. Hazard punya dribel bola yang bagus dan berani menusuk ke jantung pertahanan lawan. Dia pemain sayap yang komplet. Kalau Muller lebih pintar dalam penempatan posisi untuk mencetak banyak gol.

Video Populer

Foto Populer